bacakoran.co

Kasus Subvarian Covid “Meledak” di Singapura, Bagaimana di Indonesia? Simak Penjelasan Kemenkes!

Kasus Covid-19 kembali meledak di Singapura, dipicu subvarian virus corona (Covid-19) KP. Namun hingga kini subvarian virus Covid-19 itu belum terdeteksi di Indonesia.--freepik

BACAKORAN.CO – Kasus Covid-19 kembali melonjak di Singapura dan Amerika.

Di Singapura, puncak Covid-19 diperkirakan terjadi pada pertengahan dan akhir bulan Juni.

Adapun lonjakan kasus Covid-19 di Singapura ini disebabkan subvarian virus corona (Covid-19) KP.1 dan KP.2.

Lantasi bagaimana dengan kondisi di Indonesia?

BACA JUGA:Mau Liburan ke Singapura? Hindari Berkunjung di Bulan Ini, Puncak Gelombang Baru Covid-19!

BACA JUGA:Sempat Viral dan Menjadi Produk Lokal Ternama Selama Pandemi Covid 19, Begini Nasib Brand Hamlin Sekarang...

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) memastikan subvarian covid KP itu belum ditemukan di Indonesia.

Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril menyebutkan, subvarian KP ini telah terdeteksi di Malaysia, Thailand, dan Kamboja.

Namun belum ada laporan kasus di Indonesia.

Syahril menjelaskan, KP.1 dan KP.2 adalah subvarian turunan dari Omicron JN.1.

BACA JUGA:Rasio Kredit Macet Bank Melonjak Jelang Berakhirnya Restrukturisasi Kredit Covid-19, Apa Penyebab?

BACA JUGA:Viral Isu Konspirasi Virus Covid 19 Disebabkan Oleh Rockefeller Foundation, Benarkah? Begini Penjelasannya

Secara global, subvarian JN.1 mendominasi di sebagian besar negara, dengan prevalensi sebesar 54,3 persen.

"Hingga Mei 2024, kasus Covid-19 di Indonesia didominasi oleh subvarian Omicron JN.1.1, JN.1, dan JN.1.39. Subvarian KP belum ditemukan," kata Syahril, mengutip situs resmi Kemenkes.

Kasus Subvarian Covid “Meledak” di Singapura, Bagaimana di Indonesia? Simak Penjelasan Kemenkes!

Ramadhan Evrin

Ramadhan Evrin


bacakoran.co – kembali melonjak di dan amerika.

di singapura, puncak covid-19 diperkirakan terjadi pada pertengahan dan akhir bulan juni.

adapun lonjakan kasus covid-19 di singapura ini disebabkan subvarian virus corona (covid-19) kp.1 dan kp.2.

lantasi bagaimana dengan kondisi di indonesia?

kementerian kesehatan republik indonesia (kemenkes ri) memastikan subvarian covid kp itu belum ditemukan di indonesia.

juru bicara kemenkes, mohammad syahril menyebutkan, subvarian kp ini telah terdeteksi di malaysia, thailand, dan kamboja.

namun belum ada laporan kasus di indonesia.

syahril menjelaskan, kp.1 dan kp.2 adalah subvarian turunan dari omicron jn.1.

secara global, subvarian jn.1 mendominasi di sebagian besar negara, dengan prevalensi sebesar 54,3 persen.

"hingga mei 2024, kasus covid-19 di indonesia didominasi oleh subvarian omicron jn.1.1, jn.1, dan jn.1.39. subvarian kp belum ditemukan," kata syahril, mengutip situs resmi kemenkes.

menurut syahril, badan kesehatan dunia (who) telah mengklasifikasikan kp.2 sebagai variant under monitoring per 3 mei 2024.

namun, belum ada indikasi bahwa subvarian kp.1 dan kp.2 lebih menular atau menyebabkan keparahan dibandingkan dengan varian covid-19 lainnya.

"belum ada indikasi, baik di global maupun di singapura, bahwa dua subvarian ini lebih menular atau menyebabkan sakit yang lebih berat dibandingkan dengan varian lainnya," jelasnya.

meski begitu, pemerintah indonesia tetap waspada terhadap penyebaran subvarian tersebut.

menyusul cukup tingginya kasus covid-19 yang terjadi di singapura.

pada periode 28 april hingga 4 mei 2024, kasus covid-19 di singapura berjumlah 13.700.

lalu melonjak menjadi 25.900 pada periode 5-11 mei 2024.

selain itu, rata-rata kasus yang masuk rumah sakit di singapura naik dari 181 kasus (minggu ke-18) menjadi 250 kasus (minggu ke-19).

namun, rata-rata kasus harian di unit perawatan intensif (icu) tetap rendah, yakni 3 kasus (minggu ke-19) dan 2 kasus (minggu ke-18).

sebagai negara tetangga, indonesia telah menyiapkan sejumlah langkah mitigasi dalam menghadapi kemungkinan transmisi subvarian covid-19 ini.

"upaya yang telah disiapkan termasuk peringatan dini di rumah sakit untuk konversi tempat tidur, adanya tenaga cadangan, kesiapan perbekalan kesehatan seperti oksigen, obat-obatan, serta vaksinasi, terutama bagi kelompok berisiko," ujar syahril.

Tag
Share