bacakoran.co

Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata Ditawarkan Biden, Ngotot Lanjutkan Perang, Ini Alasannya!

Presiden AS Joe Biden dan PM Israel Benjamin Netanyahu. Israel dikabarkan tolak proposal gencatan senjata yang ditawarkan Joe Biden.--handout/gpo/istimewa

Posisinya tetap bahwa Hamas, yang dianggap sebagai kelompok teroris oleh AS dan Uni Eropa, harus dilucuti dari kapasitas agresifnya.

Israel tidak akan berhenti sampai hal itu tercapai.

BACA JUGA:Boikot! Ini Dia 139 Produk Pro-Israel yang Harus Kamu Blacklist, Termasuk Sunlight yang Masih Laris Nih..

BACA JUGA:137 Produk Pro-Israel yang Wajib Kamu Boikot, Termasuk Rinso Produknya Paling Banyak Dipakai di Indonesia..

Biden memaparkan rencana tiga tahap yang menurutnya adalah rencana Israel:

Pertama, gencatan senjata selama enam minggu yang melibatkan pertukaran tawanan dan peningkatan bantuan.

Kedua, fokus pada gencatan senjata permanen dan pemindahan pasukan Israel dari Gaza.

Akhirnya yang ketiga yakni rekonstruksi besar-besaran.

BACA JUGA:Pantang Beli! 135 Produk Pro Israel yang Wajib Kamu Boikot, Termasuk Pepsodent dari Unilever Masih Laris Nih

BACA JUGA:Rasain, Israel Makin Terpojok, Sekutu AS Ini Siap Susul Spanyol, Norwegia dan Irlandia Akui Palestina Merdeka

Hamas mengatakan mereka menyambut baik setiap proposal yang "didasarkan pada gencatan senjata permanen" dan "penarikan total dari Jalur Gaza."

Para pejabat Israel mengatakan rencana yang mereka setujui tidak termasuk gencatan senjata permanen.

Netanyahu mengeluarkan dua pernyataan pada akhir pekan yang bertentangan dengan Biden.

Dalam pernyataan pertama, Netanyahu mengatakan ia telah memberi wewenang kepada para negosiatornya untuk mengajukan proposal yang bertujuan mengembalikan lebih dari 100 sandera yang masih berada di Gaza.

BACA JUGA:Israel Bombardir Kamp Pengungsi Rafah, Puluhan Korban Tewas, Netanyahu Ngeles Begini!

Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata Ditawarkan Biden, Ngotot Lanjutkan Perang, Ini Alasannya!

Ramadhan Evrin

Ramadhan Evrin


bacakoran.co – proposal yang dibuat amerika serikat (as) agar israel menghakhiri perang melawan ditolak.

sejumlah aspek dalam proposal yang ditawarkan tersebut belum dapat diterima oleh perdana menteri israel benjamin netanyahu.

ada pun memasuki bulan kedelapan , kebuntuan antara israel dan hamas terkait pertukaran sandera dengan tawanan masih belum berubah.

israel setuju dengan gencana senjata sementara, namun tidak akan mengakhirinya selama struktur pemerintahan dan militer hamas masih utuh.

sementara hamas akan membebaskan para tawanan jika ada jaminan gencatan senjata yang permanen.

presiden as joe biden mengatakan, israel telah cukup memukul hamas untuk mencegahnya melakukan serangan lain seperti pada 7 oktober lalu, yang menewaskan sekitar 1.200 warga israel dan menyandera 250 orang.

sudah waktunya untuk mengakhiri perang, membebaskan para sandera, dan mulai membangun kembali jalur gaza yang hancur.

