Hanya Investasi Real Estat Asia yang Moncer, Tembus Rp495 T, Negara Mana Jadi Favorit Investor?

Pertumbuhan investasi real estat komersial di wilayah Asia Pasifik mencatatkan nilai sekitar Rp495 triliun. Tampak gedung tinggi di wilayah pusat Singapura.--wirestock/freepik

BACAKORAN.CO – Asia Pasifik menjadi satu-satunya wilayah di dunia yang mengalami pertumbuhan investasi real estat komersial pada kuartal I tahun 2024.

Volume investasi mencapai US$30,5 miliar atau sekitar Rp494,8 triliun (kurs Rp16.223).

Berdasarkan laporan Jones Lang LaSalle (JLL), sebuah perusahaan konsultan properti, investasi real estat komersial tumbuh sebesar 13% secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal tersebut.

Menunjukkan kali kedua kenaikan secara tahunan setelah alami penurunan dalam tujuh kuartal beruntun.

BACA JUGA:Terlibat Mega Korupsi Rp200 Triliun, Taipan Properti di Negara Ini Divonis Hukuman Mati

BACA JUGA:Jangan Salah Pilih Properti, Pahami Perbedaan Fully Furnished, Semi Furnished, dan Unfurnished Sebelum Membeli

Peningkatan volume investasi terjadi di tengah akuisisi besar-besaran oleh investor global.

Sementara investor institusional terus melakukan penanaman modal.

JLL melaporkan, Asia Utara menjadi pemimpin pertumbuhan di kawasan ini.

Di mana Jepang menjadi pasar teraktif dengan volume investasi sebesar US$11,5 miliar, naik 29% yoy sepanjang kuartal tersebut.

BACA JUGA:Jual Rumah tapi Sulit Laku? Pratekkan Tips Ini, Properti “Auto Soldout”

BACA JUGA:Data Properti AS di Luar Ekspekstasi Pasar, Begini Perkiraan Nilai Tukar Rupiah Hari Ini

Pembeli domestik fokus pada aset inti di Jepang.

Sementara investor asing menunjukkan minat pada investasi yang bersifat oportunistik.

Hanya Investasi Real Estat Asia yang Moncer, Tembus Rp495 T, Negara Mana Jadi Favorit Investor?

Ramadhan Evrin

Ramadhan Evrin


bacakoran.co – asia pasifik menjadi satu-satunya wilayah di dunia yang mengalami pertumbuhan investasi komersial pada kuartal i tahun 2024.

volume investasi mencapai us$30,5 miliar atau sekitar rp494,8 triliun (kurs rp16.223).

berdasarkan laporan jones lang lasalle (jll), sebuah perusahaan konsultan , investasi real estat komersial tumbuh sebesar 13% secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal tersebut.

menunjukkan kali kedua kenaikan secara tahunan setelah alami penurunan dalam tujuh kuartal beruntun.

peningkatan volume investasi terjadi di tengah akuisisi besar-besaran oleh investor global.

sementara investor institusional terus melakukan penanaman modal.

jll melaporkan, asia utara menjadi pemimpin pertumbuhan di kawasan ini.

di mana jepang menjadi pasar teraktif dengan volume investasi sebesar us$11,5 miliar, naik 29% yoy sepanjang kuartal tersebut.

pembeli domestik fokus pada aset inti di jepang.

sementara investor asing menunjukkan minat pada investasi yang bersifat oportunistik.

investor luar negeri masuk jepang melalui akuisisi skala besar di sektor logistic, perkantoran, dan industri.

faktor ini didorong oleh kondisi keuangan yang memadai, selisih imbal hasil yang positif, dan mata uang yang lemah.

di sisi lain, korea selatan menarik investasi sebesar us$4,3 miliar, meningkat 73% yoy.

di mana sektor perkantoran mendominasi investasi berkat fondasi yang stabil, tingkat ketidakterisian yang rendah, dan permintaan sewa yang kuat.

selanjutnya, singapura mencatat pertumbuhan investasi sebesar 14% yoy dengan investasi sebesar us$2,2 miliar.

berkat alokasi modal ke aset ritel yang memiliki prospek sewa positif dan hasil investasi yang menguntungkan.

ceo asia pacific capital markets jll stuart crow, menyatakan, kuartal pertama mencerminkan berlanjutnya minat para investor di tengah fondasi ekonomi asia pasifik yang kuat dan peluang harga yang menarik di pasar.

“beragamnya kelas aset," ungkapnya.

secara keseluruhan, perkantoran tetap menjadi sektor yang paling aktif di seluruh asia pasifik walau mengalami penurunan volume investasi sebesar 1% yoy menjadi us$12,6 miliar.

sementara itu, sektor logistik dan industri serta sektor ritel masing-masing mencatat pertumbuhan volume sebesar 36% dan 8% secara tahunan.

di beberapa negara utama lainnya di kawasan ini, china mencatat investasi sebesar us$5,6 miliar, australia us$3,0 miliar, dan hong kong us$0,7 miliar.

namun, angka-angka ini menunjukkan penurunan dibanding tahun sebelumnya.

di mana australia dan china mengalami penurunan sebesar 19% yoy, sedangkan hong kong mencatat penurunan sebesar 54% yoy.

pamela ambler, head of investor intelligence asia pasifik jll, menyatakan, ketidakpastian suku bunga terus memengaruhi aktivitas investasi di asia pasifik.

namun pemulihan mulai terlihat di tahun 2024.

“pasar menyesuaikan kembali ekspektasi mereka," tukasnya.

Tag
Share