bacakoran.co

Viralnya #KaburAjaDulu, Sekjen Kemendikbudristek Beri Respons Begini!

Respons Sekjen Kemendikbudristek terhadap viralnya #KaburAjaDulu--Tren Opini

BACAKORAN.CO - Penggunaan tagar #KaburAjaDulu yang viral terus meluas di berbagai platform media sosial.  

Hal ini memicu perdebatan di kalangan warganet mengenai sejumlah kebijakan pemerintah.

Sebagian lainnya membagikan informasi peluang kerja, studi, pelatihan, dan magang di luar negeri, serta opsi kerja jarak jauh di perusahaan internasional.

Sebagai respons terhadap tren tagar #KaburAjaDulu yang digagas oleh para lulusan RI, Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Togar M. Simatupang, mengatakan bahwa fenomena ini dapat diinterpretasikan sebagai cerminan daya saing sumber daya manusia Indonesia di luar negeri. 

BACA JUGA:Tragis! Siswa SMK Bandung Tewas di Atas Panggung, Adegan Bunuh Diri Berujung Maut

BACA JUGA:Sarang Penipuan Online Berkedok Kasino! 450 Ditangkap, 5 Bos China Diringkus!

Ia menegaskan kebebasan warga dalam memilih pekerjaan, tetapi mengingatkan akan bahaya jebakan sindikat.

"Sudah terjadi internasionalisasi dan ada kesempatan menjadi warga dunia. Juga menunjukkan daya saing warga Indonesia di luar negeri. Hanya saja perlu kewaspadaan supaya tidak terjebak pada sindikat," kata Togar, dikutip bacakoran.co dari detikEdu, Jumat (21/2/2025).

"Suatu ekspresi kebebasan saja itu dengan istilah kabur aja dulu. Silakan bekerja di mana saja kapan saja dan dengan apa saja. Toh yang berdomisili di Indonesia sendiri bisa bekerja untuk perusahaan internasional. Jadi pekerjaan apapun adalah pilihan," sambungnya.

Secara terpisah, sebelumnya, Radius Setiyawan, pakar cultural studies dari Universitas Muhammadiyah Surabaya, memberikan tanggapan atas pernyataan viral Wamenaker Immanuel Ebenezer mengenai tagar #KaburAjaDulu.

BACA JUGA:Pencuri 5 Suku Emas Milik Azhari di OKU Timur Ternyata Wanita Tetangganya, Ini Tampangnya

BACA JUGA:THR Ojol: Tidak Boleh Bentuk Bingkisan dan Paket Sembako, Harus Uang!

Immanuel mengatakan "Mau kabur, kabur saja lah. Kalau perlu jangan balik lagi," Senin (17/2/2025). 

Radius menilai komentar Immanuel kontraproduktif, karena tak menyentuh akar masalah di balik tagar #KaburAjaDulu.

Viralnya #KaburAjaDulu, Sekjen Kemendikbudristek Beri Respons Begini!

Ayu

Ayu


bacakoran.co - penggunaan tagar #kaburajadulu yang viral terus meluas di berbagai platform media sosial.  

hal ini memicu perdebatan di kalangan warganet mengenai sejumlah kebijakan pemerintah.

sebagian lainnya membagikan informasi peluang kerja, studi, pelatihan, dan magang di luar negeri, serta opsi kerja jarak jauh di perusahaan internasional.

sebagai respons terhadap tren tagar yang digagas oleh para lulusan ri, sekretaris jenderal kementerian pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi (kemendikbudristek), togar m. simatupang, mengatakan bahwa fenomena ini dapat diinterpretasikan sebagai cerminan daya saing sumber daya manusia indonesia di luar negeri. 

ia menegaskan kebebasan warga dalam memilih pekerjaan, tetapi mengingatkan akan bahaya jebakan sindikat.

"sudah terjadi internasionalisasi dan ada kesempatan menjadi warga dunia. juga menunjukkan daya saing warga indonesia di luar negeri. hanya saja perlu kewaspadaan supaya tidak terjebak pada sindikat," kata togar, dikutip dari detikedu, jumat (21/2/2025).

"suatu ekspresi kebebasan saja itu dengan istilah kabur aja dulu. silakan bekerja di mana saja kapan saja dan dengan apa saja. toh yang berdomisili di indonesia sendiri bisa bekerja untuk perusahaan internasional. jadi pekerjaan apapun adalah pilihan," sambungnya.

secara terpisah, sebelumnya, radius setiyawan, pakar cultural studies dari universitas muhammadiyah surabaya, memberikan tanggapan atas pernyataan viral wamenaker immanuel ebenezer mengenai tagar #kaburajadulu.

immanuel mengatakan "mau kabur, kabur saja lah. kalau perlu jangan balik lagi," senin (17/2/2025). 

radius menilai komentar immanuel kontraproduktif, karena tak menyentuh akar masalah di balik tagar.

tagar tersebut merefleksikan kekecewaan generasi muda terhadap kebijakan pemerintah, yang memilih bekerja atau studi di luar negeri.

"ini saya kira justru itu kontraproduktif. ini kaitannya dengan komunikasi pemerintah ke khalayak khususnya ke anak-anak muda harusnya tidak seperti itu. approval rating itu akhirnya membuat orang ragu puas atau tidak, karena di sosial media menggema ," katanya. 

persoalan benar kabur atau tidak itu urusan lain, tapi itu bentuk ekspresi kekecewaan dan yang menjadi perhatian pemerintah," lanjutnya, dikutip dari detikjatim, jumat (21/2/2025).

Tag
Share