Detail Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023, 10 provinsi Tertinggi sampai Terendah

Detail Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023, 10 provinsi Tertinggi sampai Terendah.gbr ilustrasi bacakoran--

BACAKORAN.CO - Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023: Maluku Utara Puncaki Daftar, NTB Terbawah Indonesia berhasil mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,05 persen pada tahun 2023, meski lebih rendah dari tahun sebelumnya yang sebesar 5,31 persen.

Hal ini menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia masih tumbuh di tengah pandemi Covid-19 yang belum berakhir.

Namun, pertumbuhan ekonomi tidak merata di seluruh provinsi. Ada beberapa provinsi yang mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi, namun ada juga yang sangat rendah.

Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti struktur ekonomi, sumber daya alam, industri, investasi, konsumsi, dan lain-lain.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi pada tahun 2023 adalah Maluku Utara, yang mencapai 20,49 persen.

Provinsi ini berhasil meningkatkan kinerja lapangan usaha industri pengolahan dan pertambangan dan penggalian, terutama berkat program hilirisasi nikel yang dilakukan di sana.

BACA JUGA:Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuat, Rupiah Justru Loyo di Awal Pekan, Kok Bisa?

Sementara itu, provinsi dengan pertumbuhan ekonomi terendah adalah Nusa Tenggara Barat (NTB), yang hanya 1,80 persen.

Provinsi ini mengalami penurunan kinerja di hampir semua lapangan usaha, terutama pertanian, perdagangan, dan konstruksi. Hal ini disebabkan oleh faktor cuaca, bencana alam, dan penurunan kunjungan wisatawan.

Berikut ini adalah daftar 10 provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi dan terendah di 2023, beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

10 Provinsi dengan Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi di 2023

1. Maluku Utara: 20,49 persen Faktor utama: Industri pengolahan dan pertambangan dan penggalian, terutama hilirisasi nikel.
2. Sulawesi Tengah: 11,91 persen Faktor utama: Industri pengolahan dan pertambangan dan penggalian, terutama hilirisasi nikel dan emas.
3.  Kalimantan Timur: 6,22 persen Faktor utama: Pertambangan dan penggalian, terutama batu bara, minyak, dan gas.
4. Papua Tengah: 5,95 persen Faktor utama: Pertambangan dan penggalian, terutama emas dan tembaga.
5. Bali: 5,71 persen Faktor utama: Jasa, terutama pariwisata, akomodasi, dan makanan dan minuman.
6. Sulawesi Utara: 5,48 persen Faktor utama: Industri pengolahan, terutama makanan dan minuman, serta kimia dan farmasi.
7. Sulawesi Tenggara: 5,35 persen Faktor utama: Pertambangan dan penggalian, terutama nikel, besi, dan emas.
8. Sulawesi Barat: 5,25 persen Faktor utama: Pertanian, terutama tanaman pangan, perkebunan, dan perikanan.
9. Maluku: 5,21 persen Faktor utama: Pertanian, terutama tanaman pangan, perkebunan, dan perikanan.
10. Kepulauan Riau: 5,20 persen Faktor utama: Jasa, terutama perdagangan, transportasi, dan komunikasi.

BACA JUGA:Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,05% di 2023, Lebih Rendah dari Tahun Sebelumnya

10 Provinsi dengan Pertumbuhan Ekonomi Terendah di 2023

Detail Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023, 10 provinsi Tertinggi sampai Terendah

djarwo

djarwo


- indonesia 2023: puncaki daftar, ntb terbawah indonesia berhasil mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,05 persen pada tahun 2023, meski lebih rendah dari tahun sebelumnya yang sebesar 5,31 persen.

hal ini menunjukkan bahwa indonesia masih tumbuh di tengah pandemi yang belum berakhir.

namun, pertumbuhan ekonomi tidak merata di seluruh provinsi. ada beberapa provinsi yang mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi, namun ada juga yang sangat rendah.

hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti struktur ekonomi, sumber daya alam, industri, investasi, konsumsi, dan lain-lain.

menurut data (bps), provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi pada tahun 2023 adalah maluku utara, yang mencapai 20,49 persen.

provinsi ini berhasil meningkatkan kinerja lapangan usaha industri pengolahan dan pertambangan dan penggalian, terutama berkat program hilirisasi nikel yang dilakukan di sana.

sementara itu, dengan pertumbuhan ekonomi terendah adalah nusa tenggara barat (ntb), yang hanya 1,80 persen.

