Menginap di Kapal Tongkang, Tradisi Unik Suku Bugis di Kabupaten Banyuasin Sebelum Berangkat Haji
TRADISI : Menjelang berangkat ke tanah suci, warga Banyuasin asal Suku Bugis menginap di Kapal Tongkang. (foto : aqda/sumeks.id)--
BACAKORAN.CO -- Suku Bugis yang berasal dari Sulawesi Selatan yang telah menjadi warga Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan punya tradisi unik sebelum berangkat haji ke tanah suci.
Sebelum masuk asrama haji di Kota Palembang menjelang ke berangkatan ke tanah suci melalui melalui embarkasi Palembang, mereka yang umumnya tinggal di wilayah desa perairan Kabupaten Banyuasin itu datang ke Palembang menggunakan Kapal Tongkang atau kapal bermesin besar berdinding papan.
Selain mengangkut jemaah haji, tentu saja kapal tongkang yang biasa di gunakan untuk mencari ikan atau mengangkut hasil perkebunan kelapa itu juga berisi keluarga besar jemaah haji yang ikut mengantar keberangkatan keluarganya.
Nah setelah mengarungi perairan Sungai Musi, sesampainya di Kota Palembang, Kapal Tongkang itu biasanya berlabuh atau bersandar di Dermaga Pasar 16 Ilir, tak jauh dari Jembatan Ampera.
BACA JUGA:Bakal Calon Bupati Banyuasin, KKSS Dukung Penuh Askolani Lanjutkan Pembangunan Lebih Baik
BACA JUGA:Pro Player PUBG Yuma No Counter Meninggal Usai Kecelakaan Tunggal, Begini Kronologisnya!
Meskipun telah tiba di Kota Palembang, baik jemaah haji maupun keluarganya, tidak langsung turun dari kapal. Mereka menginap di kapal tongkang itu beberapa hari menjelang jadwal jemaah masuk ke asrama haji.
"Ini tradisi Suku Bugis yang tinggal di perairan Banyuasin,"kata mantan Bupati Banyuasin periode 2018 - 2023 Askolani didampingi
Sekretaris Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Banyuasin, Arisa Lahari .
Askolani mengatakan melihat langsung tradisi unik itu di Dermaga Pasar 16, Kota Palembang, Minggu malam 12 Mei 2024."Mereka tidak mau menginap di daratan seperti di hotel atau penginapan lainnya,"ujar Askolani.
Warga yang akan pergi haji berkumpul bersama sanak keluarga di dalam kapal tongkang tersebut, bercengkrama, menikmati makan bersama dan lain sebagainya. "Tradisi ini perlu dilestarikan,"ujarnya.
BACA JUGA:Dampingi Mawardi? Anita : Insha Allah, Doakan Saya Yah
BACA JUGA:Cerai Massal, Istri Ramai-Ramai Gugat Cerai Suami di Bojonegoro, Dipicu Kecanduan Judi Online, Nah Loh!
Askolani mengaku sempat menawarkan penginapan kepada calon jemaah haji tersebut untuk menginap di kediamannya, namun mereka tetap memilih bersama-sama di dalam Kapal Tongkang.
Hal senada juga di katakan Sekretaris Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan Banyuasin Arisa Lahari.
Dia mengatakan kalau tradisi warga Banyuasin Suku Bugis yang akan berangkat ke tanah suci menginap di kapal tongkang itu telah berlangsung sejak dulu."Turun menurun dilakukan,"ucapnya.
Menurutnya, biasanya orang Bugis nantinya akan menginap selama dua hari atau menjelang keberangkatan ke tanah suci untuk menjalankan ibadah haji.
BACA JUGA:7 Parfum Indomaret untuk Cowok Rekomendid! Bikin Kangen dan Wangi Tercandu-candu...
BACA JUGA:Yuhu! 3 Tablet Menggila Hanya Rp1 Jutaan di Bulan Mei 2024, Penasaran Kah? Cek Spesifikasinya...
"Biasanya nginap dua malam, baru berangkat ke asrama haji. Ddi dalam kapal tongkang itu, mereka akan berkumpul hingga masak untuk sehari hari. Aktifitas memasak dilakukan sama - sama oleh saudari atau ibu ibu yang pengantar haji,"katanya.
Saat keberangkatan dari desa perairan menuju Kota Palembang, jemaah haji asal Suku Bugis akan diantar oleh sanak saudara, keluarga sebagai bentuk kebersamaan dalam suka dan duka.
"Memang sudah menjadi tradisi selalu diantar bersama sama keluarga, guna membantu dan memberikan support pada jemaah haji,"terangnya.
Diakuinya kalau dulu keadaan sering tidak aman, sehingga berkelompok berangkat menggunakan kapal tongkang.
BACA JUGA:Kominfo Bengkulu Akan Adopsi Internet Masuk Desa yang Sukses Dilakukan di Sumsel
BACA JUGA:Kontroversi! Eksploitasi Trauma Keluarga, Film Vina Sebelum 7 Hari, Penonton Tembus 1 Juta...
"Zaman tahun 80 - an sangat rawan di daerah Pasar 16 ilir, tapi Alhamdulillah sekarang aman dan sangat nyaman,"katanya.