Ini Bukti Hidup Makin Susah, BPS Ungkap 9,48 Juta Penduduk Kelas Menengah Turun Status!
Turunnya daya beli di tengah ekonomi sulit menjadi salah satu penyebab banyak masyarakat kelas menengah yang turun status.--istimewa
Adapun kelas menengah didefinisikan sebagai kelompok dengan pengeluaran per kapita per bulan antara 3,5 hingga 17 kali garis kemiskinan yang ditetapkan oleh Bank Dunia, yaitu berkisar Rp2.040.262 - Rp9.909.844.
Sementara itu, kelompok menuju kelas menengah memiliki pengeluaran antara 1,5 hingga 3,3 kali garis kemiskinan, yakni sekitar Rp874.398 hingga Rp2.040.262 per kapita per bulan.
BACA JUGA:BPS Sumsel Catat Tingkat Pengangguran di Sumsel Turun di Angka 3,97 Persen
BACA JUGA:BPS: Februari-Maret Ada Lonjakan Panen, Kenapa Bisa Begitu? Ini Pemicunya
Amalia menjelaskan modus pengeluaran kelas menengah berada di angka Rp2.056.494.
Ini menunjukkan sebagian besar penduduk kelas menengah lebih dekat dengan batas bawah pengelompokan kelas menengah yang sebesar Rp2.040.262.
"Hal ini menunjukkan bahwa kelompok kelas menengah akan lebih sulit untuk naik ke kelas atas dan lebih rentan turun ke kelompok menuju kelas menengah atau bahkan menjadi rentan miskin," lanjut Amalia seperti dilansir dari CNNIndonesia.
Data ini, kata Amalia, menjadi perhatian serius bagi pemerintah karena kelas menengah dan kelompok yang menuju kelas menengah berperan penting sebagai penopang perekonomian di masa depan.
Pasalnya, gabungan dari kedua kelompok ini mencakup 66,6 persen dari total populasi, dan pengeluaran konsumsi mereka menyumbang 81,49 persen dari total konsumsi masyarakat.
BACA JUGA:Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap Kuat saat Perlambatan Ekonomi Global, Begini Penjelasan BPS!
BACA JUGA:Kepala BPS Sumsel: GPISS Jadi Faktor Kestabilan Harga Pasar di Sumsel
Lantaran itu, memperkuat daya beli bagi kelompok miskin dan kelas menengah adalah hal yang penting.
“Terutama mereka yang berada dalam kelompok (masyarakat) menuju kelas menengah," tukasnya.