bacakoran.co

Waduh, Trump Naikkan Tarif Dagang Indonesia Jadi 47 Persen! Ekspor RI Terancam Ambyar!

Pemerintahan Trump kenaian tarif dagang tambahan jadi 47 persen untuk produk impor dari Indonesia yang bisa memukul ekspor Tanah Air ke depan.--istimewa

BACAKORAN.CO - Kabar tak sedap datang dari Negeri Paman Sam.

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menaikkan tarif impor barang dari Indonesia hingga 47 persen!

Kenaikan ini menjadi pukulan telak bagi ekspor RI yang selama ini mengandalkan pasar AS sebagai salah satu tujuan utamanya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang sedang berada di AS menyampaikan kabar ini dalam konferensi pers virtual.

BACA JUGA:Tarif 145% Masih Kurang! Trump Siapkan 'Bom' Baru buat China, Buat Harga Smartphone-Komputer Meledak!

BACA JUGA:Daftar Menteri Delegasi RI Terbang ke AS untuk Negosiasi Tarif Dagang dengan Pemerintahan Trump!

Ia mengatakan jika tarif baru tersebut merupakan hasil penambahan 10 persen dari tarif sebelumnya yang berkisar 10 hingga 37 persen.

"Tambahan 10 persen itu membuat tarif jadi 47 persen. Ini jadi beban baru buat ekspor kita," ujar Airlangga.

Kenaikan ini dipastikan bakal membuat biaya ekspor produk Indonesia ke AS melonjak tajam.

Lebih parahnya lagi, para importir di AS meminta agar biaya tambahan ini tidak hanya mereka tanggung, melainkan dibagi dengan eksportir dari Indonesia.

BACA JUGA:RI Siap 'Tempur'! Delegasi Khusus Terbang ke AS Nego Tarif Dagang Trump, Siapa Saja?

BACA JUGA:Bumerang! Harta Crazy Rich Donatur Trump Boncos Triliunan, Elon Musk Paling Merana!

“Para pembeli minta biaya tambahan itu dibagi. Jadi, eksportir kita juga kena dampaknya,” jelas Airlangga.

Dalam lawatannya, Airlangga ditemani Wamenkeu Thomas Djiwandono dan Mari Elka Pangestu dari Dewan Ekonomi Nasional.

Waduh, Trump Naikkan Tarif Dagang Indonesia Jadi 47 Persen! Ekspor RI Terancam Ambyar!

Ramadhan Evrin

Ramadhan Evrin


bacakoran.co - kabar tak sedap datang dari .

presiden amerika serikat, donald trump, menaikkan dari indonesia hingga 47 persen!

kenaikan ini menjadi pukulan telak bagi ekspor ri yang selama ini mengandalkan pasar as sebagai salah satu tujuan utamanya.

menteri koordinator bidang perekonomian airlangga hartarto yang sedang berada di as menyampaikan kabar ini dalam konferensi pers virtual.

ia mengatakan jika tarif baru tersebut merupakan hasil penambahan 10 persen dari tarif sebelumnya yang berkisar 10 hingga 37 persen.

"tambahan 10 persen itu membuat tarif jadi 47 persen. ini jadi beban baru buat ekspor kita," ujar airlangga.

kenaikan ini dipastikan bakal membuat biaya ekspor produk indonesia ke as melonjak tajam.

lebih parahnya lagi, para importir di as meminta agar biaya tambahan ini tidak hanya mereka tanggung, melainkan dibagi dengan eksportir dari indonesia.

“para pembeli minta biaya tambahan itu dibagi. jadi, eksportir kita juga kena dampaknya,” jelas airlangga.

dalam lawatannya, airlangga ditemani wamenkeu thomas djiwandono dan mari elka pangestu dari dewan ekonomi nasional.

mereka tengah bernegosiasi dengan pemerintahan trump dan menargetkan kesepakatan bisa tercapai dalam waktu 60 hari ke depan.

tak hanya soal tarif, pemerintah ri juga menawarkan solusi barter dagang.

salah satunya adalah dengan menambah pembelian energi dari as--minyak mentah, lpg, dan bbm senilai lebih dari us$10 miliar atau sekitar rp168 triliun, seperti disampaikan menteri esdm bahlil lahadalia.

“kita geser saja sumber impor migas dari timur tengah ke as, tanpa menambah kuota impor atau beban apbn,” terang bahlil.

langkah ini diambil untuk menyeimbangkan neraca perdagangan antara kedua negara agar indonesia tidak terus disasar tarif tinggi.

namun, strategi ini tetap menimbulkan kekhawatiran, terutama terkait dampaknya pada ekspor jangka panjang indonesia.

data badan pusat statistik (bps) menunjukkan jika neraca dagang ri-as masih surplus, mencapai us$3,13 miliar per februari 2025, dan sebesar us$16,84 miliar sepanjang 2024.

namun dengan tarif baru yang tinggi, keuntungan tersebut bisa terkikis habis jika tidak segera ditemukan titik temu dalam negosiasi.

“ini cuma strategi dagang. kita bebas pilih sumber mana pun, asalkan untung dan aman,” tutup bahlil.

Tag
Share