bacakoran.co

Badai El Nino Mengancam Populasi Gajah 45 Ribu Ekor, ini Jumlah yang Telah Mati!

Badai El Nino mengakibatkan puluhan gajah mati dan berpotensi mengancam populasi di Taman Nasional Hwange --

BACAKORAN.CO - Badai El Nino telah mengakibatkan iklim panas ekstrem menerjang Negara Zimbabwe sekarang ini.

Perubahan iklim itu, telah mengakibatkan terjadi kekeringan yang luar biasa di benua Afrika itu.

Kondisi kekeringan itu, berpotensi mengancam populasi gajah di Taman Nasional Hwange mencapai 45.000 ekor.

BACA JUGA:Warga Resah Setiap Malam Gajah Masuk Kawasan Pemukiman Warga,  BKSDA : HTI Lakitan Memang Habitat Gajah Liar

Bayangkan saja gajah dewasa membutuhkan 200 liter air per hari. 

Meskipun terdapat 104 sumur bor bertenaga surya, sumber air yang semakin berkurang.

Membuat pompa air tidak mampu menyediakan kebutuhan air yang memadai.

Kondisi kekeringan itu, telah mengakibatkan puluhan gajah ditemukan mati kehausan di Taman Nasional Hwange, Zimbabwe.

BACA JUGA:Tragedi Sungai Ogan! Guru Honor SD Gajah Sakti, Ditemukan Tak Bernyawa

Menurut Ahli Ekologi Taman Nasional Hwange, Daphine Madhlamoto, cuaca lebih panas dan kering sepanjang tahun karena El Nino telah memperparah situasi. 

Forum COP28 tentang aksi penanganan iklim di Dubai pun mengangkat sorotan terhadap dampak global dari fenomena cuaca ini.

Taman Nasional Hwange, yang tidak dilintasi aliran sungai besar.

Bergantung pada sumur bor bertenaga surya untuk menyediakan air bagi hewan-hewan di dalamnya. 

BACA JUGA:Taman Nasional Way Kambas, Rumah Gajah Liar Asli Sumatera Yang Eksotis

Dengan air permukaan yang semakin menyusut, lubang air buatan menjadi satu-satunya harapan.

Tetapi kekeringan telah menyebabkan kematian puluhan gajah.

"Kami mengandalkan lubang air buatan karena air permukaan menyusut. Karena gajah sangat bergantung pada air," ungkap Daphine.

BACA JUGA:Kolaborasi, Kampanyekan Keharmonisan Gajah dan Manusia Secara Digital

Lanskap taman nasional dipenuhi bangkai gajah yang bergelimpangan di sekitar lubang air.

Bahkan beberapa gajah menjadi mangsa singa di semak-semak. 

Pejabat taman nasional menyatakan bahwa perubahan iklim telah secara nyata merasuki taman.

Terutama dengan menurunnya curah hujan.

Saat ini, kelompok-kelompok konservasi sedang berupaya keras menyediakan tambahan air.

BACA JUGA:Bekuk Vietnam, Gajah Putih Betina Juara AFF U-19 Woman Championship 2023

Dengan melakukan penggalian lubang baru dan meningkatkan kapasitas pompa air melalui sumur bertenaga surya. 

Upaya ini menjadi respons mendesak menghadapi perkiraan bahwa kemarau di Zimbabwe.

Akan berlanjut hingga tahun 2024, menurut badan meteorologi setempat.

Keberlanjutan hidup gajah-gajah di Taman Nasional Hwange membutuhkan perhatian serius.

BACA JUGA:BLT El Nino Rp400 Ribu: Siapa Saja yang Berhak, Bagaimana Cara Ceknya, dan Kapan Waktunya Cair?

Tindakan kolektif untuk mengatasi krisis kekeringan yang disebabkan oleh perubahan iklim global.

 

Badai El Nino Mengancam Populasi Gajah 45 Ribu Ekor, ini Jumlah yang Telah Mati!

Yudi

Yudi


- badai el nino telah mengakibatkan iklim panas ekstrem menerjang negara sekarang ini.

perubahan iklim itu, telah mengakibatkan terjadi kekeringan yang luar biasa di benua afrika itu.

kondisi kekeringan itu, berpotensi mengancam populasi gajah di taman nasional hwange mencapai 45.000 ekor.

bayangkan saja gajah dewasa membutuhkan 200 liter air per hari. 

meskipun terdapat 104 sumur bor bertenaga surya, sumber air yang semakin berkurang.

membuat pompa air tidak mampu menyediakan kebutuhan air yang memadai.

kondisi kekeringan itu, telah mengakibatkan puluhan gajah ditemukan mati kehausan di

menurut ahli ekologi taman nasional hwange, daphine madhlamoto, cuaca lebih panas dan kering sepanjang tahun karena el nino telah memperparah situasi. 

forum cop28 tentang aksi penanganan iklim di dubai pun mengangkat sorotan terhadap dampak global dari fenomena cuaca ini.

taman nasional hwange, yang tidak dilintasi aliran sungai besar.

bergantung pada sumur bor bertenaga surya untuk menyediakan air bagi hewan-hewan di dalamnya. 

dengan air permukaan yang semakin menyusut, lubang air buatan menjadi satu-satunya harapan.

tetapi kekeringan telah menyebabkan kematian puluhan gajah.

"kami mengandalkan lubang air buatan karena air permukaan menyusut. karena gajah sangat bergantung pada air," ungkap daphine.

lanskap taman nasional dipenuhi bangkai gajah yang bergelimpangan di sekitar lubang air.

bahkan beberapa gajah menjadi mangsa singa di semak-semak. 

pejabat taman nasional menyatakan bahwa perubahan iklim telah secara nyata merasuki taman.

terutama dengan menurunnya curah hujan.

saat ini, kelompok-kelompok konservasi sedang berupaya keras menyediakan tambahan air.

dengan melakukan penggalian lubang baru dan meningkatkan kapasitas pompa air melalui sumur bertenaga surya. 

upaya ini menjadi respons mendesak menghadapi perkiraan bahwa kemarau di zimbabwe.

akan berlanjut hingga tahun 2024, menurut badan meteorologi setempat.

keberlanjutan hidup gajah-gajah di taman nasional hwange membutuhkan perhatian serius.

tindakan kolektif untuk mengatasi krisis kekeringan yang disebabkan oleh perubahan iklim global.

 

Tag
Share