3 Resiko Jika Tidak Memeriksakan Kehamilan

Beberapa tanda bahaya kehamilan memerlukan tenaga kesehatan untuk mendeteksinya. Kurangnya pergerakan janin misalnya. Foto : Dok. Kemenkes RI--

BACAKORAN.CO – Selamat ya Bund, atas kehamilannya. Pastikan Bunda selalu sehat dan happy, agar Si Kecil bisa tumbuh kembang dengan baik. Oya, bagi Bunda yang baru pertama punya pengalaman hamil, pasti akan banyak bertanya mengenai cara menjaga kehamilan.

Bisa jadi saking bahagianya dengan kehamilan, Bunda jadi bertanya banyak pada orang tua, mertua, keluarga bahkan teman-teman yang sudah punya pengalaman hamil sebelumnya.

Namun tahukan Bunda, bahwa bertanya pada teman atau kerabat yang sudah mengalami kehamilan dan persalinan saja tidak cukup? Ayah dan Bunda perlu memeriksakan kehamilan ke tenaga kesehatan.

BACA JUGA:Nutrisi dan 8 Manfaat Buah Alpukat untuk Ibu Hamil

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyatakan, pemeriksaan kehamilan dilakukan minimal 4 (empat) kali selama masa kehamilan, yaitu 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada trimester kedua, dan 2 kali pada trimester ketiga.

Bahkan, dikutip BACAKORAN.CO dari berbagai sumber, tidak memeriksakan kehamilan bisa membuat ibu hamil menghadapi berbagai bahaya, yakni:

1. Tidak mendapat penanganan yang tepat pada tanda bahaya kehamilan

Pada masa kehamilan, mual dan muntah memang terdengar wajar terutama pada trimester pertama kehamilan. Namun mual dan muntah yang berlebih bisa menyebabkan kekurangan gizi, dehidrasi, dan penurunan kesadaran.

Beberapa tanda bahaya kehamilan memerlukan tenaga kesehatan untuk mendeteksinya. Kurangnya pergerakan janin misalnya, bisa menjadi tanda bayi mengalami kekurangan oksigen atau kekurangan gizi.

Bila Bunda merasa gerakan si kecil sangat sedikit atau di bawah sepuluh kali dalam dua jam janin bergerak di bawah sepuluh kali, segera temui tenaga kesehatan, ya.

BACA JUGA:Catat! Ini Dia 9 Faktor Pendukung untuk Berhubungan Intim saat Istri Sedang Hamil

2. Tidak mengetahui adanya komplikasi kehamilan

Riwayat penyakit ibu sebelum hamil bisa menjadi faktor penentu kondisi fisik ibu pada masa kehamilan. Karena komplikasi kehamilan, bayi yang lahir bisa saja berakhir lahir prematur, lahir sebagai bayi dengan berat lahir rendah (BBLR).

Adapun berbagai kondisi lainnya yang berisiko membahayakan bayi maupun ibu yang akan melahirkan adalah preeklamsia.

3 Resiko Jika Tidak Memeriksakan Kehamilan

Sulis

djarwo


– selamat ya bund, atas nya. pastikan bunda selalu sehat dan happy, agar si kecil bisa tumbuh kembang dengan baik. oya, bagi bunda yang baru pertama punya pengalaman hamil, pasti akan banyak bertanya mengenai cara menjaga kehamilan.

bisa jadi saking bahagianya dengan kehamilan, jadi bertanya banyak pada orang tua, mertua, bahkan teman-teman yang sudah punya pengalaman hamil sebelumnya.

namun tahukan bunda, bahwa bertanya pada teman atau kerabat yang sudah mengalami kehamilan dan persalinan saja tidak cukup? ayah dan bunda perlu memeriksakan kehamilan ke tenaga kesehatan.

menyatakan, pemeriksaan kehamilan dilakukan minimal 4 (empat) kali selama masa kehamilan, yaitu 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada trimester kedua, dan 2 kali pada trimester ketiga.

bahkan, dikutip bacakoran.co dari berbagai sumber, tidak memeriksakan kehamilan bisa membuat menghadapi berbagai bahaya, yakni:

1. tidak mendapat penanganan yang tepat pada tanda bahaya kehamilan

pada masa kehamilan, mual dan muntah memang terdengar wajar terutama pada trimester pertama kehamilan. namun mual dan muntah yang berlebih bisa menyebabkan kekurangan gizi, dehidrasi, dan penurunan kesadaran.

beberapa tanda bahaya kehamilan memerlukan tenaga kesehatan untuk mendeteksinya. kurangnya pergerakan janin misalnya, bisa menjadi tanda bayi mengalami kekurangan oksigen atau kekurangan gizi.

bila bunda merasa gerakan si kecil sangat sedikit atau di bawah sepuluh kali dalam dua jam janin bergerak di bawah sepuluh kali, segera temui tenaga kesehatan, ya.

