bacakoran.co - viral di media sosial sebuah di desa bendiljati kulon, kecamatan sumbergempol, kabupaten tulungagung, ludes terbakar pada sabtu (4/1/2025).

insiden tersebut disebabkan aktivitas membakar sampah yang tidak diawasi dengan baik.

terjadi sekitar siang hari saat pabrik dalam kondisi tidak beroperasi.

api dengan cepat membesar karena banyaknya bahan yang mudah terbakar, seperti tumpukan sepah tebu kering, dan melalap bangunan pabrik yang bersifat semi permanen.

petugas dinas pemadam kebakaran dan penyelamatan tulungagung yang menerima laporan langsung mengerahkan tiga unit mobil pemadam kebakaran serta satu truk suplai air untuk memadamkan api.

setelah berjibaku selama dua jam, petugas berhasil mengendalikan api.

namun, pembasahan terus dilakukan untuk mencegah potensi api menyala kembali.

pemilik pabrik gula merah, kamim, mengungkapkan bahwa kebakaran terjadi saat tidak ada aktivitas produksi.

"api pertama kali diketahui oleh tetangga setelah kobaran api membesar. beruntung, mesin produksi tidak ikut terbakar. hanya bangunan dan beberapa peralatan untuk membuat gula merah yang hangus," kata kamim.

kepala seksi operasi pemadam kebakaran tulungagung, bambang pidekso, menyebutkan bahwa kebakaran diduga bermula dari aktivitas membakar sampah yang dilakukan oleh pemilik pabrik.

"pemilik membakar sampah di pojok lokasi pabrik. setelah membakar, ia pergi tanpa memastikan api benar-benar padam," ujar bambang.

meskipun tidak ada korban jiwa maupun luka dalam insiden ini, kebakaran menyebabkan yang ditaksir mencapai rp 100 juta.

bangunan utama pabrik dan sebagian besar alat pendukung produksi hancur total akibat kebakaran ini.

petugas pemadam kebakaran mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati saat melakukan aktivitas yang melibatkan api.

terutama di lokasi yang berisiko tinggi seperti pabrik atau area dengan bahan mudah terbakar.

"pastikan api benar-benar padam sebelum meninggalkan lokasi pembakaran untuk menghindari kejadian serupa," tambah bambang.

kebakaran pabrik gula merah ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan dalam menangani aktivitas yang berpotensi memicu kebakaran, terlebih pada musim kemarau yang meningkatkan risiko penyebaran api.*