bacakoran.co

3 Alasan Harga Tiket Pesawat Domestik Semakin Meroket, Begini Penjelasan Bos Garuda Indonesia

Alasan harga tiket pesawat domestik yang semakin mahal --Sttkd.ac.id

Selain itu, PPN yang dikenakan pada tiket domestik akan naik dari 11 persen menjadi 12 persen, yang akan semakin meningkatkan harga tiket.

BACA JUGA:10 Kode Promo Grab Hari Ini 11 November 2024: GrabMart 10 Persen, GrabBike Diskon Rp8 Ribu, GrabCar Rp9 Ribu

BACA JUGA:Buruan Cek! 10 Kode Promo Gojek Hari ini 12 November 2024: Klaim Diskon GoMart, Gosend dan GoRide

3. Tarif Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U)

Selain harga avtur dan PPN, tarif Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) juga berkontribusi pada tingginya harga tiket. 

Pada tahun 2023, tarif PJP2U meningkat hingga 35 persen. 

Irfan mengungkapkan bahwa kenaikan ini tidak disadari oleh banyak orang, namun berdampak langsung pada harga tiket pesawat.

Garuda Indonesia tetap mempertahankan harga di batas atas yang ditetapkan pemerintah untuk menjaga keuntungan perusahaan. 

BACA JUGA:Denny Cagur Diduga Terlibat Promosi Judi Online, Ternyata Ada 27 Artis Ikut Terseret, Siapa Saja?

BACA JUGA:Viral! Video Denny Cagur Diduga Promosikan Judi Online, Benarkah?

Irfan menegaskan bahwa margin keuntungan dari penjualan tiket sangat kecil sehingga tidak ada pilihan lain selain bertahan dalam situasi ini untuk memastikan tanggung jawab kepada investor dan publik.

Dengan mempertimbangkan ketiga faktor ini, Garuda Indonesia berupaya menjaga stabilitas dan profitabilitas perusahaan di tengah tantangan pasar yang ada.

3 Alasan Harga Tiket Pesawat Domestik Semakin Meroket, Begini Penjelasan Bos Garuda Indonesia

Deby Tri

Deby Tri


bacakoran.co - harga tiket rute domestik di indonesia yang sering kali lebih mahal dibandingkan penerbangan internasional menjadi keluhan masyarakat. 

irfan setiaputra, direktur utama pt garuda indonesia (persero) tbk, mengungkapkan 3 faktor utama yang menjadi tingginya harga tiket ini. 

dilansir bacakoran dari , berikut penjelasan dijelaskan bos garuda:

1. harga avtur yang melonjak

harga bahan bakar avtur menjadi salah satu komponen utama dalam penentuan harga tiket pesawat. 

irfan menjelaskan bahwa peraturan menteri perhubungan (pm) yang mengatur tarif batas atas (tba) belum mengalami perubahan selama 5 tahun terakhir. 

sementara itu, harga avtur dan komponen lainnya telah mengalami kenaikan yang signifikan.

karena kenaikan biaya tersebut, garuda indonesia harus menjual tiket dengan harga yang lebih tinggi kepada konsumen, meski tetap dalam batas tarif yang ditetapkan oleh pemerintah. 

irfan menekankan bahwa kondisi pasar yang berubah, seperti kenaikan harga avtur dan nilai tukar dolar as membuat perusahaan sulit untuk mendapatkan keuntungan jika tidak menaikkan harga tiket.

2. pengaruh pajak pertambahan nilai (ppn)

harga tiket pesawat domestik juga dipengaruhi oleh pengenaan pajak pertambahan nilai (ppn). 

irfan menjelaskan bahwa avtur untuk penerbangan domestik dikenakan pajak, sedangkan untuk penerbangan internasional tidak. 

selain itu, ppn yang dikenakan pada tiket domestik akan naik dari 11 persen menjadi 12 persen, yang akan semakin meningkatkan harga tiket.

3. tarif pelayanan jasa penumpang pesawat udara (pjp2u)

selain harga avtur dan ppn, tarif pelayanan jasa penumpang pesawat udara (pjp2u) juga berkontribusi pada tingginya harga tiket. 

pada tahun 2023, tarif pjp2u meningkat hingga 35 persen. 

irfan mengungkapkan bahwa kenaikan ini tidak disadari oleh banyak orang, namun berdampak langsung pada harga tiket pesawat.

garuda indonesia tetap mempertahankan harga di batas atas yang ditetapkan pemerintah untuk menjaga keuntungan perusahaan. 

irfan menegaskan bahwa margin keuntungan dari sangat kecil sehingga tidak ada pilihan lain selain bertahan dalam situasi ini untuk memastikan tanggung jawab kepada investor dan publik.

dengan mempertimbangkan ketiga faktor ini, garuda indonesia berupaya menjaga stabilitas dan profitabilitas perusahaan di tengah tantangan yang ada.

Tag
Share