Menkeu Sri Mulyani Ungkap Biaya Subsidi dan Kompensasi Bisa Jebol, 3 Parameter Ini Jadi Pemicu!
Biaya subsidi dan kompensasi energi di tahun 2024 terancam jebol.--pertamina
BACAKORAN.CO - Biaya subsidi dan kompensasi diperkirakan membengkak pada akhir tahun ini.
Membengkaknya biaya subsidi dan kompensasi dipengaruhi oleh pelemahan nilai tukar rupiah dan penurunan lifting minyak.
"Subsidi energi diperkirakan akan naik dengan beberapa parameter seperti penurunan harga minyak, lifting minyak, dan nilai tukar (rupiah)," ujar Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, hari ini, Senin (8/7/2024).
Namun, Sri Mulyani tidak merinci berapa besar kenaikan biaya subsidi dan kompensasi energi yang diperkirakan.
Adapun pemerintah telah menetapkan target subsidi energi sebesar Rp186,9 triliun untuk tahun ini.
Nilai itu mencakup Rp113,3 triliun untuk subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan liquified petroleum gas (LPG), serta Rp73,6 triliun untuk subsidi listrik.
Sri Mulyani pun mengungkapkan realisasi nilai tukar rupiah pada semester I 2024 mencapai Rp15.901 per USD.
Lebih tinggi dari target APBN 2024 sebesar Rp15 ribu per USD.
Untuk proyeksi semester II 2024, rupiah diperkirakan berada di kisaran Rp16 ribu - Rp16.200 yang lebih tinggi dari target APBN dan realisasi semester I.
Realisasi harga minyak mentah Indonesia (ICP) berada di level US$81,28 per barel.