bacakoran.co

Kontroversi! Kasus Tewasnya Bocah SMP di Padang Ditutup, Penyebabnya Bukan Dianiaya Polisi tapi Patah Tulang

Kasus tewasnya afif maulana bocah SMP di padang ditutup--tvonenews.com

BACAKORAN.CO - Kasus tragis yang mengguncang warga Padang, kematian Afif Maulana, bocah berusia 13 tahun, kembali menemukan perkembangan baru yang mengejutkan.

Kapolda Sumatera Barat, Irjen Suharyono, menjelaskan bahwa setelah penyelidikan intensif.

Penyebab kematian Afif bukanlah karena dianiaya.

Melainkan karena patah tulang parah akibat kecelakaan saat terlibat dalam tawuran di jembatan Kuranji pada 9 Juni dini hari.

BACA JUGA:Bengis, Suami di Jakarta Timur Hantam Kepala Istri ke Tembok Hingga Tewas, Berikut Kronologinya...

"Kami telah melakukan penyelidikan menyeluruh terhadap kasus ini. Hasil visum menyatakan bahwa Afif mengalami patah tulang serius, yang kemungkinan terjadi akibat kecelakaan saat peristiwa tawuran berlangsung," ujar Kapolda Suharyono dalam konferensi pers yang digelar di Polda Sumatera Barat.

Peristiwa ini juga membuka fakta bahwa dalam penangkapan 18 terduga pelaku tawuran di lokasi yang sama.

Ada dugaan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh 17 anggota kepolisian.

BACA JUGA:Truk Trailer Terguling di Tol JORR, Sopir Tewas Tertimpa Kendaraan

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) turut menyoroti dugaan kekerasan fisik yang dialami oleh belasan anak yang diamankan pada malam kejadian.

"Dari temuan kami, ada bukti-bukti fisik berupa bekas-bekas luka pada beberapa anak yang menunjukkan tanda-tanda kekerasan. Kami mendesak agar proses hukum dilakukan secara transparan dan objektif," ungkap Komisioner KPAI, Dian Sasmita, dalam wawancara eksklusif dengan Kabar Petang.

LBH Padang, yang aktif dalam memberikan perlindungan hukum.

BACA JUGA:Lagi, Wilayah Pati Kembali Memakan Korban Jiwa, Viral Penemuan Mayat Wanita Penghuni Indekos di Pati

Terus memperjuangkan keadilan bagi saksi-saksi yang terlibat dalam kasus ini.

Kontroversi! Kasus Tewasnya Bocah SMP di Padang Ditutup, Penyebabnya Bukan Dianiaya Polisi tapi Patah Tulang

Ainun

Ainun


bacakoran.co - kasus tragis yang mengguncang warga padang, afif maulana, berusia 13 tahun, kembali menemukan perkembangan baru yang mengejutkan.

kapolda sumatera barat, irjen suharyono, menjelaskan bahwa setelah penyelidikan intensif.

penyebab kematian afif bukanlah karena dianiaya.

melainkan karena patah tulang parah akibat kecelakaan saat terlibat dalam tawuran di jembatan kuranji pada 9 juni dini hari.

"kami telah melakukan penyelidikan menyeluruh terhadap kasus ini. hasil visum menyatakan bahwa afif mengalami patah tulang serius, yang kemungkinan terjadi akibat kecelakaan saat peristiwa tawuran berlangsung," ujar kapolda suharyono dalam konferensi pers yang digelar di polda sumatera barat.

peristiwa ini juga membuka fakta bahwa dalam penangkapan 18 terduga pelaku tawuran di lokasi yang sama.

ada dugaan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh 17 anggota kepolisian.

komisi perlindungan anak indonesia (kpai) turut menyoroti dugaan kekerasan fisik yang dialami oleh belasan anak yang diamankan pada malam kejadian.

"dari temuan kami, ada bukti-bukti fisik berupa bekas-bekas luka pada beberapa anak yang menunjukkan tanda-tanda kekerasan. kami mendesak agar proses hukum dilakukan secara transparan dan objektif," ungkap komisioner kpai, dian sasmita, dalam wawancara eksklusif dengan kabar petang.

lbh padang, yang aktif dalam memberikan perlindungan .

terus memperjuangkan keadilan bagi saksi-saksi yang terlibat dalam kasus ini.

mereka telah mengajukan perlindungan terhadap beberapa saksi kepada lpsk untuk memastikan bahwa mereka mendapatkan perlindungan maksimal dari tekanan atau intimidasi yang mungkin terjadi.

