Pertashop Bakal Jual Pertalite? Cek Fakta Selengkapnya di Sini!

Pertamina membuka peluang Pertashop untuk mulai menjual bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis pertalite di luar wilayah Pulau Jawa.--pertamina

BACAKORAN.CO – Pertamina mengindikasikan kemungkinan bagi pemilik Pertamina Shop (Pertashop) untuk mulai menjual bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite di luar Pulau Jawa.

Kebijakan ini ditujukan kepada pengelola penyalur BBM skala usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang saat ini hanya diperbolehkan menjual minyak jenis Pertamax dan Dexlite.

Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan menyatakan, belum dapat dipastikan kapan kebijakan penjualan Pertalite di luar wilayah Pulau Jawa akan diterapkan untuk pengusaha Pertashop.

Saat ini, perusahaan bersama Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) sedang melakukan kajian terhadap kemungkinan pemberian izin penjualan Pertalite kepada Pertashop.

BACA JUGA:Pertamax Kurang Diminati, Pengusaha Pertashop Ngadu ke DPRD

BACA JUGA:Perampok Beraksi Seorang Diri, Lumpuhkan Karyawati Pertashop

Riva menjelaskan, berdasarkan koordinasi dengan BPH Migas dan kajian bersama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM), penjualan Pertalite diprioritaskan dilakukan di wilayah di luar Jawa.

Hal ini diungkapkan Riva saat menjawab pertanyaan dari Anggota Komisi VI DPR RI, Jon Erizal, mengenai rencana Pertamina untuk melibatkan Pertashop dalam penjualan BBM subsidi tersebut.

Menurut Jon, banyak pelaku usaha Pertashop telah mengalami kerugian karena disparitas harga antara Pertamax dan Pertalite yang besar.

Dia juga menyoroti adanya pelaku usaha Pertashop sulit mendapatkan izin untuk menjual komoditas subsidi tersebut kepada masyarakat.

BACA JUGA:Aturan Pemerintah Yang Baru, Mobil Avanza and The Genks Tak Bisa Lagi 'Nenggak' Pertalite di SPBU Pertamina

BACA JUGA:Pencurian Minyak Mentah di Musi Rawas Diduga Libatkan 2 'Orang Dalam' Pertamina, Begini Modusnya

Padahal, sebelumnya Pertama sempat membuka peluang distribusi Pertalite dengan melibatkan Pertashop.

Kondisi disparitas harga tersebut telah membuat banyak pengusaha Pertashop di Jawa Tengah dan DIY mengalami kerugian bisnis yang signifikan sejak April 2022.

Pertashop Bakal Jual Pertalite? Cek Fakta Selengkapnya di Sini!

Ramadhan Evrin

Ramadhan Evrin


bacakoran.co – mengindikasikan kemungkinan bagi pemilik untuk mulai menjual bahan bakar minyak (bbm) subsidi jenis pertalite di luar pulau jawa.

kebijakan ini ditujukan kepada pengelola penyalur bbm skala usaha mikro kecil menengah (umkm) yang saat ini hanya diperbolehkan menjual minyak jenis pertamax dan dexlite.

direktur utama pertamina patra niaga riva siahaan menyatakan, belum dapat dipastikan kapan kebijakan penjualan pertalite di luar wilayah pulau jawa akan diterapkan untuk pengusaha pertashop.

saat ini, perusahaan bersama badan pengatur hilir minyak dan gas bumi (bph migas) sedang melakukan kajian terhadap kemungkinan pemberian izin penjualan pertalite kepada pertashop.

riva menjelaskan, berdasarkan koordinasi dengan bph migas dan kajian bersama dengan universitas gadjah mada (ugm), penjualan pertalite diprioritaskan dilakukan di wilayah di luar jawa.

hal ini diungkapkan riva saat menjawab pertanyaan dari anggota komisi vi dpr ri, jon erizal, mengenai rencana pertamina untuk melibatkan pertashop dalam penjualan bbm subsidi tersebut.

menurut jon, banyak pelaku usaha pertashop telah mengalami kerugian karena disparitas harga antara pertamax dan pertalite yang besar.

dia juga menyoroti adanya pelaku usaha pertashop sulit mendapatkan izin untuk menjual komoditas subsidi tersebut kepada masyarakat.

padahal, sebelumnya pertama sempat membuka peluang distribusi pertalite dengan melibatkan pertashop.

kondisi disparitas harga tersebut telah membuat banyak pengusaha pertashop di jawa tengah dan diy mengalami kerugian bisnis yang signifikan sejak april 2022.

ketua paguyuban pengusaha pertashop jateng dan diy, gunadi broto sudarmo, mengungkapkan, omzet bulanan para pengusaha turun drastis hingga 90 persen setelah harga pertamax naik, sementara harga pertalite tetap rendah.

akibatnya, beberapa pertashop bahkan terpaksa tutup “gulung tikar” dan mengalami kerugian finansial yang serius.

gunadi juga menyampaikan keprihatinan atas ancaman aset yang disita karena pengusaha pertashop tidak mampu memenuhi kewajiban pembayaran ke bank.

Tag
Share