bacakoran.co – tak hanya mata uang dunia, atau indeks harga konsumen utama amerika serikat (as) yang dirilis pada kamis (11/1/2024) waktu setempat juga berimbas pada melemahnya .
harga emas di pasar spot terpantau turun 0,4 persen menjadi us$2,021.39 per ounce.
sedangkan emas berjangka as ditutup melemah 0,3 persen ke posisi us$2027,8.
ahli strategi pasar senior di rjo futures bob haberkorn menerangkan, data inflasi yang lebih rendah dari perkiraan akan memberi federal reserve system alias the fed lebih banyak alasan untuk memangkas suku bunga.
hal ini akan mendorong naiknya harga emas.
adapun indeks dolar (.dxy) turun sekitar 0,2 persen, membuat emas batangan lebih terjangkau bagi pembeli pemegang mata uang selain dolar.
tercatat, perak spot turun 0,3 persen menjadi us$22,91 per ounce.
platinum turun 1,3 persen ke posisi terendah hampir satu bulan di us$917,55.
sedangkan paladium naik 1,8 persen menjadi us$995,69.
inflasi tahun-ke-tahun diperkirakan sebesar 3,2 persen pada bulan desember.
tetapi inflasi inti kemungkinan akan landai menjadi 3,8 persen, terendah sejak pertengahan tahun 2021.
diungkapkan dalam laporan federal reserve new york, konsumen memperkirakan penurunan inflasi, sedangkan gubernur fed michelle bowman menyatakan bahwa kebijakan moneter bank sentral tampaknya cukup membatasi.
dimana imbal hasil treasury as tenor 10-tahun meningkat, mengurangi daya tarik emas batangan.
suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang berinvestasi pada emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.
“jika pasar harus melemahkan pertaruhan penurunan suku bunga pada bulan maret, harga emas spot mungkin akan kembali melemah dalam waktu singkat di domain di bawah us$2.000,” ujar han tan, kepala analis pasar di exinity group.
tapi tetap saja, terangnya, kenaikan harga emas batangan tidak akan memiliki keraguan untuk memulihkan harga emas kembali di atas angka psikologis setelah pasar mendapatkan pemahaman yang lebih kuat mengenai arah kebijakan the fed.