bacakoran.co - seorang bocah laki-laki berusia delapan tahun menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh teman sebayanya di kediamannya di kota bekasi.
kejadian mengerikan ini dibenarkan oleh ibu korban, yang hanya akan disebut sebagai rw untuk melindungi identitasnya.
rw mengetahui peristiwa memilukan ini dari kakak korban, seorang pengemudi ojek online (ojol), yang baru pulang bekerja.
korban, yang akan kita sebut sebagai c, diduga telah mengalami sodomi sebanyak dua kali oleh pelaku, yang akan kita sebut sebagai y.
"awalnya, saya tahu dari anak pertama saya," ungkap rw dalam wawancara di bekasi pada senin, 9 juni 2025.
"katanya, c dilecehkan secara seksual oleh y. saya kemudian bertanya langsung kepada c, dan dia mengakui apa yang terjadi."
pengakuan c membuka tabir gelap dari sebuah kejahatan yang jauh lebih besar daripada yang awalnya diperkirakan.
rw mengungkapkan bahwa y diduga telah melakukan pelecehan seksual terhadap sembilan anak laki-laki di bawah umur delapan tahun.
awalnya, rw hanya mengetahui empat korban, namun jumlah tersebut meningkat menjadi sembilan, termasuk c, yang berasal dari berbagai wilayah di luar lingkungan tempat tinggal rw.
"setahu saya, awalnya ada empat korban," jelas rw. "tapi belakangan, saya tahu ada sembilan korban, dan mereka berasal dari luar lingkungan saya."
kejadian ini semakin menyayat hati karena c awalnya enggan menceritakan pengalaman traumatisnya kepada ibunya.
ketakutan dan rasa malu membuatnya bungkam setelah pelecehan pertama.
baru setelah y kembali melakukan tindakan bejatnya, c memberanikan diri untuk menceritakan semuanya kepada rw.
saat pelecehan pertama terjadi, terdapat tiga saksi mata yang merupakan teman sebaya c dan y.
ketiga anak ini kemudian memberitahukan kakak c, yang selanjutnya melaporkan kejadian tersebut kepada rw.
"kejadian itu dilihat oleh tiga teman mereka," terang rw. "ketiga teman itu kemudian memberi tahu kakak c, dan kakak c melaporkannya kepada saya."
tanpa menunggu waktu lama, rw langsung mendatangi kediaman pelaku pada hari berikutnya, berharap dapat menemukan solusi dan mencegah kejadian serupa terulang.
kedatangannya bersama dengan suaminya bertujuan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan dan mencari jalan tengah.
"saya pergi ke rumah pelaku bersama suami saya untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan dan mencari penengah," jelas rw.
"ayah pelaku awalnya ragu-ragu, tetapi ibunya sudah mengetahui kejadian ini sejak kamis, 5 juni 2025."
akibat trauma yang dialaminya, c mengalami luka fisik dan mental yang mendalam.
"sekarang anak saya trauma dan ketakutan," kata rw dengan suara bergetar. "dia terakhir kali diancam oleh pelaku, dan jika menolak, akan ditampar. dia mengalami sakit di area duburnya, dan badannya juga panas."
setelah kejadian tersebut, rw segera melaporkan kasus ini ke polres metro bekasi kota dan mendapatkan pendampingan dari dinas pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak (dp3a) kota bekasi.
"hari itu juga, besoknya saya ke polres dan diminta untuk visum," ungkap rw. "hasil visum membuktikan adanya luka di duburnya dan pelecehan seksual. saya juga didampingi oleh dp3a."
kasus ini menyoroti betapa pentingnya perlindungan anak dan pengawasan yang ketat terhadap lingkungan sekitar.
perilaku predator seksual seperti y harus dihentikan dan dihukum seberat-beratnya agar tidak ada lagi korban yang mengalami penderitaan serupa.
keberanian rw dalam melaporkan kasus ini patut diapresiasi, dan diharapkan kasus ini dapat menjadi pembelajaran bagi semua orang tua untuk lebih waspada dan melindungi anak-anak mereka dari kejahatan seksual.
dukungan dari pihak berwajib dan lembaga perlindungan anak sangat penting untuk memberikan keadilan bagi korban dan mencegah terulangnya peristiwa serupa di masa depan.
semoga c dan para korban lainnya dapat segera pulih dari trauma yang mereka alami dan mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan untuk menjalani hidup yang lebih baik.
kasus ini juga menjadi pengingat bagi kita semua untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang pencegahan dan penanganan pelecehan seksual terhadap anak.
pendidikan seksualitas yang tepat dan terbuka di lingkungan keluarga dan sekolah sangat penting untuk melindungi anak-anak dari bahaya pelecehan seksual.