"kami telah bekerja sama dengan lpsk untuk memastikan perlindungan bagi saksi-saksi anak yang mengalami trauma akibat peristiwa ini. proses hukum yang adil sangat penting bagi pemulihan psikologis mereka," ujar wahyudi agus, juru bicara lbh padang.

meskipun terdapat berbagai tantangan dalam proses penyelidikan dan .

masyarakat dan pihak terkait berharap agar kasus ini dapat diungkapkan kebenarannya dengan transparansi dan keadilan.

keluarga afif maulana, bersama dengan masyarakat luas, mengharapkan agar kasus ini tidak hanya menjadi pembelajaran.

tetapi juga titik balik dalam meningkatkan kesadaran akan perlindungan hak asasi manusia di tingkat lokal.

kasus ini akan terus dipantau perkembangannya oleh berbagai pihak terkait.

termasuk lpsk dan lembaga advokasi hak asasi manusia.

untuk memastikan bahwa keadilan sejati dapat ditegakkan bagi semua pihak yang terlibat.

dengan demikian, masyarakat sumatera barat dan indonesia secara keseluruhan menanti hasil investigasi lanjutan.

yang diharapkan dapat mengungkapkan kebenaran penuh di balik kasus ini dan memastikan perlindungan hak asasi manusia di segala lini kehidupan.

kasus ini menjadi viral di media sosial karena muncul tuduhan bahwa korban.

afif maulana, meninggal dunia akibat disiksa oleh .

namun, kapolda sumbar dengan tegas membantah tuduhan tersebut.

afif maulana ditemukan meninggal dunia pada minggu siang, 9 juni 2024.

tubuhnya ditemukan di bawah jembatan kuranji, padang, dengan sejumlah luka lebam.

kejadian ini bermula dari tawuran  yang terjadi pada minggu dini hari.

setelah ditemukan, jenazah afif langsung dibawa ke rumah sakit bhayangkara untuk dilakukan visum.

di media sosial, beredar kesaksian remaja lain yang menyebut afif meninggal karena disiksa oleh  saat membubarkan tawuran.

kesaksian ini memicu kemarahan dan spekulasi di kalangan netizen.

sehingga menimbulkan desakan untuk dilakukan investigasi mendalam.

kapolda sumatera barat dengan tegas membantah tuduhan penyiksaan yang dilakukan oleh oknum polisi.

dalam konferensi pers, kapolda menjelaskan bahwa pada malam kejadian.

lebih dari 40 orang remaja terlibat dalam tawuran, dan 18 di antaranya diamankan oleh .

"kami mengamankan lebih dari 40 orang pelaku tawuran pada malam itu. namun, yang berhasil kami amankan hanya 18 orang, sementara yang lain melarikan diri," ujar kapolda sumbar.

kapolda menegaskan bahwa pihaknya tidak fokus pada individu tertentu, termasuk afif maulana, saat mengamankan situasi tersebut.

polisi hanya berusaha mengamankan remaja yang terlibat dan membawa mereka beserta kendaraan yang digunakan ke .

"kami tidak menduga-duga atau melakukan trial by the press. kami bekerja berdasarkan fakta dari hasil pemeriksaan saksi-saksi, barang bukti, dan kejadian sebenarnya. kami sangat terbuka dan tidak akan menutupi jika ada anggota yang melanggar hukum," tambahnya.

menurut keterangan keluarga korban, afif terakhir kali terlihat pada sabtu malam, 8 juni 2024.

pukul 11 malam, ayahnya sempat menghubungi afif yang masih berada di rumah temannya.

namun, pada minggu pukul 6 sore, keluarga mendapatkan kabar bahwa afif ditemukan tewas di bawah jembatan kuranji.

ayah korban sangat terpukul dengan kejadian ini dan berharap pihak berwenang dapat mengusut tuntas penyebab kematian putranya.

keluarga juga menuntut keadilan dan klarifikasi lebih lanjut terkait tuduhan yang beredar di media sosial.

kapolda sumbar memastikan bahwa penyelidikan akan dilakukan secara menyeluruh dan .

semua saksi akan diperiksa, dan bukti-bukti yang ada akan dianalisis dengan seksama.

jika terbukti ada pelanggaran hukum yang dilakukan oleh anggota kepolisian.

tindakan  akan diambil sesuai aturan yang berlaku.

"kami akan terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan kebenaran dari setiap informasi yang beredar. keadilan harus ditegakkan, dan tidak boleh ada yang melanggar hukum," tegas kapolda.

kasus kematian afif maulana masih dalam proses investigasi oleh pihak kepolisian.

sementara itu, kapolda sumbar telah membantah tuduhan penyiksaan oleh oknum polisi dan menekankan pentingnya bekerja berdasarkan fakta.

keluarga korban berharap ada keadilan dan penjelasan yang jelas terkait kematian afif.

untuk sementara, masyarakat diimbau untuk tidak  oleh informasi yang belum terbukti kebenarannya dan menunggu hasil investigasi resmi dari pihak berwenang.

Tag
Share