bacakoran.co

Perundungan PPDS Menghawatirkan, Uya Kuya Ungkap 2 Bullying Mengerikan: Dipukul dan Bayarin Clubbing Senior

Uya Kuya Ungkap Dua Kasus Perundungan di Dunia PPDS Kedokteran --Detik.com

BACAKORAN.CO - Surya Utama atau Uya Kuya selaku anggota Komisi IX DPR ungkap adanya kasus perundungan atau bullying di Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS).

Uya bahkan ungkap adanya tindakan dari dokter senior yang minta untuk dibayarkan Clubbing.

Semua fakta yang dibedakan oleh Uya Kuya ini terungkap dalam rapat kerja sama Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin di DPR RI.

Kasus pertama yang diungkap Uya Kuya adalah mantan dokter PPDS, Wildan Ahmad Furqon.

BACA JUGA:3 Tersangka Kasus Bullying dr Aulia PPDS Anestesi Undip Masih Aktif Bekerja, Keluarga Ungkap Kekecewaan

BACA JUGA:Kasus Perundungan dr Aulia Risma, KATI Bekukan Kelulusan Tersangka Dokter PPDS Undip

"Kasus pertama ada Wildan Ahmad Furqon mantan dokter PPDS di Bandung RSHS yang keluar, sampai keluar dari dr spesialis ortopedi karena mengalami perundungan fisik," kata Uya Kuya dalam rapat tersebut, seperti dilihat Bacakoran.co dari Merdekadotcom, Kamis (1/5/2025).

Ia mengungkapkan dosa yang dilakukan oleh seniornya untuk Wildan saat itu berdiri dengan satu kaki, merangkak bahkan mengangkat kursi lipat selama 1 jam sampai membayar senior untuk clubbing.

"Tiap malam harus berdiri dengan satu kaki sampai 3 jam, disuruh push up, jalan jongkok, merangkak, terus dia harus angkat kursi lipat yang ada mejanya selama 1 jam, disuruh bayarin servis mobil senior, disuruh bayarin clubbing," ungkapnya.

ia juga membeberkan jika Wildan harus mengeluarkan uang 500 juta selama 3 semester dan wildan sempat dihukum menginap di RS dan dipukuli karena menemani istrinya untuk melahirkan.

BACA JUGA:3 Tersangka Tewasnya dr Aulia Risma Dicekal untuk Tidak Pergi ke Luar Negeri, Pelaku Berpotensi Bertambah?

BACA JUGA:Terungkap Tiga Identitas dan Tampang Tersangka Kasus Kematian Bully PPDS UNDIP dr Aulia Risma Lestari

"Biaya entertain yang dikeluarkan dari seorang Wildan sampai Rp 500 juta untuk 3 semester. Dan semester 1 dia harus menyediakan seperti tas Doraemon yang isinya bisa sampai 20 biji untuk kebutuhan senior," jelasnya.

"Dan intinya adalah karena dia sempat pulang karena harus istrinya melahirkan, dia sampai dihukum satu bulan nginep di RS nggak boleh ke mana-mana, dan sampai RS didorong, ditampar, dipukul, dan setelah speak up sampai sekarang malah dia nggak ada tindak lanjut dari RS dan kampus untuk selesaikan masalah," lanjut Uya Kuya.

Perundungan PPDS Menghawatirkan, Uya Kuya Ungkap 2 Bullying Mengerikan: Dipukul dan Bayarin Clubbing Senior

Yanti D.P

Yanti D.P


bacakoran.co - surya utama atau uya kuya selaku anggota komisi ix dpr ungkap adanya kasus perundungan atau bullying di program pendidikan dokter spesialis (ppds).

uya bahkan ungkap adanya tindakan dari dokter senior yang minta untuk dibayarkan clubbing.

semua fakta yang dibedakan oleh uya kuya ini terungkap dalam rapat kerja sama menteri kesehatan, budi gunadi sadikin di dpr ri.

kasus pertama yang diungkap uya kuya adalah mantan dokter ppds, wildan ahmad furqon.

"kasus pertama ada wildan ahmad furqon mantan dokter ppds di bandung rshs yang keluar, sampai keluar dari dr spesialis ortopedi karena mengalami perundungan fisik," kata uya kuya dalam rapat tersebut, seperti dilihat bacakoran.co dari , kamis (1/5/2025).

ia mengungkapkan dosa yang dilakukan oleh seniornya untuk wildan saat itu berdiri dengan satu kaki, merangkak bahkan mengangkat kursi lipat selama 1 jam sampai membayar senior untuk clubbing.

"tiap malam harus berdiri dengan satu kaki sampai 3 jam, disuruh push up, jalan jongkok, merangkak, terus dia harus angkat kursi lipat yang ada mejanya selama 1 jam, disuruh bayarin servis mobil senior, disuruh bayarin clubbing," ungkapnya.

ia juga membeberkan jika wildan harus mengeluarkan uang 500 juta selama 3 semester dan wildan sempat dihukum menginap di rs dan dipukuli karena menemani istrinya untuk melahirkan.

"biaya entertain yang dikeluarkan dari seorang wildan sampai rp 500 juta untuk 3 semester. dan semester 1 dia harus menyediakan seperti tas doraemon yang isinya bisa sampai 20 biji untuk kebutuhan senior," jelasnya.

"dan intinya adalah karena dia sempat pulang karena harus istrinya melahirkan, dia sampai dihukum satu bulan nginep di rs nggak boleh ke mana-mana, dan sampai rs didorong, ditampar, dipukul, dan setelah speak up sampai sekarang malah dia nggak ada tindak lanjut dari rs dan kampus untuk selesaikan masalah," lanjut uya kuya.

kemudian selain kasus wildan ini, ia juga ungkap adanya perundungan ppds di kampus yogyakarta dan ini dialami oleh mantan ppds, dr marcel.

"masalah kedua untuk di ugm yaitu ppds ortopedi, dr marcel yang saat itu dia alami hal yang sama, kurang lebih ada yang namanya parade setiap malam. di situ ada penghakiman seperti push up, sit up, dilemparin botol, dipukul, ditampar, sampai dipersekusi di ruangan sempit dipukuli beramai-ramai atas perintah kepala senior resident," tutur dia.

korban disebutkan uya kuya ini harus menyiapkan mobil seperti innova untuk dokter spesialis bahkan segala kebutuhan dokter tersebut harus ditanggung oleh dr marcel.

"dan pernah juga dia yang memukuli adalah yang sekarang mantu dari rektor, dan ini dokter marcel sudah pernah speakup di tempat saya juga, dan dia juga bilang suka disuruh menyiapkan mobil setara innova cuma untuk jemput dr dr spesialisnya, dan di dalam mobil itu harus ada makanan dan semua kebutuhan makan senior harus dipenuhi. dan sampai dr marcel dia harus keluar juga dari pendidikannya," sebutnya.

uya pun menyayangkan masih adanya kasus-kasus perundungan ppds. padahal, indonesia tengah membutuhkan banyak dokter spesialis. "bayangkan di mana negara kita butuh sekali namanya dr spesialis, tapi mereka yang ingin sekolah ya harus sekolah setelah keluarkan biaya ratusan juta tapi sia-sia," imbuhnya.

Tag
Share