Detail Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023, 10 provinsi Tertinggi sampai Terendah
Detail Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023, 10 provinsi Tertinggi sampai Terendah.gbr ilustrasi bacakoran--
1. Nusa Tenggara Barat: 1,80 persen Faktor utama: Penurunan kinerja di hampir semua lapangan usaha, terutama pertanian, perdagangan, dan konstruksi.
2. Papua Barat Daya: 1,82 persen Faktor utama: Penurunan kinerja di hampir semua lapangan usaha, terutama pertanian, perdagangan, dan konstruksi.
3. Nusa Tenggara Timur: 3,52 persen Faktor utama: Penurunan kinerja di beberapa lapangan usaha, terutama pertanian, perdagangan, dan konstruksi.
4. Kalimantan Tengah: 4,14 persen Faktor utama: Pertumbuhan yang melambat di beberapa lapangan usaha, terutama pertambangan dan penggalian, serta industri pengolahan.
5. Papua: 4,20 persen Faktor utama: Pertumbuhan yang melambat di beberapa lapangan usaha, terutama pertambangan dan penggalian, serta jasa.
6. Riau: 4,21 persen Faktor utama: Pertumbuhan yang melambat di beberapa lapangan usaha, terutama pertambangan dan penggalian, serta industri pengolahan.
7. Aceh: 4,23 persen Faktor utama: Pertumbuhan yang melambat di beberapa lapangan usaha, terutama pertambangan dan penggalian, serta jasa.
8. Bengkulu: 4,26 persen Faktor utama: Pertumbuhan yang melambat di beberapa lapangan usaha, terutama pertanian, perdagangan, dan konstruksi.
9. Papua Selatan: 4,27 persen Faktor utama: Pertumbuhan yang melambat di beberapa lapangan usaha, terutama pertanian, perdagangan, dan konstruksi.
10. Kepulauan Bangka Belitung: 4,38 persen Faktor utama: Pertumbuhan yang melambat di beberapa lapangan usaha, terutama pertambangan dan penggalian, serta industri pengolahan.
BACA JUGA:Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap Kuat saat Perlambatan Ekonomi Global, Begini Penjelasan BPS!
Pada tahun 2023, Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,05%, meski lebih rendah dari tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia masih tumbuh di tengah pandemi Covid-19.
Namun, pertumbuhan tersebut tidak merata di seluruh provinsi.
Provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi adalah Maluku Utara (20,49%), yang berhasil meningkatkan kinerja industri pengolahan dan pertambangan, terutama berkat program hilirisasi nikel.
Sementara itu, provinsi dengan pertumbuhan ekonomi terendah adalah Nusa Tenggara Barat (1,80%), yang mengalami penurunan kinerja di hampir semua lapangan usaha.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di setiap provinsi bervariasi, mulai dari struktur ekonomi, sumber daya alam, industri, investasi, konsumsi, hingga faktor cuaca dan bencana alam.
Ini menunjukkan bahwa untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang merata, diperlukan strategi dan kebijakan yang disesuaikan dengan kondisi dan potensi di setiap provinsi.