Di antaranya, gerakan kejar tanam, meningkatkan indeks pertanaman, dan provitas, berdasarkan mapping wilayah kekeringan.
Kemudian perluasan areal tanam padi bagi kabupaten potensial ditanam saat musim kering dengan saprodi, pompa, dan sumur. Lalu benih sebagai kompensasi terkena puso dan iklim ekstrim, wilayah pasang surut, rawa lebak, lahan kosong atau nganggur, kab/kota agar segera CPCL.
“Kami juga mengusung pertanian presisi: skala ekonomi, polygon dashboard TIK, saprodi tepat, alsin hulu-hilir, drone, ramah lingkungan, efisiensi biaya input melalui pemanfaatan pupuk organik, hayati, pestisida nabati, elisitor biosaka, Plant Growth Promoting Rhizobacter (PGPR) dan lainnya,” beber Suwandi.(*)
Kategori :