BACAKORAN.CO – Langkah Bupati Musi Rawas, Sumatera Selatan Hj Ratna Machmud untuk menghentikan pelayanan Rumah Sakit (RS) dr Sobirin terbilang super nekad.
Setelah sebelumnya mendapat protes dari ratusan tenaga honorer rumah sakit bersejarah itu yang terancam kehilangan pekerjaan, kini terungkap fakta jika, rumah sakit pegganti yaitu RSUD Pangeran M Amin di Kecamatan Muara Beliti belum memiliki izin.
Tak hanya itu, Pembangunan RSUD Pangeran M Amin ternyata elum 100% selesai sehingga belum memadai untuk memberikan pelayanan.
Dikutip dari Linggaupos.co.id, Ketua Bapemperda DPRD Kabupaten Mura, H Alamsyah A Manan mengatakan, Bupati Musi Rawas harusnya tidak memaksakan kehendak memindahkan pelayanan RS dr Sobirin ke RSUD Pangeran M Amin.
BACA JUGA:Nah Loh! Rumah Sakit Bersejarah Ini Bakal Jadi Pusat Grosir Jika Dihibahkan Tak Bersama Alat Medis
Menurut Alamsyah, kondisi bangunan RSUD Pangeran M Amin belum selesai 100 persen. Belum lagi soal izin, menurut Alamsyah RS Pangeran M Amin belum ada izin operasional.
Menurutnya untuk mengurus izin itu dibutuhkan waktu yang tidak sebentar, terlebih jika memerlukan persetujuan pihak lain di luar Pemda Mura.
“Bisa butuh waktu berbulan-bulan,”katanya.
Padahal kata dia, jika pelayanan RS dr Sobirin dihentikan terhitung 30 November 2023, artinya saat itu juga RSUD Pangeran M Amin siap memberikan pelayanan kesehatan.
“Apa mungkin belum ada izin RSUD Pangeran M Amin bisa melayani pasien. Kalau menurut saya, akan makan waktu lebih lama untuk menyelesaikan izin itu,” ujar Alamsyah penuh tanya.
BACA JUGA:SK Bupati Soal Rencana Penutupan Rumah Sakit Bersejarah Dianggap Blunder! Ratusan Honorer ‘Melawan’
Lain halnya kata Alamsyah, jika Bupati Musi Rawas hanya memindahkan RS dr Sobirin ke gedung baru di Kecamatan Muara Beliti. Tidak butuh waktu lama untuk mengurus perubahan izin lokasi pelayanan.
Namun kata dia berdasarkan SK Bupati Mura, Bupati mengintruksikan menghentikan pelayanan di RS dr Sobirin per 30 November 2023
Sementara itu mengenai pegawai Rumah Sakit (RS) dr Sobirin Bupati Hj Ratna Machmud memastikan tidak di-PHK atau diberhentikan setelah operasionalnya dipindah ke RSUD Pangeran M Amin.
Saat ini total keseluruhan pegawai RS dr Sobirin tercatat 260 orang. Mereka masih akan menjalankan tugas saat RSUD Pangeran M Amin mulai beroperasi.
BACA JUGA:Waduh, Rumah Sakit Besejarah Ini Bakal Ditutup, Ratusan Tenaga Honornya Ketar Ketir
“Jangan resah tidak ada yang akan diberhentikan (pegawai RS dr Sobirin),” tegas Hj Ratna Machmud.
Bupati meminta pemindahan operasional RS dr Sobirin tidak menjadi polemik. Para honorer juga diminta tidak resah karena khawatir akan diberhentikan.
Bupati Hj Ratna Machmud menjelaskan operasional RS dr Sobirin diberhentikan mulai 30 November 2023.
Selanjutnya akan direlokasi ke RS Pangeran Muhammad Amin yang saat ini pembangunannya terus dikebut.
BACA JUGA:Kasihan! Sriwijaya FC Digusur PSMS usai Banding Ditolak, Ini Klasemen Terbaru Grup 1
Selama proses pemindahan, menurut Bupati Hj Ratna Machmud pasien RS dr Sobirin akan dititipkan di 2 rumah sakit di Kota Lubuklinggau.
Kedua rumah sakit tersebut yakni RS AR Bunda dan RSUD Siti Aisyah Lubuklinggau. “Bulan Desember 2023 itu RS dr Sobirin tidak terima pasien lagi, pasien kita titipkan ke RSUD Siti Aisyah ataupun RS Ar Bunda,” terangnya.
Diketahui, RSUD Pangeran M Amin sendiri telah diresmikan oleh Gubernur Sumsel H Herman Deru. (*)