Untuk mencegah insiden serupa di masa depan, langkah-langkah ketegasan perlu diambil oleh semua pihak terkait, baik sekolah, orang tua, maupun komunitas.
Pertama, sekolah harus menjadikan pembinaan karakter sebagai bagian dari kurikulum mereka. Hal Ini dapat mencakup pelatihan untuk guru dalam mengelola perilaku siswa, mengatasi konflik, dan memahami masalah psikologis yang mungkin memengaruhi siswa tersebut.
Selain itu, sekolah juga dapat mengajarkan program-program ekstrakurikuler yang mendukung pembinaan karakter, seperti klub debat, kegiatan sosial, atau kelas kepemimpinan.
Orang tua juga memiliki peran besar dalam mencegah insiden serupa karna mereka harus aktif terlibat dalam pendidikan anak-anak mereka dan memberikan dukungan yang kuat dalam pembinaan karakter.
Komunikasi yang terbuka dan penuh empati antara orang tua dan anak sangat penting. Orang tua harus menjadi contoh yang baik dalam perilaku mereka sendiri dan mengajarkan anak-anaknya tentang pentingnya respek, tanggung jawab, dan pengendalian diri.
BACA JUGA:SAH! Kampanye Boleh Fasilitas Pemerintah-Pendidikan. Larang Keras Tempat Ibadah?
Selain itu, komunitas juga dapat berperan dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pembinaan karakter. Kegiatan komunitas seperti program mentoring, lokakarya, dan seminar tentang pembinaan karakter dapat membantu individu muda mengembangkan keterampilan sosial dan moral mereka.
Kasus perkelahian antara siswa dan guru di Dusun Selatan harus dijadikan pelajaran berharga bagi semua pihak terkait.
Ini adalah pengingat bahwa pendidikan tidak hanya tentang pengetahuan, tetapi juga tentang pembentukan karakter yang baik.
Melalui mediasi yang bijak dan upaya bersama dalam membina karakter siswa, kita dapat mencegah insiden serupa di masa depan dan menciptakan generasi yang lebih baik dan lebih berempati.(*)