bacakoran.co- beberapa pendapat ulama dan para ustadz dalam menanggapi perayaan .
syaikh prof assudais mengatakan sebagian orang muslim merayakan masuknya .
sedangkan seorang seharusnya senantiasa bangga dengan keislaman dan keimanan.
serta ittiba'-nya terhadap al-qur'an dan .
seharusnya ia merasa bangga dengan sunnah .
oleh sebab itu para ulama mengharamkan perayaan tersebut, berdasarkan dalil-dalil dari al-qur'an dan sunnah.
karena itu yang menyerupai non muslim dalam hari raya dan perayaan mereka, dan tidak terkecoh oleh orang yang menyepelekan perkara tersebut.
maka berbanggalah kaum muslimin dengan identitas dalam ketaatan.
jika perayaan pada bulan atau tahun hijriyah saja tidak disyariatkan.
maka bagaimanakah dengan yang selain itu?
juga bilang, haram bagi kaum muslim mengucapkan selamat pada acara orang nasrani atau agama lain.
itu wilayah keyakinan iman kita, islam itu indah.
tidak ada paksaan kepada siapapun untuk percaya pada agama islam.
tapi kita orang islam dilarang mengikuti keyakinan kita pada keyakinan agama lain.
juga mengatakan bahwa ia tidak mengerti terhadap orang islam yang terlalu berani merayakan malam tahun baru masehi.
bahkan mereka adakan acara tabliq akbar, zikir dan sholawat bersama lah.
kenapa harus diadakan acara seperti ini? karena ini akan menimbulkan masalah.
orang yang mengadakan tahun baru itu, orang yang tidak paham masalah agama.
kalau ada acara-acara lain seperti tabliq akbar, maka akan menjadi masalah.
orang akan menganggap "oh orang nasrani lagi rayakan dengan perbuatan terlarang dan maksiat.
kita orang islam rayakan dengan ceramah bahkan ada doa bersama di malam tahun baru masehi".
tahun baru itu diadakan oleh orang nasrani untuk memperingati hari lahirnya nabi isa.
bagaimana bisa kita merayakan hari lahirnya nabi isa.
sedangkan hari lahirnya nabi muhammad saja tidak dirayakan?
menegaskan bahwa umat muslim sebaiknya tidak ikut serta dalam perayaan tahun baru.
karena kegiatan yang sering terjadi dalam perayaan tersebut dapat membawa kepada tindakan yang melanggar ajaran agama.
"apa yang dilakukan umat pada saat itu?
bersenang-senang, berfoya-foya, dan mayoritas perayaan ini dilakukan oleh non-muslim.
karena mereka bangga dengan perayaan tahun baru mereka,
yang penuh dengan pelanggaran agama," katanya.
"menyelaraskan diri dengan budaya-budaya kafir tersebut adalah yang tidak disarankan. terkait dengan hari,
kita dapat menggunakan hari mereka,
dan untuk tanggal, kita juga dapat menggunakan tanggal mereka," tambahnya.
sebuah renungan terhadap sejarah perayaan masehi menjadi penting bagi kaum .
sebab harus kamu tau, dalam kebudayaan tidak ada perayaan untuk tahun baru .
dan para ulama sebagian melarang kaum merayakan masehi.
karena menyerupai suatu kaum, yang sudah dijelaskan dalam
عن ابن عمر رضي الله عنه قال، قل رسول الله صلى الله عليه وسلم:"مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُم."
dari ibnu umar radhiyallahu anhu berkata, sallallahu alaihi wa sallam bersabda,
"barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka." (hr. , al-libas, 3512. al-albany berkata dalam shahih abu dawud, hasan shahih no. 3401)
ini menunjukkan larangan yang keras, peringatan
dan ancaman atas perbuatan menyerupai orang-orang .
dalam perkataan, perbuatan, pakaian, hari-hari raya, dan peribadahan mereka.
serta perkara mereka yang lain yang tidak disyariatkan bagi kita dan kita tidak mentaqrir (menyetujui)nya untuk kita.
dengan pemahaman lebih dalam, kita dapat memahami signifikansi perayaan ini dalam kehidupan sehari- hari.
terkadang, tanpa menyadari, kita turut larut dalam euforia perayaan ini.
perayaan tahun baru masehi memiliki latar belakang dari tradisi paganisme dan di masa lalu, mewarisi peradaban romawi kuno.
setiap tahun, dunia merayakan pergantian tahun dengan penuh semarak.
dari kota- kota besar hingga desa- desa terpencil.
media massa turut mempromosikan perayaan ini secara luas.
membuat sebagian besar kaum muslim terpengaruh oleh keistimewaan momen ini.
acara perayaan tahun baru masehi disusun secara megah dan meriah.
dilengkapi dengan sorak- sorai, , , dan berbagai hiburan lainnya.
namun, dibalik hingar- bingarnya, kita harus memahami akar sejarah perayaan ini.
berasal dari , perayaan ini memiliki hubungan dengan paganisme dan zoroastrianisme, bukan agama kristen.
memperkenalkan penanggalan baru yang berbasis pada matahari.
tahun masehi dimulai pada bulan , diambil dari dewa janus yang memiliki dua wajah.
tanggal 1 januari dipilih sebagai hari pertama tahun sebagai penghormatan kepada dewa janus.
awalnya hanya digunakan oleh romawi, tetapi setelah kristen menjadi agama resmi.
sistem penanggalan ini diadopsi, dengan tahun kelahiran yesus kristus sebagai tahun baru.
pergantian tahun menjadi penting secara religius pada abad pertengahan, mengakui hari natal dan paskah.
tradisi perayaan malam tahun baru semakin berkembang, melibatkan simbol- simbol agama , yahudi, dan majusi.
dalam pergantian tahun ini, simbol ( kristen), terompet( ), dan kembang api ()
turut berperan, menunjukkan adanya tiga perayaan agama secara bersamaan.
namun, bagi seorang , pertanyaannya apakah layak terlibat dalam perayaan yang sejarahnya tidak berasal dari ajaran ?
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada sebenar-benar takwa kepada-nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama islam. ( ayat 102).
ini menjadi pertimbangan kritis yang tidak dapat diabaikan.***