Dolar AS Pulih buat Rupiah Tertekan, Lesu ke Rp15.505
Ilustrasi nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS--
BACAKORAN.CO – Nilai tukar rupiah melemah 42 poin atau 0,27 persen ke level Rp15.505 per USD pada penutupan perdagangan Selasa (5/12/2023).
Mata uang Garuda melemah terhadap dolar Amerika Serika (AS) yang rebound setelah penurunan tajam.
Hal serupa dialami mayoritas mata uang di kawasan Asia yang kompak takluk terhadap dolar AS.
Tercatat, won Korea Selatan melemah 0,51 persen, ringgit Malaysia minus 0,19 persen, peso Filipina melemah 0,11 persen, dan baht Thailand minus 0,11 persen.
BACA JUGA:Uang Rupiah Logam Beragam Pecahan Ditarik dari Peredaran, Termasuk Koin Langka Banyak Dibuat Cincin
Kemudian dolar Singapura turun 0,02 persen, yuan China melemah 0,04 persen, dan dolar Hong Kong minus 0,01 persen.
Hanya yen Jepang yang menguat 0,06 persen.
Sementara mata uang negara maju terpantau bergerak bervariasi.
Tercatat, poundsterling Inggris dan euro Eropa menguat 0,04 persen, serta franc Swiss menguat 0,08 persen.
BACA JUGA:Sektor Manufaktur RI Bangkit, Rupiah Melaju
Sedangkan dolar Australia melemah 0,11 persen dan dolar Kanada minus 0,08 persen.
Analis pasar uang Lukman Leong mengatakan, rupiah melemah terhadap dolar AS yang rebound setelah penurunan tajam.
"Namun penurunan akan terbatas, dengan investor menantikan data China Caixin PMI,” ujarnya.
Sementara Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelaku pasar mengantisipasi data nonfarm payrolls AS.
BACA JUGA:Ditopang Data IPM dan Inflasi, Rupiah Bakal Lanjutkan Keperkasaan?
Hal itu mengacu pada total jumlah pekerjaan di luar sektor pertanian, termasuk pekerjaan di sektor manufaktur, konstruksi, dan layanan.
Angka nonfarm payrolls sering digunakan sebagai indikator yang dapat memengaruhi pasar keuangan serta kebijakan moneter bank sentral AS.
Harga Fed Fund berjangka pun menunjukkan para pelaku pasar memperkirakan peluang sebesar 49 persen bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada Maret 2024, turun secara substansial dari peluang 60 persen yang terlihat pada awal minggu.
"Ketidakpastian ini juga membantu dolar kembali pulih dari posisi terendah baru-baru ini," tukasnya.