3 Alasan Mengapa Masih Ada yang Bermaksiat Saat Setan Dibelenggu di Bulan Ramadan, Cek Disini!

Setan Dibelenggu? Kenapa Masih Banyak yang Bermaksiat--suara.com

BACAKORAN.CO- Bulan Ramadan dianggap sebagai bulan yang penuh berkah dan kesempatan untuk membersihkan diri dari dosa serta mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Namun, tidak jarang kita melihat masih ada orang yang terjatuh dalam perilaku maksiat meskipun setan-setan telah dibelenggu.

Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullah memberikan pemahaman yang menarik terkait fenomena ini.

Setan Dibelenggu, Mengapa Masih Ada yang Bermaksiat?

Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullah memberikan pandangan yang bijak bahwa meskipun setan-setan dibelenggu di bulan Ramadan, bukan berarti seorang hamba tidak akan terjatuh dalam dosa dan maksiat.

BACA JUGA:3 Amalan Utama yang Perlu Dikuatkan Saat Ramadan Menurut Ustadz Adi Hidayat, Apa Aja?

Beliau menyatakan, "Tidak mesti ketika semua setan dibelenggu membuat seorang hamba tidak bisa terjatuh dalam kejelekan, dosa, dan maksiat. Sebab, ada faktor lain selain setan, seperti jiwa yang jelek, kebiasaan buruk, dan setan dari bangsa manusia."

Pernyataan ini memberikan wawasan bahwa meskipun setan menjadi salah satu pemicu maksiat, masih ada faktor lain yang dapat memengaruhi perilaku seseorang.

Jiwa yang jelek, kebiasaan buruk, dan bahkan pengaruh setan dari kalangan manusia menjadi potensi penyebab seseorang terus melakukan perbuatan maksiat meskipun setan-setan utama telah dibelenggu.

Berikut 3 Alasan Mengapa Setan Sudah Dibelenggu, Namun Masih Ada yang Bermaksiat.

1. Jiwa yang Jelek (Nafs)

Jiwa yang tercela dapat menjadi pemicu utama perilaku buruk.

Meskipun setan dibelenggu, jiwa yang lemah dan terpengaruh oleh hawa nafsu bisa membawa seseorang terjerumus dalam maksiat.

BACA JUGA:3 Tips Efektif Khatam Al-Quran di Bulan Ramadan, Yuk Cobain Caranya untuk Memaksimalkan Amalan Puasa!

3 Alasan Mengapa Masih Ada yang Bermaksiat Saat Setan Dibelenggu di Bulan Ramadan, Cek Disini!

Ainun

Ainun


bacakoran.co- dianggap sebagai bulan yang penuh berkah dan kesempatan untuk membersihkan diri dari dosa serta mendekatkan diri kepada .

namun, tidak jarang kita melihat masih ada orang yang terjatuh dalam perilaku maksiat meskipun setan-setan telah dibelenggu.

al-imam rahimahullah memberikan pemahaman yang menarik terkait fenomena ini.

setan dibelenggu, mengapa masih ada yang bermaksiat?

al-imam rahimahullah memberikan pandangan yang bijak bahwa meskipun setan-setan dibelenggu di bulan ramadan, bukan berarti seorang hamba tidak akan terjatuh dalam dosa dan maksiat.

beliau menyatakan, "tidak mesti ketika semua setan dibelenggu membuat seorang hamba tidak bisa terjatuh dalam kejelekan, dosa, dan maksiat. sebab, ada faktor lain selain setan, seperti jiwa yang jelek, kebiasaan buruk, dan setan dari bangsa manusia."

pernyataan ini memberikan wawasan bahwa meskipun setan menjadi salah satu pemicu maksiat, masih ada faktor lain yang dapat perilaku seseorang.

jiwa yang jelek, kebiasaan buruk, dan bahkan pengaruh setan dari kalangan manusia menjadi potensi penyebab seseorang terus melakukan perbuatan maksiat meskipun setan-setan utama telah dibelenggu.

berikut 3 alasan mengapa setan sudah dibelenggu, namun masih ada yang bermaksiat.

1. jiwa yang jelek (nafs)

jiwa yang tercela dapat menjadi pemicu perilaku buruk.

meskipun setan dibelenggu, jiwa yang lemah dan terpengaruh oleh hawa nafsu bisa membawa seseorang terjerumus dalam maksiat.

2. kebiasaan buruk

perilaku buruk yang sudah menjadi kebiasaan sulit dihilangkan hanya dengan dibelenggunya setan.

seseorang mungkin masih terikat pada kebiasaan yang telah tertanam dalam dirinya, meskipun setan tidak lagi mempengaruhinya secara langsung.

3. setan dari bangsa manusia

ada setan-setan dari kalangan manusia yang dapat memberikan godaan dan pengaruh negatif.

misalnya, teman-teman yang membujuk untuk melakukan maksiat atau lingkungan yang tidak mendukung kebaikan.

mengatasi tantangan di bulan ramadan

1. memahami diri sendiri

penting bagi setiap individu untuk memahami diri sendiri, mengenali kelemahan, dan berusaha untuk memperbaiki diri.

dapat membantu mengidentifikasi faktor-faktor penyebab maksiat.

2. menguatkan iman dan taqwa

memperkuat iman dan merupakan langkah kunci dalam menghadapi godaan dan menciptakan perlindungan spiritual.

mendekatkan diri kepada allah dengan ibadah dan dzikir dapat membantu memperkuat iman.

3. merubah kebiasaan buruk

menjadi waktu yang tepat untuk merubah kebiasaan buruk.

melibatkan diri dalam aktivitas positif, menggantikan kebiasaan buruk dengan kegiatan baik, dan menciptakan rutinitas ibadah dapat membantu dalam proses perubahan.

4. menjauhi pengaruh negatif

memilih lingkungan yang mendukung kebaikan dan menjauhi pengaruh negatif akan membantu seseorang tetap teguh dalam menjalani dengan penuh kesucian.

meskipun setan-setan dibelenggu, tantangan untuk menjauhi maksiat tetap ada.

al-imam al-qurthubi rahimahullah memberikan pemahaman bahwa masih ada faktor-faktor lain yang perlu diperhatikan dalam menjalani ibadah di .

oleh karena itu, penting bagi setiap muslim untuk merenung dan melakukan upaya maksimal dalam memperbaiki diri, menjauhi pengaruh negatif, dan mendekatkan diri kepada allah swt.

adalah kesempatan emas untuk melakukan perubahan positif dalam hidup dan mendapatkan ampunan serta keberkahan dari-nya.***

Tag
Share