Setara Institute: Keterbatasan Pengetahuan Publik Akan Merusak Demokrasi
Ismail Hasni, Ketua Badan Pengurus Setara Institute, memberikan pernyataan terkait hasil survei elektabilitas calon presiden dan wakil presiden yang kontroversial.--
BACAKORAN.CO-Lembaga Survei Setara Institute merilis, survei terkait elektabilitas calon presiden dan calon wakil presiden semakin tidak menentu dalam beberapa hari terakhir.
Ketua badan pengurus Setara Institute Ismail Hasni dalam keterangan tertulisnya mengatakan, publik disuguhi hasil survei mengenai elektabilitas capres dan cawapres tidak masuk akal. Rabu, 22 November 2023.
“Hari-hari ini publik disuguhi hasil survei tentang elektabilitas capres dan cawapres yang semakin tidak masuk akal,” katanya.
Ismail menyebutkan posisi lembaga survei, yang juga merangkap sebagai konsultan politik atau juru kampany yabg berlindung dibalik kebebasan akademik.
“Atau agitator yang ditugasi untuk menggiring opini tentang hal-hal yang dikehendaki oleh pihak yang menugasi,” ujar Ismail.
Ia juga menyayangkan materi-materi survei yang seharusnya tidak untuk dipromosikan, karena bertentangan dengan konstitusi.
Ismail memberikan contoh, seperti survei jabatan tiga periode pada tahun sebelumnya, survei tentang dinasti politik yang merusak demokrasi, dan yang terbaru akhir-akhir ini putusan Mahkamah Konsitusi (MK) nomor 90/PUU-XXI/2023 hingga putusan MKMK.
Menurutnya ditengah keterbatasan pengetahuan publi atas pengambilan sampel secara acak hanya akan merusak demokrasi.
“Di tengah keterbatasan pengetahuan publik atas ‘term-term’ tersebut, pengambilan sampel secara acak, hanya akan menghasilkan afirmasi atas berbagai kehendak-kehendak inkonstitusional, niretika, dan merusak demokrasi,” kata Ismail.
Ditambah lagi, ia menyinggung soal agenda satu putaran pemilihan presiden (Pilpres) 2024 yang disuarakan tim kampanye.*