Rupiah Terus Melemah, BI Siapkan Sejumlah Langkah Agar Kembali Bertenaga
Nilai tukar rupiah terus melemah pasca libur panjang lebaran 2024 hingga menyentuh angka Rp16.000 per USD.--iqbal nuril anwar/pixabay
Serta konflik yang berlangsung antara Iran dan Israel.
"Hal ini didukung oleh kebijakan moneter dan fiskal yang hati-hati dan terkoordinasi dengan baik," tegas Perry.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan akan bekerja sama erat dengan BI untuk menghadapi dampak dari gejolak geopolitik dan ekonomi global.
Terutama terkait pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
BACA JUGA:Inflasi Terjadi Lagi, Nilai Rupiah Anjlok Jadi Rp16.175 Sore Ini, Kok Bisa? Penyebabnya Karena...
BACA JUGA:Dolar AS Hajar Mayoritas Mata Uang Asia dan Negara Maju, Rupiah Ditutup Rp16.175 per USD!
"Kami harus memastikan bahwa stabilitas makro berlanjut untuk dikelola dengan baik,” ujarnya.
Sri Mulyani menegaskan, kombinasi kebijakan fiskal dan moneter yang hati-hati untuk mengelola stabilitas makro akan menjadi sangat penting.
Dia menyatakan, BI perlu menetapkan kebijakan suku bunga acuan untuk meredam volatilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Dalam kasus ini, jelasnya, BI perlu menetapkan kebijakan suku bunga acuan untuk menanggapi pergerakan nilai tukar rupiah.
BACA JUGA:BI Bongkar Biang Kerok Rupiah Anjlok hingga Tembus Rp16.000 per USD
“Dari sisi fiskal, kami harus memastikan bahwa anggaran dapat berfungsi sebagai penyangga volatilitas secara efektif dan kredibel," tegas Sri Mulyani.
Di sisi lain, Sri Mulyani juga menekankan bahwa Kementerian Keuangan perlu memastikan defisit anggaran tetap berada di bawah 3 persen, sesuai dengan aturan undang-undang.
Selain itu, pihaknya juga perlu lebih selektif dalam melakukan belanja negara.