bacakoran.co

Viral! Pria Bogor Nekat Ukur Jarak Rumah ke Sekolah dengan Ranting Pohon, Gegara Anak Gak Lolos PPDB!

Pria bogor nekat ukur jarak rumah ke sekolah dengan ranting pohon karena sang anak tidak lolos PPDB-Ist-

BACA JUGA:Memalukan! Oknum Dewan Muba ' Wikwik' Sekamar Gadis Cantik, Ini Kehebohannya...

Namun, implementasinya seringkali menimbulkan masalah, seperti yang dialami oleh Billy Adhiyaksa.

Banyak orang tua yang merasa sistem ini tidak adil dan malah mempersulit anak-anak mereka untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

Aksi nekat Billy Adhiyaksa yang mengukur jarak rumah ke sekolah dengan batang pohon mencerminkan kekecewaan masyarakat terhadap sistem zonasi PPDB.

Meskipun tujuannya baik, pelaksanaan sistem ini masih perlu banyak perbaikan agar lebih adil dan tidak menyulitkan rakyat menengah ke bawah.

BACA JUGA:Bahaya! Sumur Minyak Ilegal di Muba Bocor, Warga Rebutan Meski Bisa Sebabkan Ledakan dan Kebakaran

BACA JUGA:PENELITIAN: Populasi lansia Jepang Hidup Sendiri Melonjak 47% di 2050, Ini Jadi Biang Keroknya?

Video viral ini menjadi cermin bahwa pendidikan harusnya bisa diakses oleh semua orang dengan mudah tanpa perlu aksi protes seperti ini.

Viral! Pria Bogor Nekat Ukur Jarak Rumah ke Sekolah dengan Ranting Pohon, Gegara Anak Gak Lolos PPDB!

Melly

Melly


 bacakoran.co - baru-baru ini, dihebohkan oleh aksi seorang pria yang mengukur jalan menggunakan batang pohon sepanjang 1 meter.

aksi tersebut menjadi setelah video rekamannya tersebar luas di berbagai platform media sosial.

salah satu akun instagram yang membagikan video tersebut adalah @abouthetic.

dalam video yang diunggah, terlihat seorang pria tua sedang mengukur jarak antara rumahnya dan sekolah anaknya secara manual.

aksi ini pun langsung menyedot perhatian warga sekitar dan di dunia maya.

pria tersebut diketahui bernama billy adhiyaksa, warga bogor yang merasa kecewa karena anaknya tidak lolos ppdb (penerimaan peserta didik baru) jalur zonasi.

menurut billy, ada indikasi kecurangan yang membuat anaknya tidak diterima di sman 3 bogor, meski jarak rumahnya dengan sekolah sangat dekat, bahkan kurang dari 1 km.

billy pun memutuskan untuk mengukur jarak tersebut sendiri dengan menggunakan ranting pohon.

"saya mau memastikan bahwa rumah saya dan sekolah itu jaraknya hanya 10 menit kalau berjalan kaki," kata billy dalam video tersebut.

video yang menunjukkan billy mengukur jalan dengan batang pohon ini pun dan sukses menyita perhatian warganet.

banyak yang mendukung aksinya dan merasa prihatin dengan sistem zonasi ppdb yang dianggap tidak adil.

aksi billy ini menuai berbagai komentar dari warganet.

beberapa dari mereka menyuarakan kekecewaan terhadap sistem zonasi yang dianggap ribet dan tidak adil.

"semoga kembali ke jaman dulu aja, pakai nilai ga usah ngukur jarak," tulis seorang warganet.

"jaman dulu pake patokan nilai nem paling gampang. sekarang kayaknya ribet banget," tambah yang lain.

"tar juga lama-lama sekolah negeri udah ga ada peminatnya. makin kesini makin kesana sekolah negerinya, gurunya ngajarnya asal-asalan karena gratis. mau jadi apa para penerus bangsa ini," komentar seorang pengguna instagram.

"kalau pun misalnya masuk sekolah negeri dipermudah, gue yakin orang kaya ga bakalan milih sekolah negeri. ppdb sekarang amat sangat mempersulit rakyat menengah ke bawah untuk mendapatkan pendidikan," seru yang lain.

"sekarang sekolah udah banyak dimana-mana kok malah susah mau sekolah aja, memang diluar nalar," tulis pengguna lainnya.

sistem zonasi ppdb memang menjadi topik yang kontroversial di indonesia.

sistem ini dibuat dengan tujuan agar distribusi siswa merata di semua sekolah negeri.

namun, implementasinya seringkali menimbulkan masalah, seperti yang dialami oleh billy adhiyaksa.

banyak orang tua yang merasa sistem ini tidak adil dan malah mempersulit anak-anak mereka untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

aksi nekat billy adhiyaksa yang mengukur jarak rumah ke sekolah dengan batang pohon mencerminkan kekecewaan masyarakat terhadap sistem zonasi ppdb.

meskipun tujuannya baik, pelaksanaan sistem ini masih perlu banyak perbaikan agar lebih adil dan tidak menyulitkan rakyat menengah ke bawah.

video viral ini menjadi cermin bahwa pendidikan harusnya bisa diakses oleh semua orang dengan mudah tanpa perlu aksi protes seperti ini.

Tag
Share