Pelaku Pasar Masih Harapkan Pemangkasan Suku Bunga, Rupiah Bekuk Dolar AS

Rupiah balik menguat terhadap dolar AS jelang rilis data inflasi dan harapan pemangkasan suku bunga The Fed.--freepik @jcomp

BACAKORAN.CO – Rupiah bergerak fluktuatif dalam tiga hari terakhir, sejak awal pekan.

Setelah sempat rebound, lalu berakhir di zona merah pada perdagangan Rabu (10/1/2024), nilai tukar rupiah kembali menguat ke posisi Rp15.548 per USD saat penutupan perdagangan hari ini.

Mata uang Garuda menguat 21 poin atau 0,13 persen dibandingkan perdagangan sebelumnya.

Sementara indeks dolar Amerika Serikat (AS) melemah 0,13 persen ke level 102,23.

BACA JUGA:Senasib dengan Rupiah, Harga Emas Ikut Ambles, Faktor Ini Jadi Biang Keroknya!

Adapun mata uang Asia mayoritas bekuk dolar AS.

Tercatat, yen Jepang menguat 0,25 persen, dolar Singapura naik 0,17 persen, dolar Taiwan menguat tipis 0,08 persen, won Korea naik 0,57 persen, peso Filipina melesat 0,49 persen, dan yuan China menguat 0,17 persen.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pasar sekarang menunggu data inflasi atau indeks harga konsumen (IHK) utama Amerika Serikat (AS) pada akhir Desember 2023 yang dirilis Kamis (11/1/2024) waktu setempat.

Inflasi IHK umum, terang Ibrahim, diperkirakan sedikit meningkat.

BACA JUGA:Pelaku Pasar Wait and See Data Ini, Bagaimana Pergerakan Rupiah Hari Ini?

Sedangkan IHK inti diperkirakan terus turun.

“Inflasi diperkirakan tetap jauh di atas target tahunan bank sentral sebesar dua persen," terangnya dalam riset.

Para pelaku pasar sepertinya masih mempertahankan ekspektasi terhadap penurunan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada Maret 2024.

Indikator CME Fedwatch menunjukkan para pelaku pasar memperkirakan peluang 59,4 persen untuk pemangkasan suku bunga pada Maret 2024, turun dari 64 persen yang terlihat awal pekan ini.

Pelaku Pasar Masih Harapkan Pemangkasan Suku Bunga, Rupiah Bekuk Dolar AS

Ramadhan Evrin

Ramadhan Evrin


bacakoran.co – rupiah bergerak fluktuatif dalam tiga hari terakhir, sejak awal pekan.

setelah sempat rebound, lalu berakhir di zona merah pada perdagangan rabu (10/1/2024), kembali menguat ke posisi rp15.548 per usd saat penutupan perdagangan hari ini.

mata uang garuda menguat 21 poin atau 0,13 persen dibandingkan perdagangan sebelumnya.

sementara indeks (as) melemah 0,13 persen ke level 102,23.

adapun mata uang asia mayoritas bekuk dolar as.

tercatat, yen jepang menguat 0,25 persen, dolar singapura naik 0,17 persen, dolar taiwan menguat tipis 0,08 persen, won korea naik 0,57 persen, peso filipina melesat 0,49 persen, dan yuan china menguat 0,17 persen.

direktur laba forexindo berjangka ibrahim assuaibi mengatakan, pasar sekarang menunggu data inflasi atau indeks harga konsumen (ihk) utama amerika serikat (as) pada akhir desember 2023 yang dirilis kamis (11/1/2024) waktu setempat.

inflasi ihk umum, terang ibrahim, diperkirakan sedikit meningkat.

sedangkan ihk inti diperkirakan terus turun.

“inflasi diperkirakan tetap jauh di atas target tahunan bank sentral sebesar dua persen," terangnya dalam riset.

para pelaku pasar sepertinya masih mempertahankan ekspektasi terhadap penurunan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada maret 2024.

indikator cme fedwatch menunjukkan para pelaku pasar memperkirakan peluang 59,4 persen untuk pemangkasan suku bunga pada maret 2024, turun dari 64 persen yang terlihat awal pekan ini.

selain data ekonomi as, fokus juga tertuju pada inflasi dan perdagangan china di desember 2023 yang rilis pada jumat (12/1/2024) waktu setempat.

dimana china diperkirakan masih mengalami disinflasi pada desember.

lalu aktivitas perdagangan, terutama ekspor diperkirakan menurun.

dari dalam negeri, rupiah sedikit terbantu data cadangan devisa indonesia yang lebih tinggi dari perkiraan.

adapun cadangan devisa indonesia mencapai us$146,4 miliar pada akhir desember 2023.

jumlah itu naik us$8,3 miliar dibandingkan posisi akhir november 2023 senilai us$138,1 miliar.

menurut data badan pusat statistik (bps), neraca perdagangan kumulatif indonesia sepanjang januari hingga november 2023 turun us$16,91 miliar dari periode yang sama pada 2022.

neraca perdagangan barang kembali mengalami surplus selama 43 bulan berturut-turut meskipun lebih rendah dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu.

Tag
Share