bacakoran.co

Sedih Nasib Petani Cabai, Harga Jual Anjlok, Tanaman Diserang Hama, Hasil Panen Menurun

ANJLOK : Harga jual anjlok hasi panen menurun, petani Cabai Desa Mekar Jaya Ogan Ilir terancam merugi. (foto : andika/sumeks.bacakoran.co)--

BACAKORAN.CO -- Lengkap sudah penderitaan petani cabai di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Pemulutan Selatan, Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan.

Saat ini harga jual cabai anjlok dibandingan musim panen sebelumnya. Harga jual cabai di tingkat petani saat ini hanya berkisar antara Rp10 -  Rp 11 ribu per kilogram.  Padahal pada musim panen sebelumnya harga cabai mencapai Rp 60 ribu hingga Rp 80 ribu per kilogram

Tak hanya itu, petani cabai saat ini juga berhadapan dengan serangan hama tanaman dan buah seperti trips, kutu daun apids, kutu daun persik, tungau, kutu kebul, lalat buah, dan ulat grayak. 

Akibatnya petni harus mengeluarkan modal yang lebih besar guna memberi obat-obatn untuk membasmi hama tersebut.

BACA JUGA:Makin Pedas, Harga Cabai Rawit Meroket hingga Tembus Rp77 Ribu per Kg, Ini Biang Keroknya!

BACA JUGA:Harga Pangan Meroket H+1 Lebaran, Mulai dari Beras, Cabai hingga Bawah Merah, Jadi Segini!

Serangan hama juga mengakibatkkan hasil panen menurun serta banyak buah yang busuk sehingga kerugian petni cabai semakin besar

"Harga jual cabai anjlok, di tingkat petani saat ini hanya berkisar antara Rp10 - 11 ribu  per kilogram," ungkap Fikri salah seorang petani cabai di Desa Mekar Jaya.

Menurutnya, jangankan untuk mendapatkan keuntungan, menutup biaya modal saja beluum tentu bisa.

Menurut Fikri  harga jual cabai merah standar biasanya berada di angka Rp35 ribu per kilogram. Dengan harga sebesar itu petani bisa mendapatkan sedikit keuntungan.

BACA JUGA:Cek! Daftar Lengkap Harga Terbaru BBM di SPBU Pertamina, Shell, dan BP-AKR, Berlaku 1 November 2024!

BACA JUGA:Indonesia Jadi Magnet Baru! 15 Investor Tekstil China Siap Relokasi Pabrik, Ada yang Minat Akuisisi Sritex?

"Itu jika hasil panennya normal, tapi kalau di serang hama seperti sekarang petani harus menghitung juga biaya pembelian  pestisida dan biaya perawatan."Kalau tidak di semprot pestisida,  cabai rentan terhadap serangan hama, sehingga banyak yang terkena koreng, kecut, busuk, dan akhirnya kering," jelas Fikri.

Masih kata Fikri, dalam kondisi  normal, ia bisa mendapatkan hasil panen maksimal hingga 3 ton cabai dari setengah hektar lahan.

Namun, dalam kondisi saat ini, hasil panen menurun drastis hingga hanya mencapai sekitar 1 ton atau turun dua kali lipat dari kondisi normal.

Dia menambahkan, akibat rendahnya harga jual cabai dan  hasil panen yang menurun memaksa petani cabai mencari cara lain agar tetap bertahan.

BACA JUGA:Siap-Siap! Indra Sjafrie Pimpin Timnas Indonesia U20 Amankan Tiket Piala Dunia U20

BACA JUGA:Terungkap! Ini Cara Pelaku Lancarkan Aksi dan Motif Mutilasi Wanita Tanpa Kepala di Danau Muara Baru

"Kita bingung juga ini untuk selanjutnya masih bisa tanam cabai tidak mengingat saat ini tidak ada keuntungan yang kita dapat," kata Fikri.

Selain biaya produksi para petani cabai juga harus merogoh cocek untuk biaya upah petik cabai. "Untuk biaya petik itu kita ngajak orang dengan bayaran Rp2 ribu perkilo," katanya.

Petani cabai berharap agar pemerintah atau pihak terkait dapat memberikan perhatian lebih terhadap masalah ini, khususnya dalam hal pengendalian harga pupuk dan obat-obatan serta perlindungan dari serangan hama.

Sehingga harga cabai dan hasil panen dapat stabil dan petani tidak mengalami kerugian besar.

Sedih Nasib Petani Cabai, Harga Jual Anjlok, Tanaman Diserang Hama, Hasil Panen Menurun

Andika Pratama

Doni Bae


bacakoran.co -- lengkap sudah penderitaan di , kecamatan pemulutan selatan, kabupaten ogan ilir sumatera selatan.

saat ini dibandingan musim panen sebelumnya. harga jual cabai di tingkat petani saat ini hanya berkisar antara rp10 -  rp 11 ribu per kilogram.  padahal pada musim panen sebelumnya harga cabai mencapai rp 60 ribu hingga rp 80 ribu per kilogram

tak hanya itu, petani cabai saat ini juga berhadapan dengan tanaman dan buah seperti trips, kutu daun apids, kutu daun persik, tungau, kutu kebul, lalat buah, dan ulat grayak. 

akibatnya petni harus mengeluarkan modal yang lebih besar guna memberi obat-obatn untuk membasmi hama tersebut.



serangan hama juga mengakibatkkan hasil panen menurun serta banyak buah yang busuk sehingga kerugian petni cabai semakin besar

"harga jual cabai anjlok, di tingkat petani saat ini hanya berkisar antara rp10 - 11 ribu  per kilogram," ungkap fikri salah seorang petani cabai di desa mekar jaya.

menurutnya, jangankan untuk mendapatkan keuntungan, menutup biaya modal saja beluum tentu bisa.

menurut fikri  harga jual cabai merah standar biasanya berada di angka rp35 ribu per kilogram. dengan harga sebesar itu petani bisa mendapatkan sedikit keuntungan.



"itu jika hasil panennya normal, tapi kalau di serang hama seperti sekarang petani harus menghitung juga biaya pembelian  pestisida dan biaya perawatan."kalau tidak di semprot pestisida,  cabai rentan terhadap serangan hama, sehingga banyak yang terkena koreng, kecut, busuk, dan akhirnya kering," jelas fikri.

masih kata fikri, dalam kondisi  normal, ia bisa mendapatkan hasil panen maksimal hingga 3 ton cabai dari setengah hektar lahan.

namun, dalam kondisi saat ini, hasil panen menurun drastis hingga hanya mencapai sekitar 1 ton atau turun dua kali lipat dari kondisi normal.

dia menambahkan, akibat rendahnya harga jual cabai dan  hasil panen yang menurun memaksa petani cabai mencari cara lain agar tetap bertahan.



"kita bingung juga ini untuk selanjutnya masih bisa tanam cabai tidak mengingat saat ini tidak ada keuntungan yang kita dapat," kata fikri.

selain biaya produksi para petani cabai juga harus merogoh cocek untuk biaya upah petik cabai. "untuk biaya petik itu kita ngajak orang dengan bayaran rp2 ribu perkilo," katanya.

petani cabai berharap agar pemerintah atau pihak terkait dapat memberikan perhatian lebih terhadap masalah ini, khususnya dalam hal pengendalian harga pupuk dan obat-obatan serta perlindungan dari serangan hama.

sehingga harga cabai dan hasil panen dapat stabil dan petani tidak mengalami kerugian besar.

Tag
Share