bacakoran.co

Krisis Susu Lokal! Budi Arie: Produksi Susu Dalam Negeri Tak Mampu Dukung Program Makan Bergizi

Budi Arie ungkap produksi susu dalam negeri tak mampu dukung program makan bergizi--

Achmad menawarkan beberapa solusi untuk meningkatkan produksi susu dalam negeri, salah satunya adalah meningkatkan dukungan teknologi dan investasi pada peternak lokal.

“Pemerintah perlu berinvestasi dalam peningkatan produktivitas peternak susu lokal. misalnya dengan memberikan akses ke teknologi pengolahan susu yang lebih modern, pelatihan teknis, serta dukungan finansial melalui subsidi atau kredit bersubsidi. Hal ini akan membantu peternak lokal meningkatkan produksi dan kualitas susu, sehingga mampu bersaing dengan produk impor," jelas Achmad. Dukungan ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dan kualitas susu lokal agar lebih kompetitif.

BACA JUGA:Penanganan Lamban hingga Pasien Meninggal Dunia, DPR Tegur Dirut RSMH Palembang yang Susah Dihubungi!

BACA JUGA:Karma Dibayar Kontan! Usai Melancarkan Aksi Pelaku Begal Payudara Ditabrak Mobil Saat Melarikan Diri

Selain itu, Achmad menyarankan pemerintah memperluas kerjasama dengan koperasi peternak. Pemerintah juga bisa menggalakkan konsumsi susu lokal melalui edukasi publik.

“Dengan kerjasama yang baik, pemerintah bisa mendapatkan pasokan susu lokal berkualitas dengan harga kompetitif, sekaligus memastikan keuntungan yang adil bagi peternak. Ini juga akan membantu menciptakan jaringan distribusi yang lebih efisien,” tambahnya.

Krisis Susu Lokal! Budi Arie: Produksi Susu Dalam Negeri Tak Mampu Dukung Program Makan Bergizi

Melly

Melly


bacakoran.co - menteri koperasi () budi arie setiadi menyatakan bahwa produksi susu lokal belum cukup untuk mendukung program (mbg) yang sedang digencarkan pemerintah.

untuk memenuhi kebutuhan program ini, sekitar rp14 triliun atau 20 persen dari total anggaran mbg sebesar rp71 triliun diperlukan untuk mendukung pasokan susu.

gabungan koperasi susu indonesia (gksi) hanya mampu memasok susu dengan nilai agregat sekitar rp1,5 triliun, sehingga masih ada kesenjangan besar.

“berarti kan masih jauh sekali. artinya, koperasi produknya harus terserap karena banyak kurangnya," jelas menkop budi. dilansir dari  (14/11/24)

namun, budi tidak memberikan jawaban pasti tentang kemungkinan impor susu untuk mengatasi kekurangan ini.

dia menegaskan, pemerintah akan mencari solusi lain untuk mengurangi ketergantungan pada impor.

“kita harus capai swasembada susu nasional, mengurangi impor sebanyak mungkin,” ujarnya.

ekonom dan pakar kebijakan publik dari universitas pembangunan nasional veteran jakarta, achmad nur hidayat, menyampaikan keprihatinannya.

jika pemerintah menggunakan impor untuk memenuhi kebutuhan mbg, diperkirakan sekitar 1,44 miliar liter susu akan datang dari luar negeri, sementara produksi lokal hanya berkontribusi sekitar 20 persen atau 360 juta liter.

dengan asumsi harga susu impor sekitar rp10.000 per liter, nilai impor bisa mencapai rp14,4 triliun per tahun yang berarti potensi uang keluar negeri, khususnya ke negara pemasok seperti australia dan selandia baru, cukup besar.

achmad menawarkan beberapa solusi untuk meningkatkan produksi susu dalam negeri, salah satunya adalah meningkatkan dukungan teknologi dan investasi pada peternak lokal.

“pemerintah perlu berinvestasi dalam peningkatan produktivitas peternak susu lokal. misalnya dengan memberikan akses ke teknologi pengolahan susu yang lebih modern, pelatihan teknis, serta dukungan finansial melalui subsidi atau kredit bersubsidi. hal ini akan membantu peternak lokal meningkatkan produksi dan kualitas susu, sehingga mampu bersaing dengan produk impor," jelas achmad. dukungan ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dan kualitas susu lokal agar lebih kompetitif.

selain itu, achmad menyarankan pemerintah memperluas kerjasama dengan koperasi peternak. pemerintah juga bisa menggalakkan konsumsi susu lokal melalui edukasi publik.

“dengan kerjasama yang baik, pemerintah bisa mendapatkan pasokan susu lokal berkualitas dengan harga kompetitif, sekaligus memastikan keuntungan yang adil bagi peternak. ini juga akan membantu menciptakan jaringan distribusi yang lebih efisien,” tambahnya.

Tag
Share