bacakoran.co

Produser 'Believe the Ultimate Battle' Ungkap Tantangan Produksi di JAFF Market 2024, Begini Katanya

Produser 'Believe, the Ultimate Battle' Buka Suara di JAFF Market 2024-Youtube - TNI AD-

BACAKORAN.CO - Rumah produksi Bahagia Tanpa Drama berpartisipasi dalam Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) Market, yang diadakan di booth E26, JEC Yogyakarta, pada 3-5 Desember 2024.

Bahagia Tanpa Drama menyediakan layanan produksi bagi semua rumah produksi dan studio film yang ingin melakukan pengambilan gambar di Indonesia.

Dengan pengalaman yang luas di industri perfilman, berkat produser Celerina Judisari dan sineas Syaiful Wathan, Bahagia Tanpa Drama saat ini sedang mengerjakan film perang berjudul Believe, the Ultimate Battle.

Produser film Believe, the Ultimate Battle mengungkapkan tantangan dalam produksi film perang di JAFF Market 2024.

BACA JUGA:Dwayne Jhnson, Akui Kesulitan Menyanyikan Lagu Hip- Hop Pada Film Moana 2 Ternyata Ini Penyebabnya

BACA JUGA:Film Moana 2 Dikritik! Kritikus Nilai Tidak Sebagus yang Pertama, Tapi Masih Layak untuk Ditonton

Film aksi perang ini direncanakan tayang pada tahun 2025 dan juga dipromosikan di JAFF Market 2024, sebuah acara yang mempertemukan berbagai sektor industri perfilman untuk memperkenalkan bisnis dan proyek-proyek mereka.

Selama pameran di JAFF Market, Bahagia Tanpa Drama menyelenggarakan sesi tentang Manajemen Produksi. Meskipun jarang dibahas, materi yang disampaikan sangat penting dalam proses pembuatan film.

Acara ini dipandu oleh Celerina Judisari dan mengangkat tema "Manajemen Produksi Film Perang," berdasarkan pengalamannya dalam mengerjakan film Kadet 1947 dan Believe, The Ultimate Battle.

Celerina menjelaskan bahwa salah satu tantangan dalam pembuatan film perang adalah mengelola sumber daya yang tersedia, sambil tetap menjaga kualitas dan integritas cerita.

BACA JUGA:Joko Anwar Bocorkan 4 Film Terbarunya, Siap Mengguncang Dunia Perfilman di Tahun 2025!

BACA JUGA:Joko Anwar Gandeng Amazon MGM Studios, Umumkan Film Ke-11 Bergenre Action-thriller: Pengepungan di Bukit Duri

"Bagaimana menyeimbangkan antara pengendalian budget dengan tuntutan otentikasi di film perang, menjadi tantangan tersendiri,” ucapnya dikutip bacakoran.co pada okezone.com.

Selain itu, menyampaikan narasi melalui visual yang sesuai juga merupakan tantangan besar bagi para pembuat film perang.

Produser 'Believe the Ultimate Battle' Ungkap Tantangan Produksi di JAFF Market 2024, Begini Katanya

Kurnia

Kurnia


bacakoran.co - rumah produksi bahagia tanpa drama berpartisipasi dalam jogja-netpac asian film festival (jaff) market, yang diadakan di booth e26, jec yogyakarta, pada 3-5 desember 2024.

bahagia tanpa drama menyediakan layanan bagi semua rumah produksi dan studio film yang ingin melakukan pengambilan gambar di indonesia.

dengan pengalaman yang luas di industri perfilman, berkat produser celerina judisari dan sineas syaiful wathan, bahagia tanpa drama saat ini sedang mengerjakan film perang berjudul believe, the ultimate battle.

believe, the ultimate battle mengungkapkan tantangan dalam produksi film perang di jaff market 2024.

film aksi perang ini direncanakan tayang pada tahun 2025 dan juga dipromosikan di jaff market 2024, sebuah acara yang mempertemukan berbagai sektor industri perfilman untuk memperkenalkan bisnis dan proyek-proyek mereka.

selama pameran di jaff market, bahagia tanpa drama menyelenggarakan sesi tentang manajemen produksi. meskipun jarang dibahas, materi yang disampaikan sangat penting dalam proses pembuatan film.

acara ini dipandu oleh celerina judisari dan mengangkat tema "manajemen produksi film perang," berdasarkan pengalamannya dalam mengerjakan film kadet 1947 dan believe, the ultimate battle.

celerina menjelaskan bahwa salah satu tantangan dalam pembuatan film perang adalah mengelola sumber daya yang tersedia, sambil tetap menjaga kualitas dan integritas cerita.

"bagaimana menyeimbangkan antara pengendalian budget dengan tuntutan otentikasi di film perang, menjadi tantangan tersendiri,” ucapnya dikutip bacakoran.co pada .

selain itu, menyampaikan narasi melalui visual yang sesuai juga merupakan tantangan besar bagi para pembuat perang.

"terlebih kita harus menyajikan visual yang memberikan tingkat keyakinan tinggi akan kebenaran dan fakta, tanpa terjebak menjadi sebuah film dokumenter.” ungkap celerina judisari.

selama acara berlangsung, sesi berbagi ini dihadiri dengan semangat oleh mahasiswa isi yogyakarta, para dosen, serta peserta umum lainnya.

Tag
Share