Pelaku Pasar Wait and See Pemangkasan Suku Bunga The Fed, Rupiah Kembali Dekati Rp15.500
Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS dimana pelaku pasar wait and see kebijakan The Fed.--freepik @8photo
BACA JUGA:Rupiah Menguat Tajam, Tembus di Bawah Rp15.500 Didorong Data Eksternal
Dari sentiment dalam negeri, pelemahan rupiah juga seiring inflasi 2023 yang tercatat mencapai 2,61 persen year on year (yoy).
Angka itu terendah dalam dua dekade terakhir.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan nonfarm payrolls menunggu kode lebih lanjut terkait penurunan suku bunga Federal Reserve System alias The Fed.
Pasar sekarang fokus pada data utama nonfarm payrolls untuk Desember yang akan dirilis Jumat ini.
BACA JUGA:BI Tahan Suku Bunga, Rupiah dan IHSG Malah Terkapar, Faktor Apa Jadi Penyebabnya?
Menurut Ibrahim, alat Fedwatch CME menunjukkan para pedagang memperkirakan peluang lebih dari 70 persen bahwa bank sentral akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Maret mendatang.
Namun sebelum pembacaan bulan Maret, kata Ibrahim, The Fed masih harus menghadapi serangkaian pembacaan perekonomian.
“Terutama mengenai inflasi dan pasar tenaga kerja,” terangnya.
Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Indonesia pada tahun 2023 sebesar 2,61 persen yoy.
BACA JUGA:Pergerakan Rupiah Pekan Depan, Apa Efek Keputusan The Fed Tahan Suku Bunga Masih Akan Berlanjut?
Terendah dalam dua dekade terakhir.
Rendahnya inflasi pada 2023 didorong pengendalian yang baik oleh pemerintah maupun Bank Indonesia (BI).