bacakoran.co

Penduduk Kelas Menengah Menjadi Rentan Miskin Makin Meningkat Tahun 2024, Jokowi : Setiap Negara Sama Saja...

peningkatan masyarakat rentan miskin--Indopolitika.com

BACAKORAN.CO - Peningkatan jumlah penduduk kelas menengah menjadi rentan miskin makin meningkat tahun ini.

Presiden Joko Widodo mengatakan penurunan kelas menengah menjadi ambang rentan miskin tidak hanya terjadi di Indonesia.

Tetapi ia menyebutkan bahwa hampir semua negara mengalami kesulitan yang sama.

“Itu problem terjadi hampir di semua negara karena ekonomi global turun semuanya, ada covid 2-3 tahun lalu mempengaruhi. Semua negara saat ini berada pada kesulitan yang sama,” Ujar Jokowi.

BACA JUGA:Sumsel Jadi Daerah yang Berhasil Turunkan Stunting-Kemiskinan Ektrem Tercepat di Pulau Sumatera

Jumlah penduduk yang tergolong kelas menengah menurun drastis dalam beberapa tahun terakhir sebelumnya diungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar.

Dari 57,33 juta orang pada 2019 menjadi 47,85 juta orang pada 2024. Artinya, ada sekitar 9,48 juta orang yang keluar dari kategori kelas menengah dan turun ke kategori yang lebih rendah.

Amalia menjelaskan, penurunan jumlah kelas menengah ini merupakan salah satu efek jangka panjang atau scarring effect dari pandemi Covid-19.

"Di tahun 2021 itu kelas menengah jumlahnya 53,83 juta dengan proporsi 19,82 persen. Dan terakhir di tahun 2024 jumlahnya 47,85 juta dengan proporsi 17,13," Ujar Amalia.

BACA JUGA:Pj Gubernur Agus Fatoni Kuatkan Sinergi Pemprov-Pusri Atasi Inflasi, Stunting dan Kemiskinan Ektrem di Sumsel

Penurunan ini diiringi dengan peningkatan jumlah penduduk yang masuk dalam kategori aspiring middle class atau kelompok yang sedang menuju kelas menengah.

Mereka ini adalah kelompok yang berada di antara kelas rentan miskin dan kelas menengah. 

Data BPS menunjukkan pada 2024, sebanyak 137,5 juta orang atau 49,22 persen dari total penduduk masuk dalam kategori ini.

"Yang 137,5 juta ini sebenarnya bisa kemudian di-upgrade, untuk mudah untuk di-upgrade menjadi kelas menengah," Lanjut Amalia.

Penduduk Kelas Menengah Menjadi Rentan Miskin Makin Meningkat Tahun 2024, Jokowi : Setiap Negara Sama Saja...

Desta

Desta


bacakoran.co - peningkatan jumlah menjadi rentan miskin makin meningkat tahun ini.

presiden mengatakan penurunan kelas menengah menjadi ambang rentan miskin tidak hanya terjadi di indonesia.

tetapi ia menyebutkan bahwa hampir semua negara mengalami kesulitan yang sama.

“itu problem terjadi hampir di semua negara karena ekonomi global turun semuanya, ada covid 2-3 tahun lalu mempengaruhi. semua negara saat ini berada pada kesulitan yang sama,” ujar jokowi.

jumlah penduduk yang tergolong kelas menengah menurun drastis dalam beberapa tahun terakhir sebelumnya diungkap kepala badan pusat statistik (bps), amalia adininggar.

dari 57,33 juta orang pada 2019 menjadi 47,85 juta orang pada 2024. artinya, ada sekitar 9,48 juta orang yang keluar dari kategori kelas menengah dan turun ke kategori yang lebih rendah.

amalia menjelaskan, penurunan jumlah kelas menengah ini merupakan salah satu efek jangka panjang atau scarring effect dari pandemi covid-19.

"di tahun 2021 itu kelas menengah jumlahnya 53,83 juta dengan proporsi 19,82 persen. dan terakhir di tahun 2024 jumlahnya 47,85 juta dengan proporsi 17,13," ujar amalia.

penurunan ini diiringi dengan peningkatan jumlah penduduk yang masuk dalam kategori aspiring middle class atau kelompok yang sedang menuju kelas menengah.

mereka ini adalah kelompok yang berada di antara kelas rentan miskin dan kelas menengah. 

menunjukkan pada 2024, sebanyak 137,5 juta orang atau 49,22 persen dari total penduduk masuk dalam kategori ini.

"yang 137,5 juta ini sebenarnya bisa kemudian di-upgrade, untuk mudah untuk di-upgrade menjadi kelas menengah," lanjut amalia.

ia juga memperingatkan banyak dari penduduk kelas menengah saat ini berada di ambang batas bawah kelompok mereka, dengan pengeluaran rata-rata sekitar rp 2,04 juta per kapita per bulan.

fraksi partai demokrasi indonesia perjuangan, dolfie othniel fredric palit, dalam rapat ini sempat meminta klarifikasi perihal definisi dan kriteria yang digunakan bps.

hal ini dilakukan untuk mengklasifikasikan penduduk ke dalam kelompok-kelompok tersebut.

amalia mengatakan bps menggunakan kriteria bank dunia untuk menentukan kelas menengah, yaitu mereka yang memiliki pengeluaran 3,5 hingga 17 kali garis kemiskinan.

sementara, aspiring middle class memiliki pengeluaran 1,5 hingga 3,5 kali garis kemiskinan.

data yang dipaparkan amalia menunjukkan penurunan yang signifikan pada jumlah kelas menengah, yang awalnya 57,33 juta orang (21,45 persen) pada tahun 2019.

menjadi hanya 47,85 juta orang (17,13 persen) pada 2024. sebaliknya, kelompok aspiring middle class meningkat dari 128,85 juta orang pada 2019 menjadi 137,5 juta orang pada 2024.

sementara itu, pengeluaran untuk perumahan juga mengalami penurunan dari lebih dari 32 persen menjadi sekitar 28,5 persen.

Tag
Share