Kapal perusak Iran memasuki Laut Merah melalui Selat Bab al-Mandab, Siap Perang dengan Amerika Serikat.
Kapal perang Alborz adalah salah satu kapal maritim modern milik Angkatan Laut Iran dilengkapi sistem rudal presisi dan rudal jelajah. | commons.wikimedia.org--
BACAKORAN.CO - Sebuah kapal perusak canggih milik Angkatan Laut Iran memasuki Laut Merah melalui Selat Bab al-Mandab pada hari Senin (1/1).
Kapal perang Alborz adalah bagian dari Grup 94 Angkatan Laut dan dilengkapi dengan rudal jelajah jarak jauh. Kapal ini dianggap sebagai salah satu kapal perusak yang tangguh dimiliki Iran saat ini.
Kapal militer Iran ini telah melakukan misi regulernya untuk menjaga keamanan maritim, memerangi bajak laut di laut lepas, dan tugas-tugas lainnya sejak 2009.
BACA JUGA:Houthi Yaman Mengaku Bertanggung Jawab atas Serangan Terbaru Kapal Kontainer di Laut Merah.
Alborz bergabung dengan armada laut Iran pada tahun 1972 di Bandar Abbas (Iran Selatan) dan telah menjalani berbagai proses pengembangan dan modernisasi, dan pada tahun 2020 kapal itu dilengkapi dengan sistem rudal berpemandu presisi.
Pada 2015, pernah juga memasuki Selat Bab al-Mandab, dan pada 2019, mengambil bagian dalam latihan angkatan laut trilateral yang melibatkan Rusia, Cina, dan Iran.
BACA JUGA:Sekutu Amerika Serikat Enggan Gabung dengan Misi untuk Melindungi Pelayaran di Laut Merah.
Yaman Terapkan Larangan berlayar di Laut Merah tanggapan atas Perang dan Blokade Brutal Israel atas Gaza.
Perkembangan ini bertepatan dengan meningkatnya ketegangan di Laut Merah, dipicu oleh Amerika Serikat membentuk koalisi militer maritim dengan tujuan menghentikan operasi Yaman untuk mendukung Gaza.
Langkah Iran ini memperumit tujuan Washington untuk mengamankan jalur air di laut merah dan dilihat sebagai tantangan bagi gugus tugas maritim pimpinan AS tersebut.
BACA JUGA:Mesir Menolak untuk Ikut Aktif Ambil Bagian dalam Pasukan Koalisi Laut Merah
Dalam laporan terbarunya, Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan bahwa perang Israel sejauh ini telah menyebabkan korban hampir 22.000 warga Palestina, lebih dari 70% di antaranya adalah wanita dan anak-anak.
Pada bulan November, Yaman memberlakukan larangan terhadap kapal-kapal menuju Israel dan berafiliasi dengan negara Zionis untuk melewati Laut Merah dan laut Arab, sebagai tanggapan atas perang brutal negara Apartheid ini atas Gaza.
Sementara itu, Yaman berulang kali menegaskan bahwa tindakan ini akan bertahan sampai agresi berhenti dan pasokan makanan dan obat-obatan yang memadai diizinkan masuk ke Jalur Gaza yang diblokade.