Lantaran Aturan Ini, Penyaluran Kredit Perbankan ke UMKM Indonesia Terendah di Asia

Masih adanya syarat jaminan jadi penyebab rendahnya penyaluran kredit ke UMKM di Indonesia sehingga menempati posisi terendah di Asia.--

BACAKORAN.CO – Pembiayaan atau penyaluran kredit dari jasa perbankan untuk usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Indonesia merupakan yang terendah di Asia.

Saat ini, penyaluran kredit ke UMKM dari industri perbankan baru mencapai 21 persen.

Angka itu jauh lebih rendah dibandingkan negara Asia lainnya seperti China dan Jepang yang sudah mencapai sekitar 60 persen.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Teten Masduki mengatakan, rendahnya penyaluran lantaran sulit UMKM mengakses kredit di perbankan.

BACA JUGA:Sumber Pendanaan Baru bagi UMKM, Modal Ventura, Apa Itu? Begini Penjelasan OJK

Salah satu kendalanya, terang Teten, yakni masih adanya syarat agunan atau jaminan bagi UMKM yang mengajukan kredit ke perbankan.

Padahal seharusnya untuk penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) dengan nilai Rp100 juta ke bawah bebas agunan.

"Memang kendalanya tidak punya agunan pembiayaan kredit, meski pemerintah telah membuat regulasi (penyaluran KUR) sampai Rp 100 juta tidak boleh pakai agunan,” tegasnya.

Namun, kenyataan di lapangan berbeda.

BACA JUGA:5 Ide Bisnis UMKM yang Cocok Untuk Mahasiswa Perkuliahan Tanpa Ganggu Jam Belajar, No 3 Modal Tangan Aja

Para pelaku UMKM mengeluhkan masih adanya perbankan yang mensyaratkan agunan untuk pengajuan KUR.

“(Tapi) pelaksanaan di bawah, di lapangan seperti itu (disyaratkan agunan)," tuturnya.

Maka itu, lanjut Teten, pemerintah tengah menyiapkan skema credit scoring.

Di mana yang dilihat untuk penyaluran kredit adalah track record bisnis yang dimiliki UMKM tersebut.

Lantaran Aturan Ini, Penyaluran Kredit Perbankan ke UMKM Indonesia Terendah di Asia

Ramadhan Evrin

Ramadhan Evrin


bacakoran.co – pembiayaan atau penyaluran kredit dari jasa perbankan untuk di indonesia merupakan yang terendah di asia.

saat ini, penyaluran kredit ke umkm dari industri baru mencapai 21 persen.

angka itu jauh lebih rendah dibandingkan negara asia lainnya seperti china dan jepang yang sudah mencapai sekitar 60 persen.

menteri koperasi dan usaha kecil dan menengah (ukm) teten masduki mengatakan, rendahnya penyaluran lantaran sulit umkm mengakses kredit di perbankan.

salah satu kendalanya, terang teten, yakni masih adanya syarat agunan atau jaminan bagi umkm yang mengajukan kredit ke perbankan.

padahal seharusnya untuk penyaluran kredit usaha rakyat (kur) dengan nilai rp100 juta ke bawah bebas agunan.

"memang kendalanya tidak punya agunan pembiayaan kredit, meski pemerintah telah membuat regulasi (penyaluran kur) sampai rp 100 juta tidak boleh pakai agunan,” tegasnya.

namun, kenyataan di lapangan berbeda.

para pelaku umkm mengeluhkan masih adanya perbankan yang mensyaratkan agunan untuk pengajuan kur.

“(tapi) pelaksanaan di bawah, di lapangan seperti itu (disyaratkan agunan)," tuturnya.

maka itu, lanjut teten, pemerintah tengah menyiapkan skema credit scoring.

di mana yang dilihat untuk penyaluran kredit adalah track record bisnis yang dimiliki umkm tersebut.

"(penyaluran kredit menggunakan) credit scoring, bukan lagi agunan, tapi track record digitalnya,” beber teten.

sehingga ke depan umkm bisa memperoleh kredit tanpa agunan.

dibagian lain, salah satu upaya mendorong pengembangan umkm, kementerian badan usaha milik negara (kemen bumn) meluncurkan mesin penjualan otomatis atau vending machine untuk produk umkm.

mesin ini tersedia di lokasi-lokasi bumn seperti stasiun kereta, bandara, dan pelabuhan.

jadi, jika dulu produk umkm biasanya terdapat di pasar-pasar tradisional, lapak atau kios pedagang maka ke depan juga tersedia di kawasan eksklusif seperti yang disebut tadi.

staf khusus menteri bumn, arya sinulingga mengatakan, apa yang dilakukan ini sebagai bagian dari upaya untuk memasarkan produk lokal.

program ini diadopsi dari praktik luar negeri, seperti china dan jepang, yang menggunakan vending machine untuk mempromosikan produk lokal.

targetnya adalah memiliki 80 vending machine yang tersebar di lokasi-lokasi strategis, seperti bandara, stasiun kereta, pelabuhan, dan kantor-kantor bumn.

menurut arya, umkm harus dibantu melalui langkah-langkah strategis dan kolaborasi yang saling menguntungkan antara umkm dan bumn.

“vending machine umkm ini memberikan peluang kepada umkm untuk memanfaatkan aset-aset bumn sebagai ruang promosi,” tukasnya.

Tag
Share