bacakoran.co

Terungkap! Alasan RI Pindah Ibu Kota Negara, Dibocorkan Presiden AS Joe Biden

PProyeksi Jakarta tenggelam pada 10 tahun ke depan menjadi salah satu alasan ibu kota negara pindah ke Nusantara Kalimantan Timur--radarcirebon.com

BACAKORAN.CO – Ibu kota negara (IKN) Republik Indonesia dipindah ke Nusantara, Kalimantan Timur (Kaltim).

Nama ibu kota negara baru tersebut yaitu Nusantara.

Keputusan pemerintah memindahkan ibu kota dari Jakarta itu pun menimbulkan pro dan kontra.

Lantas, mengapa ibu kota negara harus pindah ke tempat yang baru?

BACA JUGA:MenPANRB Kantongi Nama 3.246 ASN, Bakal Pindah ke IKN Juli 2024, Ini 5 Tahap Mekanismenya!

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengungkapkan alasan kenapa Indonesia perlu pindah ibu kota.

Presiden Biden menyebutkan adanya urgensi atau hal mendesak dalam memindahkan ibu kota dari Jakarta.

Pada tahun 2021 lalu, Biden menyebut Jakarta akan tenggelam dalam 10 tahun ke depan.

Pernyataan itu disampaikannya saat berbicara mengenai perubahan iklim dalam pidato sambutan di kantor Direktur Intelijen Nasional AS kala itu.

BACA JUGA:Sri Mulyani Jamin Proyek IKN, Terapkan Skema KPBU Tarik Konsorsium Nusantara

Menurut Biden, perubahan iklim adalah ancaman terbesar akibat perubahan iklim yang saat ini sedang menghantui seluruh dunia.

Perubahan iklim menyebabkan naiknya permukaan laut dan akan mengakibatkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal, mata pencaharian dan kehidupan.

"Jika, pada kenyataannya, permukaan laut naik dua setengah kaki lagi, Anda akan memiliki jutaan orang yang bermigrasi, memperebutkan tanah yang subur," ujarnya dalam pidato itu sebagaimana dipublikasikan oleh Gedung Putih.

"Apa yang terjadi di Indonesia jika proyeksinya benar bahwa, dalam 10 tahun ke depan, mereka mungkin harus memindahkan ibu kotanya karena mereka akan berada di bawah air?" cetusnya.

BACA JUGA:Jokowi Prioritaskan Investor Dalam Negeri, Untuk Pembangunan IKN

Pemindahan ibu kota negara RI dari Jakarta ke Nusantara makin serius dilaksanakan pemerintah.

Teranyar, Jakarta akan dijadikan sebagai provinsi kawasan aglomerasi setelah tidak lagi berstatus daerah khusus ibukota atau DKI.

Perlu diketahui, Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA mengatakan, meningkatnya suhu global dan lapisan es yang mencair membuat banyak kota di pesisir, seperti Jakarta menghadapi risiko banjir dan juga luapan air laut yang semakin besar.

Menurut Nasa, kenaikan laut global yang rata-rata sebesar 3,3 mm per tahun dan adanya tanda badai hujan makin intens saat atmosfer memanas, akan menjadikan banjir sebagai "hal biasa".

BACA JUGA:Sektor Ini Peluang Raup Cuan Gede di IKN, Tertarik Investasi?

Bahkan, sejak tahun 1990-an banjir besar telah terjadi di Jakarta.

Pada musim hujan 2007, banjir menimbulkan kerusakan dengan 70 persen wilayah terendam.

NASA juga mengunggah gambar landsat yang menunjukkan evolusi Jakarta dalam tiga dekade terakhir.

Adanya aktivitas pembabatan hutan dan vegetasi lain dengan permukaan kedap air di daerah pedalaman di sepanjang Sungai Ciliwung dan Cisadane berimbas pada berkurangnya jumlah air yang dapat diserap.

BACA JUGA:Presiden RI Ajak Penggiat Seni Hingga Influencer Lihat Pembangunan IKN, Progres Kantor Presiden Capai 38%

Ini menyebabkan adanya limpahan serta banjir bandang.

