bacakoran.co

Cuaca Panas di 2024 Diprediksi Lebih Ekstrem dari 2023, Begini Penjelasan BMKG

Cuaca panas di tahun 2024 diprediksi bakal lebih eksrem dibanding tahun 2023, efek dari emisi gas rumah kaca yang terus meningkat.--freepik

BACA JUGA:Minuman Kekinian Soursop Coconut Drink, Cocok di Minum saat Cuaca Panas Praktis dan Menyegarkan, ini Resepnya

"Permasalahan pemanasan global dan perubahan iklim menjadi tanggung jawab bersama setiap umat manusia. Oleh karena itu, kita perlu berusaha untuk memperlambatnya dan mengurangi dampaknya," jelasnya dikutip dari Antara.

Sejalan dengan upaya membatasi kenaikan suhu rata-rata permukaan Bumi di bawah 1,5 derajat Celsius, pemerintah Indonesia berusaha menurunkan emisi gas rumah kaca sebanyak 29 persen melalui inisiatif domestik dan 41 persen dengan dukungan internasional pada tahun 2030.

Upaya tersebut mencakup pengurangan laju deforestasi dan degradasi hutan, pengelolaan hutan secara lestari, rehabilitasi hutan, pengelolaan lahan gambut dan mangrove, serta peningkatan konservasi keanekaragaman hayati.

Selain itu, pemerintah berusaha mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, meningkatkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan, memperbaiki pengelolaan sampah dan limbah, menerapkan sistem pertanian rendah karbon, dan mengurangi emisi karbon di sektor transportasi.

Cuaca Panas di 2024 Diprediksi Lebih Ekstrem dari 2023, Begini Penjelasan BMKG

Ramadhan Evrin

Ramadhan Evrin


bacakoran.co – terus meningkatnya emisi membuat pemanasan global dan perubahan iklim terus berlanjut.

bahkan, di tahun 2024 diprediksi bakal lebih panas lagi dibanding tahun 2023.

untuk informasi, pemanasan global mencapai rekor baru pada tahun 2023.

melampaui rekor tahun 2016.

“tahun 2024 (cuaca) diperkirakan akan lebih panas lagi,” ujar deputi bidang klimatologi bmkg ardhasena sopaheluwakan.

kombinasi fenomena el nino dan perubahan iklim, katanya, telah memicu peningkatan suhu pada paruh kedua tahun 2023.

rata-rata suhu global tahunan 2023 sekitar 1,45 derajat celsius.

angka ini sekitar 0,12 derajat celsius lebih hangat dibandingkan dengan level pra-industri.

menurutnya, saat ini dunia makin mendekati batas kenaikan suhu yang ditetapkan dalam perjanjian paris.

adapun pada perjanjian paris utamanya ditujukan untuk menjaga peningkatan suhu rata-rata global di bawah 2 derajat celsius di atas level pra-industri dan membatasi kenaikan suhu tidak lebih dari 1,5 derajat celsius di atas level pra-industri.

perpanjian ini telah diadopsi oleh hampir 200 negara.

ardhashena merujuk pada laporan organisasi meteorologi dunia (wmo) yang menunjukkan bahwa pada tahun 2023, kondisi panas ekstrem telah berdampak pada kesehatan manusia dan memicu kebakaran hutan di berbagai lokasi.

"permasalahan pemanasan global dan perubahan iklim menjadi tanggung jawab bersama setiap umat manusia. oleh karena itu, kita perlu berusaha untuk memperlambatnya dan mengurangi dampaknya," jelasnya dikutip dari antara.

sejalan dengan upaya membatasi kenaikan suhu rata-rata permukaan bumi di bawah 1,5 derajat celsius, pemerintah indonesia berusaha menurunkan emisi gas rumah kaca sebanyak 29 persen melalui inisiatif domestik dan 41 persen dengan dukungan internasional pada tahun 2030.

upaya tersebut mencakup pengurangan laju deforestasi dan degradasi hutan, pengelolaan hutan secara lestari, rehabilitasi hutan, pengelolaan lahan gambut dan mangrove, serta peningkatan konservasi keanekaragaman hayati.

selain itu, pemerintah berusaha mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, meningkatkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan, memperbaiki pengelolaan sampah dan limbah, menerapkan sistem pertanian rendah karbon, dan mengurangi emisi karbon di sektor transportasi.

Tag
Share