bacakoran.co

Skandal Ponpes Al Zaytun: Mantan Santri Bantah Tudingan dan Menceritakan Pengalaman Mereka

 BACAKORAN.CO - Kontroversi Ponpes Al Zaytun yang melibatkan Panji Gumilang terus memanas. Namun, sebuah penegasan penting datang dari seorang mantan santri bernama Muhamamd Ikhsan, yang membantah tudingan yang tengah berkembang terhadap almamaternya. Dalam sebuah wawancara di acara "Catatan Demokrasi" di TV One, Ikhsan menegaskan bahwa yang terlibat dalam demonstrasi pembelaan terhadap Ponpes Al Zaytun bukanlah alumni atau santri. Menurutnya, wajah-wajah yang terlihat lebih mirip "Mas Ken zaman dulu". Dia menegaskan bahwa yang terlibat adalah orang-orang di luar yang mencari dana untuk Al Zaytun, dan mengkonfirmasi bahwa informasi tersebut diperkuat oleh NII (NII). BACA JUGA : Luar Biasa Pemda Kabupaten Ini Siapkan Rp 5 Milyar Untuk Beasiswa Warganya

6 Tahun Diajarkan Syariat

Ikhsan juga memaparkan bahaya penayangan berita ini di televisi nasional. Dia mengungkapkan bahwa saat peristiwa Shalat Idul Fitri, mengungkapkan keheranannya terhadap kondisi saat ini di Al Zaytun. "Saya bukan membela Panji Gumilang," kata Ikhsan dengan tegas, namun dia ingin menjelaskan bahwa tuduhan yang di tuduhkan pada banyak hal sangat keliru. Dia meminta untuk memisahkan antara Al Zaytun dan NII. Ikhsan menyatakan bahwa para santri tidak memahami tentang NII. Meskipun beberapa orang tua mereka memiliki keterkaitan dengan NII. Ia menjelaskan bahwa di angkatannya, ada pembagian antara santri dalam (yang berada di lingkungan pesantren) dan santri luar (yang tinggal di luar pesantren). Ikhsan menunjukkan ijazahnya dan berusaha meluruskan bahwa tidak ada ajaran yang menyimpang selama enam tahun dia belajar di Ponpes tersebut. Meskipun dia mengakui bahwa beberapa santri adalah anak dari orang-orang NII, dia menegaskan bahwa mereka bukanlah penganut ajaran tersebut. "Saya adalah orang pertama yang mempertanyakan kondisi seperti ini kepada Panji Gumilang," ujarnya setelah mengetahui cara Shalat Idul Fitri yang di tampilkan di Ponpes tersebut. Ikhsan mengungkapkan bahwa ia bersekolah di Al Zaytun selama enam tahun, dari tahun 2000 hingga 2006. Sebelumnya, Ken Setiawan, mantan pengurus Ponpes Al Zaytun, telah mengungkapkan fakta-fakta terbaru mengenai kesesatan yang terjadi di Ponpes Panji Gumilang. "Dalam banyak hal, Mas Ken keliru. Harus dipisahkan antara Al Zaytun dan NII," tegas Ikhsan yang menyangkal pernyataan Ken yang menyalahkan para santri di Al Zaytun. Ikhsan menjelaskan bahwa Al Zaytun berada di bawah YPI (Yayasan Pesantren Indonesia) dan menyatakan bahwa santri pada masa dia

Skandal Ponpes Al Zaytun: Mantan Santri Bantah Tudingan dan Menceritakan Pengalaman Mereka

yudi sumeks

yudi sumeks


 bacakoran.co - kontroversi ponpes al zaytun yang melibatkan panji gumilang terus memanas. namun, sebuah penegasan penting datang dari seorang mantan santri bernama muhamamd ikhsan, yang membantah tudingan yang tengah berkembang terhadap almamaternya. dalam sebuah wawancara di acara "catatan demokrasi" di tv one, ikhsan menegaskan bahwa yang terlibat dalam demonstrasi pembelaan terhadap ponpes al zaytun bukanlah alumni atau santri. menurutnya, wajah-wajah yang terlihat lebih mirip "mas ken zaman dulu". dia menegaskan bahwa yang terlibat adalah orang-orang di luar yang mencari dana untuk al zaytun, dan mengkonfirmasi bahwa informasi tersebut diperkuat oleh nii (nii). baca juga :

6 tahun diajarkan syariat

ikhsan juga memaparkan bahaya penayangan berita ini di televisi nasional. dia mengungkapkan bahwa saat peristiwa shalat idul fitri, mengungkapkan keheranannya terhadap kondisi saat ini di al zaytun. "saya bukan membela panji gumilang," kata ikhsan dengan tegas, namun dia ingin menjelaskan bahwa tuduhan yang di tuduhkan pada banyak hal sangat keliru. dia meminta untuk memisahkan antara al zaytun dan nii. ikhsan menyatakan bahwa para santri tidak memahami tentang nii. meskipun beberapa orang tua mereka memiliki keterkaitan dengan nii. ia menjelaskan bahwa di angkatannya, ada pembagian antara santri dalam (yang berada di lingkungan pesantren) dan santri luar (yang tinggal di luar pesantren). ikhsan menunjukkan ijazahnya dan berusaha meluruskan bahwa tidak ada ajaran yang menyimpang selama enam tahun dia belajar di ponpes tersebut. meskipun dia mengakui bahwa beberapa santri adalah anak dari orang-orang nii, dia menegaskan bahwa mereka bukanlah penganut ajaran tersebut. "saya adalah orang pertama yang mempertanyakan kondisi seperti ini kepada panji gumilang," ujarnya setelah mengetahui cara shalat idul fitri yang di tampilkan di ponpes tersebut. ikhsan mengungkapkan bahwa ia bersekolah di al zaytun selama enam tahun, dari tahun 2000 hingga 2006. sebelumnya, ken setiawan, mantan pengurus ponpes al zaytun, telah mengungkapkan fakta-fakta terbaru mengenai kesesatan yang terjadi di ponpes panji gumilang. "dalam banyak hal, mas ken keliru. harus dipisahkan antara al zaytun dan nii," tegas ikhsan yang menyangkal pernyataan ken yang menyalahkan para santri di al zaytun. ikhsan menjelaskan bahwa al zaytun berada di bawah ypi (yayasan pesantren indonesia) dan menyatakan bahwa santri pada masa dia
Tag
Share