provinsi ini mengalami penurunan kinerja di hampir semua lapangan usaha, terutama pertanian, perdagangan, dan konstruksi. hal ini disebabkan oleh faktor cuaca, bencana alam, dan penurunan kunjungan wisatawan.

berikut ini adalah daftar 10 provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi dan terendah di 2023, beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

10 provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di 2023

1. maluku utara: 20,49 persen faktor utama: industri pengolahan dan pertambangan dan penggalian, terutama hilirisasi nikel.
2. sulawesi tengah: 11,91 persen faktor utama: industri pengolahan dan pertambangan dan penggalian, terutama hilirisasi nikel dan emas.
3.  kalimantan timur: 6,22 persen faktor utama: pertambangan dan penggalian, terutama batu bara, minyak, dan gas.
4. papua tengah: 5,95 persen faktor utama: pertambangan dan penggalian, terutama emas dan tembaga.
5. bali: 5,71 persen faktor utama: jasa, terutama pariwisata, akomodasi, dan makanan dan minuman.
6. sulawesi utara: 5,48 persen faktor utama: industri pengolahan, terutama makanan dan minuman, serta kimia dan farmasi.
7. sulawesi tenggara: 5,35 persen faktor utama: pertambangan dan penggalian, terutama nikel, besi, dan emas.
8. sulawesi barat: 5,25 persen faktor utama: pertanian, terutama tanaman pangan, perkebunan, dan perikanan.
9. maluku: 5,21 persen faktor utama: pertanian, terutama tanaman pangan, perkebunan, dan perikanan.
10. kepulauan riau: 5,20 persen faktor utama: jasa, terutama perdagangan, transportasi, dan komunikasi.

10 provinsi dengan pertumbuhan ekonomi terendah di 2023

1. nusa tenggara barat: 1,80 persen faktor utama: penurunan kinerja di hampir semua lapangan usaha, terutama pertanian, perdagangan, dan konstruksi.
2. papua barat daya: 1,82 persen faktor utama: penurunan kinerja di hampir semua lapangan usaha, terutama pertanian, perdagangan, dan konstruksi.
3. nusa tenggara timur: 3,52 persen faktor utama: penurunan kinerja di beberapa lapangan usaha, terutama pertanian, perdagangan, dan konstruksi.
4. kalimantan tengah: 4,14 persen faktor utama: pertumbuhan yang melambat di beberapa lapangan usaha, terutama pertambangan dan penggalian, serta industri pengolahan.
5. papua: 4,20 persen faktor utama: pertumbuhan yang melambat di beberapa lapangan usaha, terutama pertambangan dan penggalian, serta jasa.
6. riau: 4,21 persen faktor utama: pertumbuhan yang melambat di beberapa lapangan usaha, terutama pertambangan dan penggalian, serta industri pengolahan.
7. aceh: 4,23 persen faktor utama: pertumbuhan yang melambat di beberapa lapangan usaha, terutama pertambangan dan penggalian, serta jasa.
8. bengkulu: 4,26 persen faktor utama: pertumbuhan yang melambat di beberapa lapangan usaha, terutama pertanian, perdagangan, dan konstruksi.
9. papua selatan: 4,27 persen faktor utama: pertumbuhan yang melambat di beberapa lapangan usaha, terutama pertanian, perdagangan, dan konstruksi.
10. kepulauan bangka belitung: 4,38 persen faktor utama: pertumbuhan yang melambat di beberapa lapangan usaha, terutama pertambangan dan penggalian, serta industri pengolahan.

pada tahun 2023, indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,05%, meski lebih rendah dari tahun sebelumnya.

pertumbuhan ini menunjukkan bahwa perekonomian indonesia masih tumbuh di tengah pandemi covid-19.

namun, pertumbuhan tersebut tidak merata di seluruh provinsi.

provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi adalah maluku utara (20,49%), yang berhasil meningkatkan kinerja industri pengolahan dan pertambangan, terutama berkat program hilirisasi nikel.

sementara itu, provinsi dengan pertumbuhan ekonomi terendah adalah nusa tenggara barat (1,80%), yang mengalami penurunan kinerja di hampir semua lapangan usaha.

faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di setiap provinsi bervariasi, mulai dari struktur ekonomi, sumber daya alam, industri, investasi, konsumsi, hingga faktor cuaca dan bencana alam.

ini menunjukkan bahwa untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang merata, diperlukan strategi dan kebijakan yang disesuaikan dengan kondisi dan potensi di setiap provinsi.

Tag
Share