Puasa 1 Ramadan Ikut Nahdlatul Ulama atau Muhammadiyah? Nggak Usah Bingung Pilih Aja Ini!

Penetapan 1 Ramadhan Ikut Pemerintan atau Muhammadiyah--Youtube - Bujang Hijrah

BACAKORAN.CO- Dalam menjalankan ibadah puasa, umat Islam sering kali dihadapkan pada pilihan antara mengikuti tata cara puasa yang ditetapkan oleh organisasi Islam tertentu, seperti Nahdlatul Ulama (NU) atau Muhammadiyah.

Namun, penting untuk memahami bahwa keduanya memiliki landasan yang kuat dalam ajaran Islam.

Tim bacakoran.co sudah telaah lebih lanjut mengenai perbedaan dan persamaan antara puasa menurut NU dan Muhammadiyah.

Pilihan Antara NU dan Muhammadiyah

Menurut pendapat dari Ustadz Abdul Somad, pilihan antara mengikuti puasa menurut NU atau Muhammadiyah sebenarnya bergantung pada keyakinan masing-masing individu.

BACA JUGA:Keutamaan Puasa Ramadan Bagi Muslim, Siapkan Diri Untuk Sambut Ramadan 2024 dengan Bahagia

Kedua metode tersebut memiliki legitimasi dalam agama Islam, sehingga tidak ada yang salah dalam memilih salah satunya.

Namun, perbedaan utama terletak pada metode atau cara perhitungan hilal.

Metode Perhitungan Hilal

Perbedaan utama antara puasa menurut NU dan Muhammadiyah terletak pada metode perhitungan hilal.

Muhammadiyah memandang bahwa ketika hilal terlihat dengan perbedaan sudut 0,5 derajat dari matahari, maka sudah sah untuk memulai puasa esok harinya.

BACA JUGA:Keutamaan Membaca Surah Al-Fath pada Awal Malam Ramadan, Amalan Mulia yang Perlu Kita Lakukan!

Sementara itu, NU menetapkan syarat bahwa hilal harus terlihat dengan perbedaan sudut minimal 2 derajat dari matahari agar puasa dianggap sah.

Implikasi dalam Praktik Berpuasa

Puasa 1 Ramadan Ikut Nahdlatul Ulama atau Muhammadiyah? Nggak Usah Bingung Pilih Aja Ini!

Ainun

Ainun


bacakoran.co- dalam menjalankan , umat islam sering kali dihadapkan pada pilihan antara mengikuti tata cara puasa yang ditetapkan oleh organisasi islam tertentu, seperti (nu) atau .

namun, penting untuk memahami bahwa keduanya memiliki landasan yang kuat dalam ajaran islam.

tim bacakoran.co sudah telaah lebih lanjut mengenai perbedaan dan persamaan antara puasa menurut dan muhammadiyah.

pilihan antara nu dan muhammadiyah

menurut pendapat dari , pilihan antara mengikuti menurut nu atau sebenarnya bergantung pada keyakinan masing-masing individu.

kedua metode tersebut memiliki legitimasi dalam agama islam, sehingga tidak ada yang salah dalam memilih salah satunya.

namun, perbedaan utama terletak pada metode atau cara perhitungan hilal.

metode perhitungan hilal

perbedaan utama antara puasa menurut dan muhammadiyah terletak pada metode perhitungan hilal.

muhammadiyah memandang bahwa ketika hilal terlihat dengan perbedaan sudut 0,5 derajat dari matahari, maka sudah sah untuk memulai esok harinya.

sementara itu, nu menetapkan syarat bahwa hilal harus terlihat dengan perbedaan sudut minimal 2 derajat dari matahari agar puasa dianggap sah.

implikasi dalam praktik berpuasa

perbedaan dalam metode perhitungan hilal ini memiliki implikasi langsung dalam praktik berpuasa.

bagi umat islam yang mengikuti , mereka mungkin akan memulai puasa lebih awal daripada umat islam yang mengikuti , karena syarat terlihatnya hilal yang lebih rendah.

namun, pada dasarnya, keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu menjalankan ibadah puasa dengan penuh keikhlasan dan ketundukan kepada allah swt.

hadis terkait perhitungan hilal

dalam ajaran islam, perhitungan hilal sebagai penentu awal bulan atau bulan-bulan lainnya memiliki dasar yang kuat dalam hadis rasulullah  shallallahu’alaihi wasallam.

salah satu hadis yang relevan adalah sebagai berikut:

hadis yang diriwayatkan oleh radhiallahu’anhu, bahwa shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "puasalah kamu karena melihatnya () dan berbukalah kamu karena melihatnya. jika awan menghalangi (pemandangan), sempurnakanlah jumlah (bulan) sya'ban menjadi tiga puluh." (hr. dan ).

ada juga hadis dari radhiallahu’anhu, bahwasanya shallallahu’alaihi wasallam bersabda: "hari puasa adalah hari ketika orang-orang berpuasa, idul fitri adalah hari ketika orang-orang berbuka, dan idul adha adalah hari ketika orang-orang menyembelih” (hr. 632, ad daruquthni 385).

dalam memilih antara puasa menurut atau muhammadiyah, yang terpenting adalah menjaga kebersamaan dan persatuan dalam umat islam.

meskipun terdapat perbedaan dalam metode perhitungan , namun tujuan akhirnya adalah sama, yaitu menjalankan ibadah puasa dengan penuh keikhlasan dan ketundukan kepada allah swt.

oleh karena itu, marilah kita menghormati perbedaan tersebut dan menjalankan dengan penuh kebersamaan, persaudaraan, dan ketakwaan.***

Tag
Share