bacakoran.co

Merger dengan Honda Kandas! Nissan Siap Balik Badan ke Foxconn?

Menyusul kandasnya rencana merger dengan Honda, Nissan pertimbangkan cari mitra baru di industri otomotif global, salah satu kandidatnya yakni Foxconn.--istimewa

BACAKORAN.CO – Setelah gagalnya rencana merger dengan Honda, Nissan kini mulai mempertimbangkan mitra baru untuk memperkuat posisinya di industri otomotif global.

Salah satu kandidat yang mencuri perhatian adalah Foxconn, raksasa manufaktur asal Taiwan yang tengah agresif mengembangkan bisnis kendaraan listrik.

Menurut laporan Reuters, Foxconn sempat mendekati Nissan pada Desember 2024 dengan tawaran kerja sama di sektor mobil listrik.

Namun, tawaran tersebut ditolak oleh Nissan.

BACA JUGA:Honda Ajukan Syarat, Minta Nissan Lepas dari Renault Sebelum Merger, Ini Alasannya!

BACA JUGA:Geger! Merger Raksasa Otomotif Jepang Honda-Nissan, Toyota Cs Ketar-Ketir?

Namun, peluang kerja sama di masa depan masih terbuka, terutama karena Foxconn saat ini dipimpin oleh Jun Seki, mantan eksekutif senior Nissan yang dulu sempat disebut sebagai calon CEO sebelum akhirnya posisi tersebut diisi oleh Makoto Uchida.

Hingga kini, Foxconn belum memberikan pernyataan resmi mengenai pendekatan ini.

Nissan dan Honda juga enggan berkomentar lebih lanjut dan hanya menegaskan jika mereka akan mengumumkan langkah strategis terbaru pada pertengahan Februari 2025.

Kandasnya Merger Nissan-Honda: Apa yang Terjadi?

BACA JUGA:Mantap Abis Nih! Selain Irit dan Murah Motor Matic Honda Genio dapat Menjadi Pilihan Saat Musim Hujan Loh

BACA JUGA:6 Spesifikasi dan Kelebihan Motor Honda X Kobo Kaneru, Tempilannya Keren Abis Cuy

Sebelumnya, Nissan dan Honda sempat menandatangani nota kesepahaman (MoU) pada Desember 2024 untuk membahas kemungkinan merger di bawah satu perusahaan induk.

Jika terwujud, kesepakatan ini akan menciptakan produsen mobil terbesar ketiga di dunia, membawa perubahan besar dalam industri otomotif global.

Merger dengan Honda Kandas! Nissan Siap Balik Badan ke Foxconn?

Ramadhan Evrin

Ramadhan Evrin


bacakoran.co – setelah gagalnya rencana merger dengan , nissan kini mulai mempertimbangkan mitra baru untuk memperkuat posisinya di industri otomotif global.

salah satu kandidat yang mencuri perhatian adalah , raksasa manufaktur asal taiwan yang tengah agresif mengembangkan bisnis kendaraan listrik.

menurut laporan reuters, foxconn sempat mendekati nissan pada desember 2024 dengan tawaran kerja sama di sektor mobil listrik.

namun, tawaran tersebut ditolak oleh nissan.

namun, peluang kerja sama di masa depan masih terbuka, terutama karena foxconn saat ini dipimpin oleh jun seki, mantan eksekutif senior nissan yang dulu sempat disebut sebagai calon ceo sebelum akhirnya posisi tersebut diisi oleh makoto uchida.

hingga kini, foxconn belum memberikan pernyataan resmi mengenai pendekatan ini.

nissan dan honda juga enggan berkomentar lebih lanjut dan hanya menegaskan jika mereka akan mengumumkan langkah strategis terbaru pada pertengahan februari 2025.

kandasnya merger nissan-honda: apa yang terjadi?

sebelumnya, nissan dan honda sempat menandatangani nota kesepahaman (mou) pada desember 2024 untuk membahas kemungkinan merger di bawah satu perusahaan induk.

jika terwujud, kesepakatan ini akan menciptakan produsen mobil terbesar ketiga di dunia, membawa perubahan besar dalam industri otomotif global.

namun, negosiasi mengalami kebuntuan setelah honda mengusulkan struktur kepemilikan yang menjadikan nissan sebagai anak perusahaan.

nissan menolak proposal tersebut, hingga akhirnya mereka memutuskan mundur dari pembicaraan.

langkah resmi nissan untuk menarik diri dari mou ini dijadwalkan akan disahkan dalam rapat dewan sebelum pengumuman laporan keuangan kuartal ketiga minggu depan.

ke mana arah nissan selanjutnya?

dengan tidak adanya kesepakatan dengan honda, masa depan nissan kini kembali dipertanyakan.

perusahaan sedang dalam fase pemulihan setelah mengalami tantangan berat, termasuk pemutusan 9.000 pekerja dan pemangkasan 20 persen kapasitas produksi global.

kini, nissan mulai membuka diri terhadap kemitraan baru, termasuk dengan perusahaan teknologi.

hal ini dilakukan agar mereka bisa tetap bersaing di era mobil listrik dan kendaraan berbasis perangkat lunak, terutama menghadapi dominasi produsen otomotif asal tiongkok yang berkembang pesat.

Tag
Share