Populasi wilayah Jakarta lebih dari dua kali lipat antara tahun 1990 dan 2020 telah membuat lebih banyak orang yang memadati dataran banjir dengan resiko tinggi.

Hal ini kemudian diperparah oleh saluran sungai dan kanal yang menyempit atau tersumbat secara berkala oleh sedimen dan sampah.

Sehingga sangat rentan terhadap luapan.

Terungkap! Alasan RI Pindah Ibu Kota Negara, Dibocorkan Presiden AS Joe Biden

Ramadhan Evrin

Ramadhan Evrin


bacakoran.co – (ikn) republik indonesia dipindah ke , kalimantan timur (kaltim).

nama ibu kota negara baru tersebut yaitu nusantara.

keputusan pemerintah memindahkan ibu kota dari jakarta itu pun menimbulkan pro dan kontra.

lantas, mengapa ibu kota negara harus pindah ke tempat yang baru?



presiden amerika serikat (as) joe biden mengungkapkan alasan kenapa indonesia perlu pindah ibu kota.

presiden biden menyebutkan adanya urgensi atau hal mendesak dalam memindahkan ibu kota dari jakarta.

pada tahun 2021 lalu, biden menyebut jakarta akan tenggelam dalam 10 tahun ke depan.

pernyataan itu disampaikannya saat berbicara mengenai perubahan iklim dalam pidato sambutan di kantor direktur intelijen nasional as kala itu.



menurut biden, perubahan iklim adalah ancaman terbesar akibat perubahan iklim yang saat ini sedang menghantui seluruh dunia.

perubahan iklim menyebabkan naiknya permukaan laut dan akan mengakibatkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal, mata pencaharian dan kehidupan.

"jika, pada kenyataannya, permukaan laut naik dua setengah kaki lagi, anda akan memiliki jutaan orang yang bermigrasi, memperebutkan tanah yang subur," ujarnya dalam pidato itu sebagaimana dipublikasikan oleh gedung putih.

"apa yang terjadi di indonesia jika proyeksinya benar bahwa, dalam 10 tahun ke depan, mereka mungkin harus memindahkan ibu kotanya karena mereka akan berada di bawah air?" cetusnya.



pemindahan ibu kota negara ri dari jakarta ke nusantara makin serius dilaksanakan pemerintah.

teranyar, jakarta akan dijadikan sebagai provinsi kawasan aglomerasi setelah tidak lagi berstatus daerah khusus ibukota atau dki.

perlu diketahui, badan antariksa amerika serikat, nasa mengatakan, meningkatnya suhu global dan lapisan es yang mencair membuat banyak kota di pesisir, seperti jakarta menghadapi risiko banjir dan juga luapan air laut yang semakin besar.

menurut nasa, kenaikan laut global yang rata-rata sebesar 3,3 mm per tahun dan adanya tanda badai hujan makin intens saat atmosfer memanas, akan menjadikan banjir sebagai "hal biasa".



bahkan, sejak tahun 1990-an banjir besar telah terjadi di jakarta.

pada musim hujan 2007, banjir menimbulkan kerusakan dengan 70 persen wilayah terendam.

nasa juga mengunggah gambar landsat yang menunjukkan evolusi jakarta dalam tiga dekade terakhir.

adanya aktivitas pembabatan hutan dan vegetasi lain dengan permukaan kedap air di daerah pedalaman di sepanjang sungai ciliwung dan cisadane berimbas pada berkurangnya jumlah air yang dapat diserap.



ini menyebabkan adanya limpahan serta banjir bandang.

populasi wilayah jakarta lebih dari dua kali lipat antara tahun 1990 dan 2020 telah membuat lebih banyak orang yang memadati dataran banjir dengan resiko tinggi.

hal ini kemudian diperparah oleh saluran sungai dan kanal yang menyempit atau tersumbat secara berkala oleh sedimen dan sampah.

sehingga sangat rentan terhadap luapan.

Tag
Share