2. tidak mengetahui adanya komplikasi kehamilan

riwayat penyakit ibu sebelum hamil bisa menjadi faktor penentu kondisi fisik ibu pada masa kehamilan. karena komplikasi kehamilan, bayi yang lahir bisa saja berakhir lahir prematur, lahir sebagai dengan berat lahir rendah (bblr).

adapun berbagai kondisi lainnya yang berisiko membahayakan bayi maupun ibu yang akan melahirkan adalah preeklamsia.

preeklampsia / preeclampsia adalah komplikasi kehamilan yang cukup serius yaitu kondisi ketika tekanan darah ibu hamil meningkat disertai adanya protein di dalam urin.

kondisi ini diduga dipicu oleh plasenta janin yang tidak berfungsi atau berkembang dengan baik.
bunda juga bisa mengalami darah tinggi, asma, dan macam-macam penyakit bawaan.

komplikasi menambah risiko tidak hanya pada ibu pada saat proses melahirkan, namun juga kepada calon bayi.

3. meningkatnya risiko kematian dan angka kesakitan pada ibu bersalin

mengetahui kondisi fisik sejak awal hingga akhir kehamilan sangatlah penting. pada masa kehamilan misalnya, mual dan muntah memang terdengar wajar terutama pada trimester pertama kehamilan.

namun, bunda wajib tahu kalau mual dan muntah yang berlebih bisa menyebabkan kekurangan gizi, dehidrasi, dan penurunan kesadaran.

banyak pula faktor yang menentukan risiko keselamatan persalinan seperti berat badan dan usia. persalinan pada ibu di bawah usia 20 tahun misalnya, memiliki kontribusi dalam tingginya angka kematian neonatal, bayi, dan balita.

di luar risiko dari tidak memeriksakan kehamilan, berikut adalah manfaat dari periksa kehamilan:

1. nutrisi seimbang bagi ibu hamil

pada umumnya, ibu hamil akan diberikan penyuluhan mengenai cara-cara menjaga kandungan dan kesehatan dengan baik.

dengan melakukan pemeriksaan secara langsung, akan diketahui apa-apa saja yang baik dan tidak baik dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi dan penyakit bawaan yang dimiliki.

hal ini tentu tidak bisa ayah dan bunda dapatkan hanya melalui imbauan kenalan atau pencarian di internet saja.

2. suplemen apa yang dibutuhkan, seperti tablet tambah darah dan vitamin lainnya

harus diingat bila bunda memiliki penyakit tertentu, ada beberapa jenis obat yang mungkin saja tidak boleh bunda konsumsi karena bisa mempersulit kehamilan.

dengan memeriksakan secara langsung, bunda bisa mengetahui suplemen atau obat apa saja yang boleh dan sebaiknya tidak boleh bunda konsumsi.

3. mempersiapkan peran sang ibu dan keluarga untuk menerima kelahiran dan tumbuh kembang bayi optimal.

menyambut lahirnya calon bayi bukanlah tugas dari bunda seorang. seringkali keluarga juga memberikan efek besar pada kondisi perkembangan ibu hamil.

karena itu, sangat penting bila bunda telah mendapatkan informasi yang cukup untuk menciptakan lingkungan terbaik bagi bayi.

4. mempersiapkan ibu untuk melewati masa nifas dengan baik serta dapat memberikan asi eksklusif pada bayinya

masa-masa setelah kehamilan bukanlah masa yang mudah, ditambah lagi ada banyak kondisi yang harus bunda alami untuk memberikan situasi terbaik memberi asi.

karena itu sangat penting untuk ayah, bunda, dan keluarga untuk mempersiapkan sejak jauh hari apa-apa yang harus dilakukan pada masa ini.

semoga ulasan dari tim redaksi bacakoran.co ini bisa menambah semangat ayah bunda menanti kehadiran buah hati.(*)

Tag
Share