bacakoran.co

Iran Nggak Mau Diatur! Menteri Luar Negeri Iran Sentil AS Gara-Gara Masalah Houthi

Menteri Luar Negeri Iran buka suara soal desakan Presiden AS Donald Trump yang minta Iran stop dukung kelompok Houthi di Yaman.--

BACAKORAN.CO - Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat makin panas nih, bro-sis!

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, buka suara soal desakan Presiden AS Donald Trump yang minta Iran stop dukung kelompok Houthi di Yaman.

Jawabannya? Tegas banget!

“AS itu bukan bos kami. Mereka nggak punya hak buat ngatur-ngatur kebijakan luar negeri Iran!” tegas Araghchi lewat akun X (dulu Twitter), Senin (17/3/2025).

BACA JUGA:Israel Terancam Serangan Besar-Besaran dari Houthi Yaman, Jika Gencatan Senjata Gaza Dilanggar!

BACA JUGA:Gencatan Senjata Hanya Ilusi? Israel Gempur Gaza, Houthi Siap Balas Dendam!

Dia juga mengingatkan bahwa era di mana Washington bisa ngatur Iran udah lewat sejak Revolusi Islam tahun 1979.

“Sejak itu, kami jalan sendiri tanpa dikendalikan Barat,” lanjutnya.

Masalah makin memanas setelah Amerika baru-baru ini ngeluncurin serangan udara ke markas Houthi di Yaman.

Serangan itu bikin setidaknya 53 orang tewas, termasuk lima anak-anak. Iran langsung mengecam aksi militer itu dan nyebutnya sebagai “pembunuhan massal terhadap rakyat Yaman”.

BACA JUGA:Cek Daftar Harga Tiket Bus PO Lorena Buat Mudik Lebaran 2025, Jangan Sampai Kantong Jebol!

BACA JUGA:Netizen Was-was Siswa Makin Bodoh dan Tak Berpikir Kritis dari Saran Wapres Gibran Rakabuming Pakai AI

Nggak cuma itu, Araghchi malah balik nyuruh Amerika buat berhenti nyerang rakyat sipil.

“Kalau mau bicara damai, hentikan dulu pembunuhan itu!” ujarnya.

Iran Nggak Mau Diatur! Menteri Luar Negeri Iran Sentil AS Gara-Gara Masalah Houthi

Melly

Melly


bacakoran.co - ketegangan antara iran dan amerika serikat makin panas nih, bro-sis!

menteri luar negeri iran, abbas araghchi, buka suara soal desakan presiden as donald trump yang minta iran stop dukung kelompok .

jawabannya? tegas banget!

“as itu bukan bos kami. mereka nggak punya hak buat ngatur-ngatur kebijakan luar negeri iran!” tegas araghchi lewat akun x (dulu twitter), senin (17/3/2025).

dia juga mengingatkan bahwa era di mana washington bisa ngatur iran udah lewat sejak revolusi islam tahun 1979.

“sejak itu, kami jalan sendiri tanpa dikendalikan barat,” lanjutnya.

masalah makin memanas setelah amerika baru-baru ini ngeluncurin serangan udara ke markas di yaman.

serangan itu bikin setidaknya 53 orang tewas, termasuk lima anak-anak. iran langsung mengecam aksi militer itu dan nyebutnya sebagai “pembunuhan massal terhadap rakyat yaman”.

nggak cuma itu, araghchi malah balik nyuruh amerika buat berhenti nyerang rakyat sipil.

“kalau mau bicara damai, hentikan dulu pembunuhan itu!” ujarnya.

trump sebelumnya bilang, as melakukan “tindakan militer tegas dan kuat” untuk ngelindungin jalur pelayaran internasional di laut merah dari ancaman .

tapi menhan as, pete hegseth, justru makin berapi-api.

dia janji bakal terus serang houthi sampai kelompok itu berhenti ganggu kapal-kapal yang lewat laut merah.

seorang pejabat as juga bilang, operasi militer ini bisa berlanjut berminggu-minggu ke depan. wah, makin runyam ya!

sementara itu, iran nggak tinggal diam. juru bicara kemlu iran, esmaeil baqaei, juga angkat suara.

dia mengecam keras serangan udara as dan menyebutnya sebagai pelanggaran berat terhadap piagam pbb.

houthi sendiri udah menguasai sebagian besar wilayah yaman lebih dari 10 tahun.

mereka dianggap bagian dari "poros perlawanan" pro-iran yang anti-israel dan anti-as.

sejak perang gaza meletus, houthi juga aktif nyerang israel dan kapal-kapal yang lewat laut merah.

komandan garda revolusi iran, hossein salami, juga ikutan komentar.

dia bilang iran nggak bakal nyulut perang, tapi siap kasih respons tegas kalau ada yang mengancam.

“houthi itu perwakilan sah rakyat yaman. mereka ambil keputusan sendiri tanpa campur tangan iran,” tegas salami.

kondisi ini jelas nunjukkin kalau konflik di timur tengah masih jauh dari kata selesai.

iran dan as makin bersitegang, dan dunia pun waspada akan kemungkinan konflik yang lebih besar.

Tag
Share