bacakoran.co

Hamas Atur Harga dan Pajak di Gaza? Laporan Reuters Ungkap Fakta Mengejutkan

Hamas atur harga dan pajak di Gaza? laporan reuters ungkap fakta mengejutkan-Ilustrasi -

BACAKORAN.CO - Situasi di Jalur Gaza kembali menjadi sorotan dunia internasional.

Di tengah gencatan senjata yang telah berlangsung sejak 10 Oktober, muncul laporan bahwa kelompok Hamas perlahan memperluas kendalinya atas wilayah tersebut.

Kondisi ini menjadi pembahasan hangat karena bertolak belakang dengan janji mereka sebelumnya untuk menyerahkan kekuasaan sebagai bagian dari rencana perdamaian yang diusulkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Informasi terbaru yang dihimpun Reuters menunjukkan bahwa dinamika politik dan keamanan di Gaza semakin rumit.

BACA JUGA:Miris! WHO Bongkar Gaza Masih Kelaparan Parah Meski Ada Gencatan Senjata, Ini Penyebabnya!

Belasan warga Gaza memberikan kesaksian bahwa Hamas kini semakin aktif mengatur berbagai aspek kehidupan sehari-hari, mulai dari harga kebutuhan pokok hingga kebijakan perpajakan.

Hal ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah Hamas benar-benar siap melepas kendali, atau justru sedang menguatkan posisinya?

Sejumlah warga lokal menuturkan bahwa Hamas kini mulai mengatur harga barang, termasuk harga ayam dan kebutuhan pokok lainnya.

Lebih jauh, kelompok tersebut juga disebut telah menetapkan pajak terhadap rokok serta sejumlah barang impor swasta seperti bahan bakar.

BACA JUGA:Israel Bombardir Gaza Lagi, Bantuan Kemanusiaan Terhenti di Perbatasan Rafah

Setelah pasukan Israel meninggalkan beberapa wilayah pascagencatan senjata, Hamas bergerak cepat mengambil alih area tersebut.

Mereka menindak keras warga Palestina yang dituduh berkolaborasi dengan Israel atau melakukan kriminalitas lainnya.

Puluhan warga bahkan dilaporkan tewas dalam proses tersebut.

Menurut 10 warga Gaza yang diwawancarai Reuters termasuk tiga pedagang situasi ini membuat Hamas terlihat semakin dominan.

Hamas Atur Harga dan Pajak di Gaza? Laporan Reuters Ungkap Fakta Mengejutkan

Melly

Melly


bacakoran.co - situasi di jalur gaza kembali menjadi sorotan dunia internasional.

di tengah gencatan senjata yang telah berlangsung sejak 10 oktober, muncul laporan bahwa kelompok hamas perlahan memperluas kendalinya atas wilayah tersebut.

kondisi ini menjadi pembahasan hangat karena bertolak belakang dengan janji mereka sebelumnya untuk menyerahkan kekuasaan sebagai bagian dari rencana perdamaian yang diusulkan presiden amerika serikat, donald trump.

informasi terbaru yang dihimpun reuters menunjukkan bahwa dinamika politik dan keamanan di gaza semakin rumit.

belasan warga gaza memberikan kesaksian bahwa hamas kini semakin aktif mengatur berbagai aspek kehidupan sehari-hari, mulai dari harga kebutuhan pokok hingga kebijakan perpajakan.

hal ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah hamas benar-benar siap melepas kendali, atau justru sedang menguatkan posisinya?

sejumlah warga lokal menuturkan bahwa hamas kini mulai mengatur harga barang, termasuk harga ayam dan kebutuhan pokok lainnya.

lebih jauh, kelompok tersebut juga disebut telah menetapkan pajak terhadap rokok serta sejumlah barang impor swasta seperti bahan bakar.

setelah pasukan israel meninggalkan beberapa wilayah pascagencatan senjata, hamas bergerak cepat mengambil alih area tersebut.

mereka menindak keras warga palestina yang dituduh berkolaborasi dengan israel atau melakukan kriminalitas lainnya.

puluhan warga bahkan dilaporkan tewas dalam proses tersebut.

menurut 10 warga gaza yang diwawancarai reuters termasuk tiga pedagang situasi ini membuat hamas terlihat semakin dominan.

para pedagang mengaku takut menerima denda atau hukuman apabila menjual barang dengan harga yang dianggap terlalu tinggi.

menanggapi laporan tersebut, kepala kantor media pemerintahan hamas, ismail al-tawabta, menyatakan bahwa informasi mengenai pajak rokok dan bahan bakar tidak akurat.

ia menegaskan bahwa hamas tidak menaikkan pajak apa pun.

menurutnya, kegiatan administratif yang dilakukan hamas bertujuan untuk menjaga stabilitas selama masa transisi sambil melakukan “upaya keras” mengendalikan harga dan mencegah kekacauan di gaza.

ia juga kembali menegaskan bahwa hamas siap menyerahkan kekuasaan kepada pemerintahan teknokratis baru jika rencana transisi resmi ditetapkan.

“tujuan kami adalah memastikan proses transisi berjalan lancar,” ujar al-tawabta.

rencana perdamaian yang didorong oleh presiden donald trump mencakup pembentukan pemerintahan sementara, perlucutan senjata hamas, pengerahan pasukan keamanan internasional, hingga rekonstruksi besar-besaran di gaza.

namun, proses untuk mewujudkan semua itu masih tertunda dan belum menemui titik terang.

sikap hamas yang tampak semakin mempertahankan kekuasaan membuat pihak internasional ragu apakah kelompok tersebut benar-benar mau melepaskan peran politik dan militernya.

seorang juru bicara departemen luar negeri as bahkan menyatakan bahwa perkembangan terbaru di gaza menjadi bukti mengapa hamas “tidak bisa dan tidak akan” kembali memerintah gaza.

disebutkan pula bahwa pemerintahan baru di gaza hanya dapat terbentuk jika rencana trump telah disetujui oleh perserikatan bangsa-bangsa (pbb).

dengan dinamika politik yang terus berubah, masa depan jalur gaza masih penuh tanda tanya.

di satu sisi, masyarakat mendambakan stabilitas dan pemerintahan baru yang lebih transparan.

di sisi lain, situasi di lapangan menunjukkan bahwa hamas belum sepenuhnya siap melepaskan kendali.

gencatan senjata seolah menjadi jeda yang penuh tekanan, bukan hanya bagi warga yang ingin kembali hidup normal, tetapi juga bagi aktor politik yang tengah memperjuangkan posisinya.

yang jelas, dunia terus memantau perkembangan gaza.

apakah transisi damai yang dijanjikan benar-benar terjadi? ataukah hamas akan semakin mengokohkan kekuasaannya?

Tag
Share