Ditopang Data IPM dan Inflasi, Rupiah Bakal Lanjutkan Keperkasaan?
Nilai tukar Rupiah ditutup melemah pada penutupan perdagangan Jumat sore--
BACAKORAN.CO – Keperkasaan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi bakal berlanjut pada perdagangan pekan depan.
Potensi penguatan ini didorong dengan sikap bank sentral AS alias The Fed yang cenderung dovish.
Pun bangkitnya sektor manufaktur, tercermin dalam indeks Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia pada November yang tercatat naik ke 51,7 dan inflasi 2,86 persen.
Berdasarkan data Bloomberg, mata uang Garuda naik 0,16 persen atau 25 poin ke posisi Rp15.485 per USD pada penutupan perdagangan Jumat (1/12/2023) sore.
BACA JUGA:Sektor Manufaktur RI Bangkit, Rupiah Melaju
Sementara itu indeks dolar terpantau melemah 0,10 persen ke level 103,320.
Mata uang Asia lainnya terpantau bergerak bervariasi cenderung menguat terhadap dolar AS.
Tercatat, Bath Thailand menguat 0,31 persen, rupee India menguat 0,06 persen, peso Filipina naik 0,15 persen.
Sedangkan won Korea turun 1,21 persen, ringgit Malaysia anjlok 0,50 persen, yuan China melemah 0,13 persen dan yen Jepang turun 0,01 persen.
BACA JUGA:Uang Rupiah Logam Beragam Pecahan Ditarik dari Peredaran, Termasuk Koin Langka Banyak Dibuat Cincin
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, para pengambil kebijakan AS sebagian besar mengisyaratkan bahwa siklus pengetatan kemungkinan besar akan berakhir.
Namun, peluang kenaikan suku bunga tetap terbuka jika inflasi tak terhenti.
Data ekonomi AS terbaru menunjukkan, indeks harga PCE AS naik 3 persen year on year (yoy) pada Oktober 2023, melambat dari kenaikan 3,4 persen pada tiga bulan sebelumnya.
"Belanja pribadi juga melambat sementara klaim pengangguran terus mencapai angka tertinggi dalam dua tahun," ujar Sutopo.
BACA JUGA:Rupiah Lanjut Perkasa, Ditopang Faktor Ini
Indeks dolar AS tercatat turun 3 persen pada November, kinerja bulanan terburuk dalam satu tahun di tengah spekulasi bahwa bank sentral dapat mulai menurunkan suku bunga tahun depan.
Analis Mata Uang Lukman Leong juga memprediksi, kurs rupiah akan menguat pada perdagangan besok, Senin (4/12/2023).
Dolar AS berpotensi kembali melemah setelah nada dovish dalam pidato Kepada The Fed Jerome Powell pada Jumat (1/12).
Di samping itu, data manufaktur ISM AS masih terkontraksi dan lebih rendah dari harapan.
BACA JUGA:Dua Aspek Ini Masih Jadi Pendorong Rupiah Perkasa Hajar Dolar AS
ISM Manufacturing PMI bulan November 2023 tercatat berada di level 46,7 lebih rendah dari prediksi konsensus di 47,6.
Lukman memprediksi, nilai tukar rupiah akan berada di kisaran Rp15.400-Rp15.500 per USD.