Bikin Geleng Kepala! Merayakan Natal Pelanggaran Berat, Terancam Hukuman Mati Di Negara ini
Merayakan Natal merupakan pelanggaran berat dan terancam hukuman mati--
BACAKORAN.CO -Umat Kristiani di seluruh dunia merayakan Natal sebagai hari kelahiran Yesus Kristus setiap tahunnya.
Di beberapa negara, perayaan ini tidak hanya dianggap tabu, tetapi juga berpotensi menghadirkan konsekuensi serius bagi para pelakunya.
Salah satu contoh yang paling ekstrem adalah Korea Utara (Korut).
Meskipun pohon Natal yang dihiasi memenuhi jalanan Pyongyang.
BACA JUGA:Timnas Indonesia U-24 Evaluasi Kesalahan untuk Kalahkan Korea Utara
Perayaan Natal di Korea Utara adalah pelanggaran berat yang bisa berujung pada hukuman penjara atau bahkan hukuman mati.
Hal ini disebabkan oleh larangan keras dari pemerintah yang melarang penduduknya mempraktekkan ajaran agama apa pun.
Seorang pembelot, Kang Jimin, memberikan wawasan unik tentang bagaimana kehidupan di Korea Utara.
Membuatnya sama sekali tidak menyadari keberadaan Natal.
Menurutnya, masyarakat Korea Utara tidak mengenali Yesus Kristus sebagai Tuhan.
Karena pemerintah mendeklarasikan keluarga Kim sebagai Tuhan mereka.
BACA JUGA:Ini yang Harus Dilakukan Indonesia saat Hadapi Korea Utara
Meski ada pohon Natal yang hiasannya menghiasi kota, warga Korea Utara tidak menyadari konotasi perayaan tersebut.
Pohon tersebut menjadi bagian dari lanskap sepanjang tahun, tanpa pemahaman tentang makna Natal.
Namun, sejarah mencatat bahwa Korea Utara pernah menjadi pusat Kekristenan sebelum pecahnya Perang Korea.
Sebelumnya disebut sebagai "Jerusalem di Timur," negara ini memiliki banyak pendeta yang berasal dari wilayah utara Korea.