Usia 20-an dapat Berisiko Serangan Jantung? Begini Penjelasan Medisnya
Usia 20-an dapat Berisiko Serangan Jantung? --Freepik
Proses penumpukan kolesterol di arteri menyebabkan pengerasan dan penyempitan pembuluh darah, dikenal sebagai aterosklerosis.
Ketika arteri menjadi kaku, risiko terbentuknya gumpalan darah meningkat, yang dapat memicu stroke atau serangan jantung.
“Seiring waktu, terjadi penebalan dan pengerasan arteri akibat penumpukan kolesterol, yang disebut aterosklerosis. Ketika arteri menyempit dan kaku, gumpalan darah lebih mudah terbentuk.”
Tak hanya itu, kebiasaan merokok juga berkontribusi terhadap gangguan lain seperti gangren dan kanker. Sayangnya, banyak yang mengira bahwa dampak buruk rokok hanya berlaku bagi perokok berat.
“Mungkin ada yang mengira bahwa dampak buruk rokok hanya terjadi pada perokok berat. Padahal, faktanya orang yang merokok ringan, hanya satu atau dua batang rokok, juga memiliki risiko tinggi. Perokok pasif juga sama berbahayanya.”
Meski berhenti merokok membawa dampak positif, hasilnya tidak langsung terlihat.
Butuh waktu bertahun-tahun untuk menurunkan risiko penyakit jantung ke level yang sama dengan orang yang tidak pernah merokok.
“Dibutuhkan sekitar 10 hingga 15 tahun setelah berhenti merokok agar risiko penyakit jantung turun ke tingkat yang sama dengan seseorang yang tidak pernah merokok. Itulah mengapa lebih baik berhenti sekarang daripada menunggu.”
2. Obesitas
BACA JUGA: 6 Cara Jitu Menjaga Kesehatan Jantung Sejak Usia Muda, Remaja Wajib Paham!
BACA JUGA:Cobain Detoks Teh Ketumbar ala dr. Zaidul Akbar untuk Atasi Perut Kembung & Jaga Kesehatan Jantung
Obesitas sering kali dianggap sepele, padahal dampaknya terhadap kesehatan jantung sangat serius.
Kelebihan berat badan membuat jantung bekerja ekstra keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
“Obesitas adalah faktor risiko penyakit jantung yang mudah terabaikan, padahal efeknya fatal. Berat badan berlebih membuat jantung harus memompa lebih keras.”
Dalam jangka panjang, kondisi ini menyebabkan penebalan otot jantung atau hipertrofi, yang membuat jantung lebih rentan terhadap gangguan.
Selain itu, obesitas juga memicu lonjakan kadar gula darah, tekanan darah, dan kolesterol—tiga faktor utama pemicu penyakit jantung.