bacakoran.co - menjelang hari raya , banyak umat muslim mulai menjalankan amalan ibadah di bulan .
salah satu ibadah yang sangat dianjurkan adalah sunah dzulhijjah, terutama selama 9 hari pertama, mulai dari tanggal 1 hingga 9.
namun, bagaimana jika seseorang tidak mampu melaksanakannya secara penuh atau tidak berurutan?
apakah tetap boleh dan berpahala?
hukum puasa dzulhijjah tidak penuh dan tidak berurutan, jawabannya adalah boleh.
menurut ulama, seperti syekh zakaria al-anshari dalam kitab asna al-mathalib, puasa sembilan hari pertama bulan dzulhijjah hukumnya sunah, bukan wajib.
artinya, ibadah ini sangat dianjurkan, tetapi tidak berdosa jika tidak dilakukan secara penuh atau tidak berurutan.
misalnya, jika hanya mampu berpuasa di tanggal 1, 5, dan 9 saja, maka tetap sah dan berpahala. yang penting, niat puasa dilakukan karena allah dan dijalankan dengan ikhlas sesuai kemampuan.
tentu saja, akan lebih utama bila bisa berpuasa selama 9 hari berturut-turut sebagai bentuk kesungguhan meraih keutamaan yang dijanjikan allah dan rasul-nya.
keutamaan puasa di awal dzulhijjah
puasa di 10 hari pertama bulan dzulhijjah memiliki keutamaan luar biasa. rasulullah saw bersabda:
“tidak ada hari-hari yang amal salehnya lebih dicintai allah dibanding sepuluh hari pertama dzulhijjah. berpuasa pada siangnya seperti puasa selama satu tahun, dan salat pada malam harinya setara dengan salat di malam lailatul qadar.” (hr tirmidzi)
dalam hadits lain, hafshah ra berkata bahwa rasulullah saw tidak pernah meninggalkan empat amalan, salah satunya adalah puasa di sepuluh hari dzulhijjah. (hr ahmad dan an-nasa’i)
dua hari puasa yang paling utama
bagi yang tidak bisa berpuasa selama 9 hari penuh, dua hari paling utama untuk tidak dilewatkan adalah:
1. puasa tarwiyah (8 dzulhijjah)
rasulullah menyebut puasa tarwiyah bernilai seperti puasa satu tahun.
niat puasa tarwiyah:
nawaitu shouma tarwiyata sunnatan lillahi ta’ala
(saya niat puasa sunnah tarwiyah karena allah ta’ala)
2. puasa arafah (9 dzulhijjah)
inilah puncak keutamaan puasa sunah sebelum idul adha. rasulullah bersabda:
“puasa arafah menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” (hr muslim)
niat puasa arafah:
nawaitu shouma arafata sunnatan lillahi ta’ala
(saya niat puasa sunnah arafah karena allah ta’ala)
jika hanya mampu berpuasa satu hari, utamakanlah puasa arafah.
niat puasa dzulhijjah secara umum
karena ini termasuk puasa sunah, niatnya dapat dilakukan dari malam hari hingga sebelum zawal (tergelincir matahari), asalkan belum makan atau melakukan hal yang membatalkan puasa.
niat puasa dzulhijjah (1–7 dzulhijjah):
nawaitu shouma syahri dzil hijjati sunnatan lillahita’ala
(saya niat puasa sunah dzulhijjah karena allah ta’ala)
jadwal puasa dzulhijjah 1446 h / 2025 m
berdasarkan sidang isbat kemenag ri
- 1 dzulhijjah 1446 h: rabu, 28 mei 2025
- puasa dzulhijjah (1–7): 28 mei – 3 juni 2025
- puasa tarwiyah (8 dzulhijjah): rabu, 4 juni 2025
- puasa arafah (9 dzulhijjah): kamis, 5 juni 2025
- idul adha (10 dzulhijjah): jumat, 6 juni 2025
perlu diingat, puasa pada 10 dzulhijjah (idul adha) serta pada hari tasyrik (11–13 dzulhijjah) diharamkan, yaitu pada 6–8 juni 2025.