Kepala BPBD Kabupaten Sragen, Raden Triono Putra, memberikan respons yang cepat dan tanggap terhadap situasi ini. Dia memberikan imbauan kepada warga untuk menjaga diri dan melaporkan kondisi darurat jika diperlukan.
Selain itu, Triono juga mengingatkan warga tentang potensi bahaya pohon yang roboh, yang dapat membahayakan pengguna jalan dan rumah-rumah di sekitarnya.
Pemangkasan ranting pohon yang berpotensi roboh adalah langkah yang diambil untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Kerugian materiil yang ditimbulkan oleh hujan es dan angin kencang ini cukup signifikan. Dari data yang dihimpun oleh BPBD Sragen, sebanyak 137 rumah mengalami kerusakan ringan.
BACA JUGA:Hujan Guyur Brunei, Rizky Ridho Siapkan Sepatu Pull Besi
Kerusakan ringan ini meliputi genteng rusak dan kerusakan pada fasilitas rumah tangga lainnya. Sedangkan dua rumah lainnya mengalami kerusakan berat akibat peristiwa ini.
Selain kerusakan pada bangunan, pohon-pohon yang tumbang juga menimpa beberapa rumah. Kondisi ini menambah kerugian yang dialami oleh warga Sragen.
Perbaikan dan renovasi rumah yang rusak akan memakan biaya yang tidak sedikit. Genteng yang rusak juga memerlukan perbaikan, dan pemilik rumah harus mengeluarkan uang untuk memperbaiki kerusakan ini.
Kerugian materiil yang diperkirakan mencapai Rp 137 juta adalah beban yang cukup besar bagi warga setempat.
Meskipun kerugian materiil ini cukup besar, yang lebih penting adalah bahwa tidak ada korban jiwa yang dilaporkan terkait dengan peristiwa ini.
BACA JUGA:Antisipasi dan Persiapan Terhadap Tertundanya Awal Musim Hujan di Indonesia
Ini menunjukkan tingkat kesigapan dan tanggap dari warga Sragen dan instansi terkait dalam menghadapi bencana alam yang jarang terjadi seperti hujan es ini.
Langkah-langkah pencegahan seperti pemangkasan ranting pohon yang berpotensi roboh juga meminimalkan risiko cedera bagi warga.
Pemerintah daerah Kabupaten Sragen, melalui BPBD, telah memberikan respons yang cepat terhadap peristiwa ini. Mereka telah melakukan pemantauan dan pendataan kerusakan yang dialami oleh warga setempat.
Selain itu, mereka juga memberikan bantuan dan bimbingan kepada warga yang terdampak. Hal ini mencakup pemangkasan ranting pohon yang berpotensi roboh dan perbaikan sementara pada bangunan yang rusak.
Pemerintah daerah juga telah menyiapkan dana untuk membantu warga yang terdampak mendapatkan kembali kehidupan mereka.