Adapun mitos atau pantangan ini mungkin berasal dari tradisi atau kepercayaan yang berkembang di masyarakat.
Seperti halnya mitos atau pantangan lainnya, kita sebaiknya tidak terlalu mempercayainya jika tidak ada dasar yang kuat atau penjelasan yang ilmiah.
Dalam kehidupan nyata, banyak kasus pernikahan antara anak pertama dengan anak ketiga yang berjalan bahagia dan harmonis.
Ini membuktikan bahwa urutan kelahiran dalam keluarga tidak menjadi faktor yang menentukan keberhasilan hubungan.
BACA JUGA:Waiting List Hingga 24 Tahun, Calon Jamaah Haji Pelembang 2024 Dihimbau Segera Melapor
Yang terpenting adalah kedewasaan dan komitmen untuk menjalani kehidupan berumahtangga yang bahagia.
Dalam menentukan pasangan hidup, sebaiknya kita fokus pada kesamaan minat, kompatibilitas, dan rasa saling mencintai.
Terlepas dari mitos atau fakta, penting bagi setiap individu untuk menghormati keputusan dan pilihan hidup sesama manusia.
Setiap orang memiliki hak untuk memilih pasangannya sendiri, berdasarkan rasa cinta dan kecocokan masing-masing.