BACAKORAN.CO - Sakaratul maut adalah momen kritis yang menguji keimanan seseorang.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi beberapa kejadian dan pengalaman yang dialami oleh manusia ketika roh atau nyawa mereka dicabut dari tubuh melalui proses sakaratul maut.
Kita akan mencari pemahaman yang lebih dalam tentang mpertahankan keimanan mereka dalam menghadapi bagaimana setan mencoba untuk menggoyahkan keimanan kita pada saat-saat genting ini.
serta bagaimana seseorang dapat mempertahankan keimanan mereka dalam menghadapi sakaratul maut.
Setan dan Upayanya untuk Menghilangkan Keimanan
Dalam sebuah hadis yang menggambarkan momen sakaratul maut, kita belajar bahwa setan yang dilaknat oleh Allah datang untuk menggoda seseorang yang sedang menghadapi kematian.
BACA JUGA:Bagaimana Mendidik Anak yang Sudah Dewasa Agar Menurut? Ini Kata Ustadz Adi Hidayat
Setan ini duduk di atas kepala orang tersebut dan berusaha menghilangkan keimanan mereka. Mereka mencoba menggoda dengan pernyataan bahwa Tuhan itu ganda, agar orang tersebut mengucapkan kalimat yang bisa menghancurkan keimanan mereka.
Imam Abu Hanifah, seorang tokoh ulama, mengingatkan bahwa meninggalkan syukur atas iman, ketakutan akan kematian, dan berbuat zalim terhadap sesama adalah dosa-dosa yang berpotensi merenggut keimanan seseorang.
Ini adalah pengingat penting bahwa seseorang harus menjaga imannya dan selalu ingat kepada Allah dalam semua aspek kehidupan mereka.
Salah satu momen berat yang dialami oleh mayit adalah rasa haus yang tak terlupakan. Setan menggunakan rasa haus ini untuk mencoba merayu mayit agar mengingkari keimanan mereka.
Mereka datang dengan membawa air, dan jika mayit mengaku tidak ada Tuhan selain Allah, setan akan memberi air. Namun, jika mayit tidak bersikap tegas dalam mempertahankan keimanannya, setan akan mencoba menggoda mereka.
BACA JUGA:Setan Ketakutan ! Inilah Kekuatan Dzikir ‘Lailahaillallah wahdahula syarikalah’
Keberanian dalam Menjaga Keimanan
Ada kisah yang menginspirasi tentang Abu Zakaria Zaid, seorang sahabat yang menghadapi sakaratul maut.
Meskipun ia kesulitan untuk mengucapkan kalimah shahadat pada awalnya, ia akhirnya berhasil mempertahankan keimanan mereka dan menolak ajakan setan. Ini adalah contoh keberanian dan tekad dalam menjaga keimanan pada saat-saat genting.
Proses Mencabut Nyawa
Ketika malaikat maut akan mencabut nyawa seseorang, ada beberapa interaksi menarik yang terjadi. Pertama, sakaratul maut itu sendiri memberikan respons terhadap tindakan malaikat maut.
Mereka mencoba mempertanyakan legitimasi malaikat tersebut. Namun, akhirnya, dengan bukti yang diberikan Allah, roh itu tunduk pada perintah-Nya.
Selanjutnya, ada interaksi menarik antara malaikat maut dan berbagai bagian tubuh seseorang. Mata, telinga, tangan, kaki, dan bahkan pusar memberikan "pendapat" mereka tentang tindakan malaikat maut.
Mereka mencoba memberikan alasan untuk tidak dicabutnya nyawa seseorang. Ini menggambarkan proses unik yang terjadi saat seseorang berada dalam sakaratul maut.