"mereka tidak memiliki kemampuan militer untuk melakukan apa yang mereka lakukan pada 7 oktober," ujar john kirby, juru bicara dewan keamanan nasional di gedung putih dalam acara this week di abc.

secara militer, israel telah mencapai sebagian besar tujuan mereka di gaza.

pemerintah netanyahu mengatakan, mencegah terulangnya peristiwa 7 oktober yang disebutnya sebagai pembantaian terburuk dalam sejarah negara itu, adalah kriteria yang salah.

posisinya tetap bahwa hamas, yang dianggap sebagai kelompok teroris oleh as dan uni eropa, harus dilucuti dari kapasitas agresifnya.

israel tidak akan berhenti sampai hal itu tercapai.

biden memaparkan rencana tiga tahap yang menurutnya adalah rencana israel:

pertama, gencatan senjata selama enam minggu yang melibatkan pertukaran tawanan dan peningkatan bantuan.

kedua, fokus pada gencatan senjata permanen dan pemindahan pasukan israel dari gaza.

akhirnya yang ketiga yakni rekonstruksi besar-besaran.

hamas mengatakan mereka menyambut baik setiap proposal yang "didasarkan pada gencatan senjata permanen" dan "penarikan total dari jalur gaza."

para pejabat israel mengatakan rencana yang mereka setujui tidak termasuk gencatan senjata permanen.

netanyahu mengeluarkan dua pernyataan pada akhir pekan yang bertentangan dengan biden.

dalam pernyataan pertama, netanyahu mengatakan ia telah memberi wewenang kepada para negosiatornya untuk mengajukan proposal yang bertujuan mengembalikan lebih dari 100 sandera yang masih berada di gaza.

namun juga akan memungkinkan israel melanjutkan perang sampai semua tujuannya tercapai.

termasuk penghancuran kemampuan militer dan pemerintahan hamas.

pernyataan kedua lebih tegas: kondisi israel untuk mengakhiri perang tidak berubah, di mana penghancuran kemampuan militer dan pemerintahan hamas, pembebasan semua sandera, dan memastikan bahwa gaza tidak lagi menjadi ancaman.

gagasan israel akan menyetujui gencatan senjata permanen sebelum syarat-syarat tersebut dipenuhi "adalah tidak mungkin," tambah pernyataan itu seperti dilansir dari bloomberg.

menteri pertahanan yoav gallant mengatakan pada minggu bahwa israel sedang mengupayakan alternatif bagi kekuasaan hamas di gaza dengan mengisolasi daerah-daerah untuk menyingkirkan para pejuang hamas dan memperkenalkan pasukan yang akan memungkinkan terbentuknya pemerintahan alternatif.

para pejabat gedung putih mengatakan, komentar netanyahu terkait politik dalam negeri dan merupakan bagian dari upaya menenangkan sayap kanannya.

namun, hal itu tampaknya hanya angan-angan dari para pejabat yang memiliki kesulitan politiknya sendiri, yaitu kaum muda demokrat yang condong ke kiri dan mungkin tidak akan memilih biden pada november karena perang gaza.

mitra koalisi sayap kanan netanyahu memang menolak apa yang diajukan biden atas nama israel.

"saya baru saja berbicara dengan perdana menteri dan menjelaskan kepadanya bahwa kami tidak akan mengambil bagian dalam pemerintahan yang menyetujui garis besar yang diusulkan dan mengakhiri perang tanpa menghancurkan hamas," ujar menteri keuangan bezalel smotrich.

namun, kekhawatiran tidak hanya berasal dari kalangan sayap kanan.

benny gantz, anggota sentris dari kabinet perang israel, tidak menyambut baik pidato biden dan hanya mengatakan bahwa inilah saatnya merumuskan langkah-langkah selanjutnya.

namun, ada tekanan yang meningkat di israel untuk sebuah kesepakatan yang membebaskan para sandera.

bahkan dengan mengorbankan mengakhiri perang. pemimpin oposisi yair lapid mendukung pidato biden.

begitu pula presiden isaac herzog, dan demonstrasi mingguan di israel yang mengadvokasi diakhirinya perang telah berkembang menjadi lebih dari 100.000 orang.

bocoran dari dalam tim negosiasi israel memperjelas bahwa beberapa anggota akan menerima penghentian perang dengan imbalan pembebasan semua sandera.

para anggota badan keamanan israel, termasuk mantan jenderal yang menjalankan lembaga pemikir, juga siap untuk itu.

mereka mengatakan, dengan 36.000 warga gaza yang tewas, menurut perkiraan hamas, dan tidak ada tanda-tanda akan tertangkapnya para pemimpin tinggi hamas, israel harus fokus memperbaiki hubungannya dengan washington dan dunia arab daripada melanjutkan pertempuran.

Tag
Share